Resensi Novel Peter

13.6K 48 4
                                    

Masuk Lebih Dalam Kehidupan Peter

Judul Buku        : Peter
Penulis             : Risa Saraswati
Tahun Terbit       : 2016
Cetakan ke       : Pertama
Jumlah Halaman : 175 Halaman
Penerbit             : Bukune

        Peter adalah salah satu dari lima sahabat tak kasat mata Risa yaitu Hans, Hendrick, William, jenshen, dan Peter. Peter Van Gils, seorang keturunan Belanda tulen yang dilahirkan di Indonesia dari pasangan Albertus Van Gils dan Beatrice Van Gils. Keluarga mereka tinggal dan hidup di Jawa Barat. Peter adalah anak satu-satunya dari  perempuan cantik bernama Beatrice Van Gils yang mendidiknya dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut, juga papanya Albertus Van Gils yang mendidik Peter dengan sikap yang sangat berkebalikan dengan ibunya. Albert mendidik Peter dengan cara yang tegas dan disiplin, tak jarang Peter menangis karena sikap papanya yang galak. Bukan tanpa alasan Albert mendidik anaknya dengan cara seperti itu, karena Albert sendiri pun hidup dalam didikan keluarga militer.
Peter Van Gils, bukan sembarang anak Belanda. Orangtuanya punya peran penting semasa hidupnya, terutama sang papa. Peter tumbuh dalam keluarga kaya yang tak kekurangan apapun. Meski hidup di tanah jajahan, keluarga itu lumayan terpandang. Di tempat mereka tinggal, di sebuah kota kecil, tidak ada seorang pun yang tak kenal keluarga mereka, keluarga Van Gils. Wajar jika Peter gemar memerintah sahabat-sahabat Risa yang lain. Seumur hidupnya, itu yang ia lakukan. Sebagai anak semata wayang, Peter hanya ditemani para pengasuh dan pembantu rumah tangga yang bisa dia perintah dengan sesuka hati. Kebiasaan itu pun terbawa sampai ia sudah menjadi hantu. Tidak hanya Risa, empat sahabat tak kasat matanya pun sering kewalahan menghadapi sikap Peter yang ingin menang sendiri dan suka memerintah.
        Pada waktu itu, umurnnya masih 6 tahun dan ia belum bersekolah. Peter sangat ingin bersekolah, kerena itu Peter meminta kepada orangtuanya untuk menyekolahkannya. Awalnya Albert tidak mengizinkan anaknya bersekolah, karena sekolah terdekat dari rumah mereka adalah sekolah yang mayoritasnya pribumi. Ia tidak menginginkan anaknya bergaul dengan pribumi, meskipun di sekolah itu juga ada beberapa anak Belanda. Ia mengehendaki anaknya untuk belajar di rumah saja dengan mendatangkan guru terbaik yang bisa mendidik Peter jauh lebih baik dari guru-guru di sekolah pribumi itu. Namun keinginan Peter tetap kuat, ia tetap ingin bersekolah. Ia ingin memiliki teman. Akhirnya Albert luluh, ia mengizinkan anaknya bersekolah.
Kejadian di sekolah ternyata tidak seperti yang Peter bayangkan, semua anak termasuk anak keturunan Belanda justru memusuhi dan mengejek Peter karena ketidakpandaiannya. Hal itu membuat ia tak ingin kembali ke sekolah lagi.
Sampai pada akhirnya ia dididik oleh Nafiah, setelah sebelumnya tidak ada guru yang mampu mengatasi tingkah nakal Peter. Cara mendidik Nafiah sungguh berbeda dari guru yang mengajari Peter selama ini. Peter suka dengan cara Nafiah mendidiknya. Hingga suatu hari ketika ia hendak belajar dengan Nafiah, Peter mendengar pembicaraan Nafiah dengan Siti pengasuhnya. Mereka sedang membicarakan Nippon yang pada masa itu siap menduduki Indonesia.
Lalu, apakah yang terjadi selanjutnya?
Apakah ada hubungan antara kematian Peter dengan kemunculan Nippon di Indonesia?
Mengapa sampai saat ini Peter masih ada di dunia ini walaupun wujudnya tak kasat mata?
Apa yang membuat arwahnya tidak tenang?
Apa yang ia tunggu?
Pertanyaan-pertanyaan itu terjawab dengan jelas dalam novel Peter karya Risa Saraswati ini.
        Novel ini adalah novel yang sangat menarik untuk dibaca. Alur yang ada pada cerita ini tertata dengan rapi. Meskipun waktunya berpindah-pindah dari masa lalu ke sekarang, kemudian sebaliknya, namun tidak membuat bingung pembacanya. Hal yang menarik dari novel ini juga terletak pada cara Risa Saraswati menggambarkan tiap-tiap kejadian. Pembaca dibuat seolah terlibat langsung dalam kejadian itu.
        Bercerita tentang anak Belanda dan keluarganya, tentunya bahasa Belanda yang digunakan dalam penulisan novel ini pun cukup banyak. Sayangnya, bahasa Belanda yang digunakan itu tidak diikuti dengan terjemahan bahasa Indonesia mengingat novel ini terbit di Indonesia. Jadi, pembaca tidak paham dengan kata-kata yang dimaksudkan.
         Dilihat dari keseluruhan, novel ini sangat disarankan untuk dibaca. Dengan membaca novel ini, secara tidak langsung kita bisa belajar sejarah. Kita jadi tahu salah satu dari banyaknya peristiwa yang terjadi di zaman penjajahan dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Resensi NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang