FWY - 20

5.3K 360 4
                                    

Makan malam keluarga Ericsa berlangsung dengan khusyuk. Kali ini ada dua member baru di sana, Kayla dan Althair.

Komplit. Walaupun tidak ada Ericsa sendiri di sana.

"Papa nggak jadi ke sini, Bang? Udah malem ini. Katanya mau makan bareng, ini makanannya udah pada habis." tanya Saviola kepada Althair.

"Sabar yah, mungkin ada urusan mendadak."

Saviola cemberut. Padahal sudah lumayan lama ia tidak bertemu dengan Ericsa. Terakhir kali adalah bulan lalu, ketika Ericsa masuk rumah sakit.

Walaupun Ericsa dan Ranti sudah berpisah sejak lama, namun mereka berusaha melakukan yang terbaik. Tidak ada pertengkaran. Semuanya sama seperti saat mereka bersama dahulu. Hanya saja sudah tidak tinggal bersama.

Sesuatu yang diawali dengan baik, maka harus diakhiri dengan baik pula.

Ranti berhasil merealisasikan itu. Dulu, saat ia memutuskan untuk menikah dengan Ericsa, semuanya baik, tidak ada paksaan sama sekali.

Hingga Ranti merasa tidak nyaman dengan Ericsa yang selalu mengutamakan pekerjaan. Tak ada yang lebih penting dari pekerjaan, menurut mantan suaminya itu.

Bagi sebagian orang, itu wajar. Apalagi bagi pecinta uang, itu sangatlah wajar. Tapi tidak bagi Ranti. Akhirnya dia mengajukan cerai.

"Saviola, don't be sad. Papa cari uang untuk kamu, kalau nggak kerja gimana bisa belanja kayak tadi. Iya nggak, ma?"

Ranti tersenyum. "Iya dong. Kalau Papa nggak kerja, yang biayain kita siapa dong? Bisnis mama nggak akan cukup tau."

Mau tak mau Saviola tersenyum. Benar juga. Ini demi kebaikannya. "Oke-oke. Saviola paham kok."

"Gitu dong."

Sedari tadi Kayla hanya menjadi penonton, dia tidak memiliki hak sedikit pun untuk ikut ke dalam masalah keluarga Ericsa.

Tangannya yang berada di bawah meja makan tiba-tiba digenggam. Kayla sedikit terkejut melihat tangan besar yang menggenggamnya.

Samudera tidak memakai gelang apapun, tentu saja itu bukan Samudera.

"Kenapa Bang?" Kayla berbisik pelan.

"Kenapa diem aja dari tadi?" tanya Althait dengan suara yang berbisik pula.

"Nggak apa-apa." Kayla berdehem sembari melirik tangan mereka membuat genggaman mereka akhirnya terlepas.

Setelah itu tangan Kayla bergerak ke samping kiri. Mencubit gemas lengan bawah cowok di sebelahnya yang asik menikmati capcay dan ayam goreng keduanya.

Tapi Samudera terlalu asik sehingga tidak merasakan cubitan itu. Kayla semakin gemas dan mencubit Samudera sekali lagi.

"Kenapa sayang?"

"Lama banget makannya. Lihat tuh semuanya udah pada bubar kamu masih asik."

Samudera mengedarkan pandangannya. Benar saja, hanya mereka berdua yang ada di sana.

"Kok aku nggak ngerasa sih?"

"Baru aja. Kamu sih, terlalu khusyuk makannya."

Bukannya berhenti, Samudera melanjutkan lagi aksinya. Kali ini sebelah kakinya dinaikkan di atas kursi. Posisi ternyaman, menurutnya.

"Kebiasaan kakinya,"

"Yeu biarin!"

Tak lama kemudian ponsel Althair berdering membuat Kayla curi-curi pandang ke arah handphone.

Namun Samudera segera mengambil handphonenya dan segera bangkit.

"Siapa sih? Selingkuhan kamu ya?" selidik Kayla.

Fall With You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang