Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Rata-rata, para penghuni apartmen Arkan sudah tidur. Tetapi, dia belum.
"Kakak ngeselin banget sih. Katanya jam 10 udah pulang. La ini udah tengah malam, gabalik-balik," gerutu Arkan, sambil bolak balik berjalan mengelilingi sofa. Dia mengacak acak rambut hitamnya yang ikal. Dia sudah bosan menunggu kakaknya. Matanya sudah mulai capek, dan dia ingin segera bertemu dengan kasurnya yang empuk.
Arkan mendengar suara langkah-langkah kecil, lalu diikuti sebuah suara.
"Meow..."
Hah? Kucing? Masa di lantai 2 ada kucing?
Arkan berjalan mendekati sumber suara. Ternyata benar, ada kucing yang telah mengambil alih balkonnya. Arkan membenarkan kacamatanya, seakan akan tidak percaya. Kucing itu duduk manis di teras balkon, sambil melihat-lihat sekitarnya. Arkan mengulurkan tangannya, dan mengelus kucing berwarna putih itu.
"Hai pus... Kamu dari mana?"
Kucing itu mengusap-usap kepalanya ke lengan arkan. Arkan tersenyum, lalu menggendong kucing tersebut. Kucing itu lumayan terasa berat, dan bulu-bulunya yang lebat membuatnya terlihat sangat gendut.
Arkan melihat ke atas. Tanpa ia sadari, ada tali yang terbuat dari seprei-seprei mengulurkan diri ke balkon Arkan.
Hah? Tali? Dari seprei? Kayak rapunzel aja...
Tali-tali itu bergerak sedikit, lalu diikuti oleh seorang perempuan cantik berambut coklat muda menurunninya. Matanya yang hijau emerald bersinar dibawah bulan purnama. Perempuan itu menggenakan baju piyama tidur berwarna biru donker dengan gambar gambar kucing. Sudah jelas bahwa perempuan itu amat sangat menyukai kucing dari penampilannya. Dengan santainya, ia lompat dari pembatas balkon ke lantai teras. Arkan menatap perempuan itu, sedikit terkagum. Perempuan itu melihat ke arah kucing yang digendong oleh Arkan, lalu sedikit panik.
"Miki!" teriak perempuan itu, dan merengut kucing itu dari genggaman Arkan. "Siapa kamu? Apa urusanmu dengan kucing-kucingku?" tanya perempuan berambut sebahu itu ke Arkan, sambil menjauh sedikit.
"Loh? Bukannya aku yang harus tanya itu?" jawab Arkan. "Siapa kamu? Apa urusanmu disini?"
Mata perempuan itu sedikit menyipit, seperti sedang mencurigai Arkan. Dia mengeratkan pelukannya ke Miki lalu berkata, "Kamu... Mesti tadi mau nyulik Miki ya? Jujur aja.... Soalnya mau jujur atau gak tetep aku laporin ke satpam."
Arkan mengerutkan dahinya. "Kayaknya kebalik deh. Harusnya, aku yang laporin kamu soalnya kamu masuk ke are-"
Kruyuk kruyuk... Arkan berhenti berbicara setelah mendengar suara dari perut perempuan itu. Wajahnya sedikit memerah, lalu ia menundukkan pandangannya.
"Kamu belum makan ya..."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Upstairs
Teen FictionApa yang akan kamu lakukan jika menemukan tetanggamu di balkon apartemenmu? a. Berteriak b. Menculiknya c. Telepon Polisi d. Lempar Dia Ke Bawah Atau.... e. Berteman Dengannya Ini adalah kisah Arkan dan Mayang, dari pertemuan mereka di balkon, hingg...