Sudah satu minggu wajah ceria Agatha tak terlihat lagi. Yang artinya sudah satu minggu juga Gita sekolah di SMA Cendrawasih.
Alta yang selalu mengganggu Agatha bahkan sudah jarang lagi mengganggunya. Alga juga,yang dulu sering mengunjungi kelasnya sekarang sudah tidak terlihat lagi. Bahkan jika Agatha ke kantin, Alga tak ada disana.
Agatha menghela nafas panjang. Sudah hampir dua jam Agatha duduk di balkon rooftop ditemani Amal disampingnya. Mereka sengaja membolos karena kebetulan jam kosong.
"Mau sampai kapan Tha?" Tanya Amal memecah keheningan.
Gadis yang ditanya hanya diam tanpa ada niatan untuk membalas, mata hazel nya fokus menatap sepatu kets putih miliknya.
"Mana Agatha yang dulu? Yang ceria? Ramah? Suka marah-marah? Yang galaknya kayak kak Ros? Suka marahin Upin Ipin kalo mereka buat ulah? Dimana kepribadian lo yang itu Tha?" Celoteh Amal panjang lebar.
Upin Ipin yang di maksud Amal adalah Alga dan Alta yang dulu selalu mengajak ribut Agatha baik di kantin maupun di kelas. Tapi biang asli pertamanya adalah Alta.
Agatha tersenyum miris. Lalu mengangkat bahunya tanda tak tau.
Amal memperbaiki posisi duduknya sehingga menyerong menatap Agatha.
"Tha. Kalo lo kaya gini, yang ada Gita bakalan seneng. Karna menurut dia, lo gampang di kalahin. Lo gampang nyerah. Ayo dong semangat. Fighthing!!" Celetuk Amal yang lagi-lagi di respon Agatha dengan diamnya.
Amal menghela nafas. Tiba-tiba terlintas ide yang menurutnya bakalan memunculkan senyum Agatha lagi. Dia merogoh saku roknya, mengambil ponsel nya, jari lentiknya bekerja.
Agatha menarik nafas panjang lalu dihembuskan dengan pelan.
"Lo yakin sama gue Mal?"
Amal menghentikkan aktivitasnya. Matanya mengerjap lalu menatap Agatha yang murung.
Mata Amal berkaca seperti mata Agatha "Kalo gue gak yakin sama lo? Kenapa gue masih ada disini?"
Amal tau kemana arah pembicaraan Agatha. Karena Agatha sering membahas ini jika mengingat masa lalu nya.
"Seandainya suatu hari gue berubah pikiran?"
Amal mengangguk "Gak masalah. Bukannya dia juga suka sama lo? Jadi apa salahnya?" Amal tersenyum tulus.
Agatha tau senyum itu menyiratkan senyum sendu juga.
Amal memperbaiki posisi duduknya lagi, hingga menghadap lurus.
"Gak usah nyari jauh-jauh kalo yang di depan mata ada." Mata Amal menerawang kota lahirnya.
"Belum pernah denger kalo gue sebenarnya punya banyak fans ya?" Amal melirik jahil ke Agatha.
Dan tanpa duga gadis itu tersenyum geli "Dih."
Amal tertawa "Eh bener tau Tha. Lo tau mantan gue kan?"
Agatha mengangguk.
"Dia ngajak gue balikan, tapi gue tolak halus,"
Agatha menaikan sebelah alisnya.
"Gue bilang gini sama dia.. ekhm ..ekhmm.." Amal membetulkan suaranya.
"Untuk saat ini, gue belum hisa nrima lo lagi. Kasih gue waktu buat membuka hati gue lagi buat lo. Seandainya lo bosen nunggu gue terlalu lama, lo boleh pergi dari gue. Gitu .."
Agatha tertawa geli mendengarnya. "Terus dia jawab apa?"
"Awalnya dia diem, tapi berapa detik setelahnya dia bilang ... gue bakalan berusaha untuk selalu menunggu lo walaupun lama." pipi Amal merah padam mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha
Teen Fiction"AWAS NABRAK MANTAN!!" Setidaknya peringatan itu yang harus Agatha waspadai ketika ia berlari atau berjalan di belokan lorong kelas. Pasalnya ia selalu menabrak Alga Afandi yang profesinya adalah mantan Agatha. "Lo ngode banget buat balikan ya Tha?"...