"Anjay , coy tuh guru matematika killer, amat dah!! Kaga bisa berpikir jernih gue , yang keluar di pikiran gue cuman tentang daffa kan jadinya,, hehe , eh btw? Mana si zen biasanya paling ribut nih ," seru fiya kepada ke tiga sahabatnya di koridor kelas enam.
"Hy!!,, guyss! Kantin yok, ngapain coba nongkrong di koridor sini ntar ada si KETUA GENG lagi , cape gue !, cabut yok!" Seru zen yang tiba-tiba datang membuat ke empat sahabatnya terkejut.
" em , btw nih gue denger gosip lu? Kelai mulut lagi sama riesha ? Emang kenapa sih? " tanya tiara kepada zen dengan sangat penasaran .
"Em , ntar gue bahas di kantin yok dah! , gue traktir aman aja kan boss!!"Di kantin
Anak-anak di kantin sangat ramai di tambah dengan keributan ke empat sahabat zen yang mulutnya tidak bisa diam jika tidak di beri makanan ." eh, sini kantin nomor lima ngapain lu pada kaya gembel di situ?," seru zen kepada sahabatnya.--as.-
"Sipp,, traktirkan? "
"Hmm,,yaya" jawab zen ke para sahabatnya yang tidak sabar untuk ;-menyantap mie ayam pakde kantin."Jadi , apa yang pengen lu omongin? ,"
Seru tiara ke pada zen yang membuat suasana hening."Jadi,,gue bingung ntar masuk sekolah mana pas SMP , terus gue juga pengen jadi anak baik-baik dan pada akhirnya gue ngeputusin buat masuk pondok,,"
"EH?!? NGGA SALAH DENGER GUE? LU ANAK HITS BERANDAL TOMBOY MASUK PONDOK!?!,," teriak fiya kepada zen yang memecah keheningan suasana .
"Zen,,gue yakin lu bisa kok kita semua dukung lu,," seru rofifah yang membuat zen makin bersemangat
"Iya, zen kita-kita juga mondok nanti , ya walau lu beda mondoknya sama kita tapi , kita sama-sama berjuang." Seru khansa kepada zen yang membuat mata zen berkaca-kaca.
"Zen, kita semua tau kok ngga mudah buat jadi orang yang lebih baik terus habis kelulusan kita nanti saat di mana kita emang harus berpisah , tapi bukan berpisah dalam kehidupan tapi kita berpisah buat menuju masa depan kita masing dan saat kita udah sukses kita bakal tersenyum bareng kaya sekarang lagi gue yakin lu bisa, dan kalo ini yang terbaik gue ikhlas,seru tiara kepada zen dengan air mata yang telah terjatuh di pipinya.
Zen pun ikut menangis dan memeluk tiara lalu para sahabatnya pun langsung memeluk mereka dan di situlah kehangatan antar persahabatan sangat di perlukan.