3. Satu

1.4K 72 5
                                    

Dengan langkah cepatnya Agatha keluar dari kelas. Menabrak anak lain yang sedang berjalan di pintu. Amal yang melihat itu geleng-geleng kepala.

"Awas tha, nanti nabrak mantan lagi. Gamon deh lo"

Sontak Alga menghentikkan larinya, membalikkan tubuhnya setengah, lalu seperti biasa tangannya mengepal di udara.

Kemudian Agatha kembali berlari menuju parkiran. Mata hazel Agatha menyapu di seluruh penjuru parkiran. Sosok orang yang di carinya tidak ada.

"Sialan. Alta kemana coba?"

Agatha berlari mencari Alta di parkiran, dari pojok kanan sampai pojok kiri.

Bruuk

Tak sengaja tali Agatha lepas membuat gadis itu jatuh. Agatha meringis antara menahan sakit atau menahan malu. Malu karena bel pulang baru saja berbunyi yang menyebabkan Agatha menjadi tontonan.

Dalam hati Agatha merutuk ketelatan Alta. Tapi ini memang salahnya, bel baru berbunyi dia sudah keluar dari kelas , bahkan gurunya sampai di buat kaget ketika Agatha tiba-tiba menyalami tangannya.

Agatha sesemangat itu bukan karena ajakan Alta pulang bareng, tapi tadi di kelas, Agatha mendapat pesan kalau bunda nya sedang kritis di rumah sakit.

Mengingat itu, air mata nya jatuh tanpa sadar. Sakit di lutut nya berpindah ke hatinya.

Agatha terlonjak ketika seseorang datang mengobati luka nya. Agatha menengadahkan kepala dengan mendapatkan wajah tenang Alga yang sedang menunduk menatap luka Agatha.

Matanya tajam. Hidung mancung. Cambang tipis memperjelas rahangnya. Bibirnya merah membuat Agatha ingat waktu mereka masih pacaran. Agatha selalu menyebut bahwa dia selalu iri dengan bibir Alga yang seperti memakai lipstik. Mengingat itu Agatha terkekeh pelan.

"Aau.." Sontak Alga langsung menatap mata hazel Agatha.

"Tahan." ucapnya lembut membuat Agatha menganggukkan kepalanya.

Selesai Alga mengobati lukanya, Agatha meniup lukanya yang sudah di hansaplas. Tiba-tiba saja Alga merundukkan kepalanya ikut meniup lukanya. Membuat wajah mereka hanya berjarak beberapa centi. Pun Agatha memundurkan wajahnya,pasalnya jika tidak Alga menengok bibir mereka bakalan bertemu.

"Coba tekuk!" Titah Alga memperhatikan gerakan Agatha yang memulai menekuk lututnya.

Agatha meringis menahan sakit. Alga yang melihat itu menatap dengan tatapan sukar di artikan. Jika dulu saat Agatha jatuh,Alga bisa menggendong Agatha, tapi sekarang jika Alga menggendong Agatha yang ada gadis itu menolak keras.

Tangan Alga mengikat tali sepatu Agatha. Agatha menyelipkan anak rambut kebelakang telinga. Lalu Alga memegang bahu kiri Agatha dan tangan satunya memegang bahu kanan Agatha. Tapi belum sempat berdiri total, Agatha mendudukkan dirinya lagi.

"Nanti. Masih perih!" sontak Alga terkekeh mendengar suara Agatha yang seperti anak kecil. Pun Alga mengalah dengan duduknya di cagak satu lutut.

¤¤¤

Alga menatap sendu ke arah pintu dimana tadi Agatha memasukinya. Kemudian Agatha keluar dengan tangan yang mengusap wajahnya. Alga menegakkan tubuhnya dari tembok.

"Yuk pulang!" suara Agatha terdengar lirih menyerupai bisikan.

Alga mengikuti langkah Agatha dari belakang. Begitu mereka sampai di parkiran, Agatha menghentikan langkahnya.

"Alga,"

Sontak Alga yang hendak menaiki motornya beralih menatap Agatha. Lalu gadis itu menundukkan wajahnya, air matanya keluar deras.

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang