Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuuuhh (jawab salam wajib)😆. Maaf ya kalo ngaretnya lama bgt😑. Sorry for Typo..
____________________________________
"Gue masuk dulu ya kak. Thanks sebelumnya."
"Iya sama-sama."
Jawab Rifki dengan senyum malu-malu khasnya.Speaker di kelas membunyikan suara merdunya. Artinya pembelajaran akan segera dimulai.
15 menit kemudian datang seorang guru berparas amat cantik bernama bu Sundari, ia merupakan guru IPA favorit di sekolah ini.
"Assalamualaikum anak-anak."
"Waalaikumsalam bu."
"Ada yang tidak hadir hari ini."
"Iqbal fajar bu." Jawab Alif
Difa lalu menoleh ke arah kursi dibelakang Caca. Benar saja kursi itu kosong tak berpenghuni, sendiri bak seseorang ditinggal kekasih hati yang senantiasa menemaninya (curhat:v).
"Kenapa dia tidak masuk?" Tanya bu Sundari lagi.
"Sakit bu. Sakit perut katanya."
"Hah, sakit perut? Jangan-jangan gara-gara gue tonjok kemaren lagi" gumam Difa dalam hatinya.
Sepanjang pelajaran Fisika, Difa tak bisa berkonsentrasi sama sekali, ia terus memikirkan keadaan Iqbal. Entah karena merasa bersalah atau karena Difa emang care sama Iqbal.
Bel tanda pulang sekolah berbunya. (Etdah cepet amat-_-)
Difa memutuskan untuk pergi ke rumah Iqbal. Ia berjalan dengan langkah super cepat. Ia tak meu merepotlan Rifki sekarang.
Ternyata percuma mau Difa jalan secepat kilat, mau pake jurus melesat ala vampire di sinetron GGS dulu pun tetap saja Rifki bisa mengejarnya."Buru-buru amat Dif?"
"Eh, mm iya kak gue mau jenguk temen dulu. Kakak pulang duluan ajah gue bisa sendiri kok."
"Emang mau jengukin siapa?"
"Mmm.. Iqbal."
"Oh mau jengukin dia toh, jadi gue gak boleh ikut nih. Pake ngendap-ngendap kaya maling ayam segala. Yaudah sana, gue ngambek!" Ucap Rifki sambil menekut wajah tampannya seperti anak kecil yang sedang ngambek.
"Hehe. Cep cep cep jangan ngambek dong tayang."
"Eh keceplosan gue". Difa menutup mulutnya rapat-rapat mengutuk mulut embernya."Pokoknya kalo gak boleh ikut ifki tetep ngambek adjah titik" masih dengan gaya sok polos Rifki mencoba mengabaikan perubahan wajah Difa akibat keceplosan mengucapkan "tayang" tadi
"Mmm. Yodah kakak boleh ikut deh. Tapi jangan ngambek yah. Nanti gantengnya ilang."
"Emang gue ganteng?"
"Eh. Gak yang ganteng dedek ifki yang tadi. Lo gak."
"Ngeles mulu lo mah, yaudah yuk lah."
Akhirnya Rifki mengantarkan Difa kerumah Iqbal. Difa menjelaskan secara detail letak rumah Iqbal. Ia tau rumah Iqbal karena dulu teman SMPnya dulu ada yang sekomplek dengan Iqbal. Rifki membelokan motornya ke minimarket sebelum komplek Iqbal.
"Loh, mau ngapain kak?"
"Jadi lo mau jengik orang sakit dengan tangan kosong?"
"Hehe. Iya juga sih."
Rifki dan Difa pun masuk ke minimarket membeli parsel buah. Ya sebenarnya Rifki yang membelinya karena 100% uangnya dari Riki. Karena memang Rifki yang melarang Difa membayarnya.
Motor Rifki kembali melaju dengan kecepatan sedang bahkan bisa dibilang lambat, lebih lambat dari biasanya.
Mungkin di lelah. Atau hanya ingin berlama-lama dengan Difa. Hanya Rifki dan Allah yang tau."Iqbal sakit apa?" Tanya Rifki memecah keheningan.
"Gue juga kurang tau. Katanya sih sakit perut, gara-gara kemaren gue tonjok kali ya?"
"Hehe, jadi lo mau jenguk Iqbal karena merasa bersalah."
"Upss. Ketauan gue. Hehe."
"Ada-ada ajah lo ih. Bikin gue..."
"Eh itu rumahnya Iqbal." Difa memotong omongan Rifki. Ia menunjuk sebuah rumah minimalis bercat hijau dengan halaman penuh bunga warna-warni.
Rifki segera memarkirkan motornya. Lalu melangkah menuju rumah yang berpenghuni Iqbal tersebut.
Difa mengetuk pintu kayu rumah itj dengan lembut. Tok tok tok. "Assalamualaikum."
Selang beberapa detik kemudian.
"Waalaikumsalam." Seorang wanita paruh baya membuka pintu tersebut dengan senyum ramah menghias wajahnya.
"Siang tante. Maaf mengganggu. Iqbalnya ada?"tanya Difa.
"Mm, nak Difa ya. Mari masuk. Ada apa nak. Iqbal nakal lagi ya?"
Ya, mamanya Iqbal memang tau kalo Iqbal suka menjaili Difa. Karena beliau pernah dipanggil ke sekolah waktu SD dan SMP gara-gara kenakalan putranya itu pada Difa.
"Enggak kok tante. Difa cuma mau jenguk Iqbal. Katanya Iqbal sakit ya Tan."
"Oh, iya sekarang dia masih tidur. Mari tantr antar kekamarnya."
"Lo duluan ajah Dif. Maaf tan, saya mau numpang ke toilet sebentar."
"Toiletnya dibelakang nak, lurus saja."
" iya. Makasih tan."
Rifki lalu bergegas ke belakang. Sedangkan Difa dan mama Iqbal menuju ke lantai atas tempat dimana kamar Iqbal berada.
Cklek. Suaa knop pintu yang dibuka mama Iqbal. Terlihat seseorang sedang tidur dibawah selimut yang cukup tebal. Ya dia lah Iqbal Fajar Permana. Wakil ketua kelas X IPA 3 SMA Pertiwi (lengkap amat ya:v)
"Bal, bangun nak."
Ucap mama Iqbal sambil menggoyang-goyanglan tubuh Iqbal."Ada apa ma? Bale masih pusing."
"Bal, lihat siapa yang datang."
Iqbal pun membuka sebagian selimug yang menutupi wajahnya dengan malas. Saat ia tau siapa yang datang, ia langsung duduk sambil mengerjapkan matanya beberapa kali seperti tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Tante keluat dulu ya Dif."
"Iya tan."
Setelah mama Iqbal pergi Difa lalu dudum ditepi tempat tidur Iqbal dan meletakan keranjang buahnya diatas nakas.
"Sakit apa lo Bal, sampe gak berangkat sekolah?"
"Cuma pusing ajah plus males."
"Lo gak boles gitu dong, ketinggalan pelajaran loh."
" emang tadi materinya apa ajah?"
" mm. Apa ajah yah? Kom gue jadi amnesia gini. Hehe."
"Eh yang masuk sekolah juga kagak tau materinya apa, eh ngapain lo kesini, baru sehari gak ketemu ajah udah kangen lo sama gue."
"Dih geer lo....."
Belum sempat Difa melanjutkan perkataannya pintu kamar Iqbal kembali terbuka.
____________________________________Akhirnya ada waktu buat next:v
Jangan lupa voment yah😊.
Kalo komentnya banyak nanti cpt ku next😂😂😂
Terima Kasih😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuma DARE?
Teen FictionSemua berawal dari MOS yang kurang menyenangkan, Ditambah para OSIS yang senang melihat adik kelasnya susah.. Bagaimana kah nasib seorang gadis jutek bernama Adifa?