Flashback II

1.4K 25 4
                                    

Berhari-hari bahkan berminggu-minggu tidak datang kabar lagi dari Iqbal. Dasar anak gajelas. Tiba-tiba muncul, entah dengan niat apa, lalu menghilang.
Bikin penasaran, bikin bingung, bikin rindu.

Daripada nungguin kabar yang tidak tentu datang mending kita ceritain tentang kenangan-kenangan indah, kenangan masa SMA. Kenangan persahabatan. Kenangan cinta?

💟💟💟

Februari 2012

Semakin hari Aurel semakin dekat sama teman-teman kelasnya. Ia merasa nyaman dikelilingi mereka. Walaupun banyak cowo yang suka naksir, ngejek, gangguin.

Dari satu sisi Aurel ngerasa risih sama sikap mereka terhadapnya. Dari sisi lain ia menikmatinya. Seru juga sih dapat perhatian extra. Merasa di anggap, bukan seperti di perancis dimana Aurelia bukan siapa siapa.

Di sekolahnya di ujung sana hanya sebatas orang yang tau keberadaanya, paling teman2 sekelas, guru2 dan mungkin beberapa siswa dari kelas sebelah yang ia pernah bertukar kata.

Kini rasanya sesekolah kenal dengan gadis keturunan perancis. Sampai anak2 SMP yang belajar di satu gedung suka menyapanya walaupun Aurel tidak mengenal nama mereka.

Banyak yang mengenalnya tapi tidak ada yang tau siapa dia sebenarnya. Tidak tau tentang kesukaanya, kelemahannya, hal yang ia takuti, hal ia impikan. Dan tidak ada yang tau tentang rasa yang ia pendam di dalam hati. Untuk saat ini Aurel juga tidak mengingin untuk memberi tau siapa-siapa. Belum sekarang. Ia belum menemui seseorang yang ia percayai sepenuhnya untuk cerita. Cukup Allah yang tau karena Allah pendengar terbaik.

***

Aurelia's Diary:

5 Februari 2012:

Today I was asked to give a French lesson because the actual teacher couldn't come. There were only 6 students in the class but it's fine. They asked me about any kind of things. And one of the most important questions in their eyes I guess was: "Kamu punya pacar disana?"
Mau ketawa aku. No, ga punya. Ga pernah punya. Dan ga akan punya.

"Pasti ga di izinin Mama." Irsyad's commentary who suddenly sat in the class telling us he had to work on his korean task. While he could do it anywhere else. -> Alibi (a new expression I learned). Sok tau, emang harus ya pengen punya pacar. "Ga, Mama ga pernah ngelarang. Tapi aku yang ga mau. Kan pacaran tuh ga boleh dalam Islam."

Somehow the others were impressed by this answer.
"Woy keren li." Biasa aja kali.
For me it's like the most natural thing that having a boyfriend is a total no go! To be honest I was kind of shocked it didn't seem to be like that for the others. While they were going to an islamic school, living in an islamic environment. While me: the only muslim I know in my school or environment except my parents and some mosque friends.

Jika takdir berkata lain...Where stories live. Discover now