Sasuke selalu seperti itu...
Dari tiga minggu lalu saat awal kepindahannya di sekolah baru, Hinata dapat menarik kesimpulan bahwa Sasuke adalah tipe populer yang banyak diidolakan siswi-siswi sekolah ini.
Seperti sekarang, banyak siswi yang dengan sengaja meneriakkan nama Sasuke, berharap setidaknya hal itu mampu menarik sedikit atensi dari pemuda yang tengah berjalan di lorong kelas bersama satu temannya lagi yang tidak terlalu populer, Naruto.
"SASUKE-KUN!!"
"KYAA... SASU-KUN!!"
"SASUKE-KUN KEREN!!"Alih-alih merasa terganggu dengan segala teriakan itu, Sasuke justru berjalan santai bahkan sesekali dengan sengaja melempar seringai kecil ke beberapa siswi, seakan menikmati semua itu.
Sasuke selalu seperti itu... Seorang penarik perhatian yang suka diperhatikan.
Hinata menghela nafas, ia berharap Sasuke
akan berjalan lebih cepat agar segala kebisingan ini cepat selesai, ia lalu melirik ke sisi kanan Sasuke, dimana Naruto berjalan sambil menyeimbangi langkah Sasuke yang terlampau santai. Raut tidak sabar tergambar jelas di wajahnya, jelas saja, siapa sih yang tahan untuk berada di tengah orang-orang berteriak?
Melihat itu membuat Hinata seketika mengulum senyum. Naruto... memang tidak se-populer dan prestasinya tidak se-cemerlang seperti Sasuke. Namun kebaikan dan semangat pantang menyerah yang dia miliki-lah yang membuatnya istimewa di mata Hinata.Tapi, kenapa tidak banyak orang yang menyadari semua itu? Kenapa lebih banyak orang yang jatuh terhadap pesona lelaki yang terlihat bad?
"Kau lihat Sasuke tadi Hinata? Astaga, dia sangat keren... Aku bahkan melihatnya melirik ke arah sini tadi, kapan lagi aku dilirik pangeran keren nan tampan??"
Adalah Sakura, gadis yang berhasil membuyarkan lamunan Hinata tentang Naruto. Ia adalah salah satu dari sekian banyak gadis yang menjadi fans Sasuke, sekaligus teman sekelas Hinata.
Hinata menghela nafas, "Tidak ada pangeran yang suka tebar pesona Sakura..." ucapnya sambil tersenyum. Sedangkan Sakura hanya mendengus sebal, pertanda kalau ia tidak setuju. Ia baru akan mengeluarkan protes kalau saja Kakashi-sensei tidak masuk kelas dan memulai pelajaran.
---
Semuanya bermula tepat pada 1 minggu kepindahannya di sekolah baru.Saat itu Hinata sedang berjalan-jalan di lorong sekolah, membiasakan diri dengan letak tempat dan lingkungan barunya di sekolah itu. Butuh waktu tiga puluh menit untuk membuatnya merasa lelah dan memutuskan untuk istirahat sejenak dari tur kecil-kecilannya.
Ia memelankan langkahnya saat membaca tulisan di pintu di depannya,'Perpustakaan'.
Merasa tertarik, ia pun memutar kenop pintu itu dengan perlahan, berusaha untuk tidak menarik perhatian atau mengganggu orang-orang yang ada di dalamnya.
Setelah berhasil terbuka, ia lalu sedikit melongokkan kepalanya ke dalam ruangan tersebut, "Permisi..." ucapnya perlahan sembari melangkahkan kaki untuk memasuki ruangan.Hinata tidak terkejut saat mendapati bahwa hanya ada dirinya dan sekitar 5-6 siswa lain di dalam perpustakaan, tempat semacam perpustakaan memang tidak pernah menjadi ramai. Para siswa hanya akan ke perpustakaan jika mereka membutuhkan referensi atau pun materi untuk menyelesaikan tugas mereka.
Ia menyipitkan mata saat menyadari keberadaan seseorang yang cukup familiar, dengan rambut senada dengan warna bunga matahari, dan 3 garis khas di masing-masing pipi, rasanya cukup mudah untuk ingat nama dari laki-laki itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/131853421-288-k442231.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Confession | ✔
RomanceDari sekian banyak pernyataan cinta yang Ia dapat, Hinata pikir ini adalah pernyataan cinta termanis yang belum pernah Ia dapat sebelumnya. - Written For Sweetest December Event. My very first Naruhina Fanfict.