PROLOG

7.2K 576 41
                                    

"Aku menyukaimu, Sunbae."

Lisa tersenyum saat mengingat apa yang pernah ia katakan pada kakak seniornya lima bulan yang lalu itu.

"Apa yang sedang kau tertawakan, hmm?"

Lisa terkesiap dari lamunannya dan mengalihkan pandangannya pada pria yang kini sedang mengelus pucuk kepalanya dengan lembut.

Lisa beranjak merangkul lengan pria itu dan menyandarkan bahunya pada pria itu.

"Tidak ada. Hanya mengingat saat aku pertama kali menyatakan cinta padamu, Oppa."

Pria itu hanya tersenyum mendengarnya dan memilih untuk melanjutkan aktivitas mencatatnya.

Pandangan Lisa mengelilingi sekitar taman kampus. Senyuman semakin mengembang saat pandangan para mahasiswa di taman itu kini menatap ia dan pria disampingnya saat ini.

Kim Namjoon,
Siapa yang tidak kenal dengan pria ini. Senyum dimplenya yang bisa membuat para wanita luluh karenanya. Belum lagi julukan sexy brain melekat dalam dirinya. Sifatnya yang ramah pada semua orang juga menjadi nilai plus bagi wanita untuk menyukai pria ini.

Tak terkecuali Lalisa Park,
Gadis cantik yang memiliki wajah bak boneka ini, yang merupakan mahasiswa semester 3 di kampus yang sama di tempat Namjoon juga berkuliah.

Gadis itu jatuh cinta pada seniornya itu berkat sikap ramahnya pada gadis itu setelah dirinya dan Namjoon berada di kegiatan yang sama.

Dan pada saat itu juga Lisa menyatakan cintanya pada pria itu dan sangat Lisa tidak sangka bahwa Namjoon yang menerimanya begitu saja.

Berita kencan mereka tentu saja langsung menyebar hampir ke seluruh isi kampus dan pastinya membuat patah hati beberapa mahasiswi yang merupakan penggemar Namjoon.






Lisa mengerutkan keningnya saat di dapatinya bahwa apartement Namjoon yang terbuka. Pikiran-pikiran buruk mulai menyerang pikiran Lisa dan dengan cepat membuka pintu itu lebih lebar lalu menutupnya.

"Oppa..."

Panggilnya cukup keras dan pandangannya yang mengelilingi apartement Namjoon. Lisa hampir tercekat saat melihat bagaimana bentuk apartement pria itu.

Berantakan dan banyak-banyaknya serpihan vas bunga dan gelas yang berserakan.

"Oppa..."

Lisa semakin memanggil Namjoon dengan khawatir, takut terjadi apa-apa dengan pria itu.

Langkahnya sampai di kamar pria itu dan tidak menemukannya disana. Perhatian Lisa terarah pada pintu kamar mandi yang terbuka. Dengan cepat, Lisa beranjak menuju kamar mandi dan seketika itu juga Lisa hampir saja berteriak melihat apa yang ada di hadapannya saat ini.

"O-Oppa..." Panggilnya lemah dan Lisa yang sudah jatuh terduduk di lantai. Ia bahkan menutup mulutnya dan menahan tangisnya saat ini.

"Lisa, kau sudah datang?"

"O-Oppa, ke-kenapa, ba-bagaimana--"

"Ah, ini. Kudengar Mingyu akhir-akhir ini sering mengganggumu. Aku hanya memberikannya sedikit pelajaran. Mungkin dengan memotong salah satu tangannya agar dia tidak lagi menyentuhmu sembarangan."

Lisa menahan teriakan saat kapak yang dipegang oleh Namjoon mendarat mulus dan memotong bagian lengan kanan pria bernama Mingyu itu yang sudah terbujur kaku di lantai kamar mandi itu.

"Hah, begini lebih baik. Setidaknya dia tidak akan menyentuhmu sembarangan."

Namjoon melempar sembarangan kapak yang ia pegang dan beralih menatap Lisa dan beranjak mendekat pada gadis itu.

Melihat Namjoon yang mendekat padanya, Lisa spontan memundurkan tubuhnya dan menatap Namjoon ketakutan.

"O-Oppa, kumohon. Jangan sakiti aku."

"Hey, siapa yang akan menyakitimu? Aku mencintaimu. Bagaimana aku bisa menyakiti gadis yang kucintai?"

Namjoon menangkup wajah Lisa dengan kedua tangannya yang telah berlumur darah.

"Kau milikku dan tidak akan yang bisa memilikimu selain diriku."

--To Be Continued--


For my dear kesayanganku bangtanpinkteen
Ini cerita yang kamu minta ya sayang, baru prolog dan smoga aja kamu suka.

Dan readers setiaku, aku bawa cerita baru nih. Smoga kalian bisa meresapi(?) adegan kekerasannya, karena akupun jga baru pertama kali buat genre dengan cerita sperti ini.

Vote dan commentnya juseyooo
Nanti aku juga bkal private kok cerita ini so plz don't be a siders

[Republish: 01 Jan 2020]

two sides ❌ namliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang