1 - Masa Orientasi Siswa Die One

67 0 0
                                    

Setelah 9 tahun sekolah di swasta yang merupakan sebuah sekolah yayasan, akhirnya gue memutuskan untuk SMA di sekolah negri yang lumayan terkenal di Jakarta, SMA N 851 Jakarta. Kenapa nggak tetep di sekolah yayasan aja Fray? Well, there are a lot of things yang mau gue hindarin dan memulai hidup baru di sekolah baru. Seriously guys, kalau gue tetep sekolah di yayasan itu, temen gue bakal tetep sama, dan hidup gue bakal tetep bolak balik BK, ntar gue ceritain deh kenapa gue sering bolak balik BK.

Sebuah informasi aja nih, liburan kemarin, gue ngombre rambut jadi hijau tosca, nggak keseluruhan rambut sih, cuma bagian dalam belakang aja yang gue ombre, jadinya kalau rambut sebahu ini gue gerai gabakal keliatan, kalau dikuncir baru deh keliatan hijau gitu. Ini salah satu strategi gue biar nggak ketauan sekolah dan bisa tetep pake rambut ini. HAHA gue emang jenius.

Setelah PPDB selesai, say hi to ospek. Gue awalnya emang sedikit takut sih buat ospek ini, apalagi 851 terkenal dengan senioritas yang naudubillah itu, rasa rasanya gue mau bolos ospek dan ngaku kalau umroh aja, tapi si ibu, yang udah expert dengan senioritas bilang kalau gue nggak ikut ospek bakal lebih serem sih hidup gue selama 3 tahun, katanya
"Terserah kamu sih, mending disiksa 3 hari apa 3 tahun"

Gue nggak ada gambaran apapun untuk ospek ini karena selama ini gue hidup di sekolah swasta yang ospeknya super santai. Yailah kita cuma bakal dengerin osis cerita tentang sekolah sambil dikasih snack bro.

Oke oke mari kita lanjutkan ke ospek 851.

Setelah memasang semua atribut lengkap untuk upacara, lets say topi, dasi, sepatu item, dan kaos kaki setengah betis, upacara pun dimulai. Gue awalnya optimis karena ospek nggak disuruh bawa apa apa kecuali name tag doang. Tapi setelah upacara selesai, welcome to the hell!

Udah selesai upacara, peserta ospek dipersilahkan masuk ke kelas masing-masing, kelas gue di X-5. Sekolah gue punya lapangan upacara ditengah dikelillingi oleh kelas yg berbentuk kotak, kelas 10 di lantai 1, kelas 11 dilantai 3, dan kelas 12 dilantai 2. Begitu mau ke kelas, anak-anak kelas 11 udah pada berjejeran duduk didepan kelas 10, jadi mau ga mau kalau masuk kelas harus "permisi permisi" gitulah.

"permisi kak"

Awalnya mereka cuma ngeliatin dengan tatepan siap makan gue, sampe salah satu cewek diantara mereka nyeletuk

"WIDIIIIIIIIH ada pemain film nih masuk sekolah kita!"

Gue emang pernah main film tapi cuma sekali doang, tolong. Dan gue cuma membalas dengan senyum.
Lalu anak kelas 11 lainnya bales

"widih dapet senyum kita dari si utas*"

"Kok ga lanjut di Al Hakim aja sihh? Bukanya bagus ya dek?"

Wah ternyata mereka friendly, gue jadi merasa bersemangat untuk menjawab.

"Hehe iya kak. Bosen di Al Hakim. Kok kakak tau saya dulu anak Al Hakim?"

"Ya siapa yang nggak tau Athena Fraya anak Al Hakim?"

"hehe?"

"selamat ya dek udah masuk di 851, semoga harimu menyenangkan. Sana masuk kelas kayanya wali lo udah di dalem tuh"

Dan akhirnya pun gue dapat bernafas lega dan masuk ke kelas. Di dalem kelas i have no friend, anak Al Hakim disini cuma gue doang dong. Akhirnya gue kenalan sama orang yang duduk disebelah gue, namanya Diany. Tapi gue nggak mau cerita soal Diany, gue mau cerita langsung aja seputar kelanjutan ospek ini. Di depan kelas udah ada kakak kelas 11, cowok cewek yang jadi wali kita selama 3 hari ini. Namanya kak Tara dan kak Lala. Dan gila sih ini gue merasa beruntung karena kak Lala super baik dan cantik banget. Sedangkan kak Tara, haduhhhh dia ngomong aja enggak, cuma ngeliatin doang, dan lumayan serem sih dengan bentuk dia yang atletis tinggi itu.

High School SweetheartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang