11

4.4K 468 216
                                    

Jackson turun dari mobil tergesa dan berlari cepat setelah ia melihat Mark duduk di pinggir jalan, memeluk lututnya. Amarah Jackson mendidik di ubun-ubun ketika ia melihat tubuh yang ia puja selama ini penuh lebam dan bekas darah mengering.

"Mark, what happend?"

Mark mengangkat kepalanya, menatap sayu wajah Jackson, ia bangkit perlahan karena tubuhnya serasa remuk ketika ia bergerak. Wajahnya sembab, matanya masih basah meneteskan air mata. Wajah Mark yang cantik tampak kacau, banyak lebam dan sedikit bengkak.

Jackson meraih tubuh Mark--mendekapnya erat-- hatinya meringis perih. "beritahu aku, siapa pelakunya Mark?" suaranya sarat akan kemarahan.

Mark terisak semakin keras--ia memeluk erat tubuh Jackson. "A-aku tidak tahu Jackson, aku t-tidak mengenal mereka. M-mereka datang ke rumahku dan menghancurkan semuanya...dan...dan..hikss.."

"Aku akan mencari mereka semua dan mematahkan seluruh tulang mereka, aku berjanji padamu akan membalas mereka berkali-kali lipat."

"J-jackson aku takut...hikss...aku tidak punya tempat tinggal lagi...a-aku..."

"Ssstt...selama ada aku, kau akan baik-baik saja manis."

***

Jinyoung merenggangkan tubuhnya, kamarnya tampak gelap gulita. Ia mengucek matanya, sepertinya sudah larut malam dan ia ketiduran. Perutnya sangat lapar, Jinyoung memegang perutnya yang berbunyi. "Aku lapar."

Jinyoung membuka lampu meja yang terletak di nakas sebelah tempat tidurnya, ia bangkit--berjalan keluar menuju dapur. Ia harus mengisi perutnya jika ingin tidur kembali, kalau tidak Jinyoung yakin sampai pagi ia akan sangat menderita.

Jinyoung melihat di dapur tidak ada makanan apapun, sedangkan perutnya lagi-lagi berbunyi.

"Orang kaya tidak mungkin menyimpan makanan sisa kan?" Jinyoung membuka kulkas dan isinya semua sayuran mentah juga buah.

"Ugh, aku benci sayur." oceh Jinyoung sambil tanganya mengobrak-abrik isi kulkas. Jinyoung tidak membuka saklar lampu, ia hanya mengandalkan perembesan cahaya dari luar rumah yang masuk melalui jendela, dan lampu kulkas.

"Arghh kenapa isinya semua sayur dan buah yang aku tidak suka!" Jinyoung mengerang pelan--mengacak rambutnya frustasi.

Tak!

Bahu Jinyoung tersentak, ketika seluruh ruangan menjadi terang, tanganya berkeringat dingin. Ia merasa seperti pencuri yang tertangkap basah.

"PENCURI!!! ARRRGHHH.."

Jinyoung menoleh kaget ketika di teriaki pencuri oleh suara yang sama sekali tidak ia kenal. Mungkin salah satu pekerja di rumah ini yang tidak pernah melihatnya.

"Aku bukan pencuri!!!" ucap Jinyoung tegas. Dwimanik mereka saling bertemu, Jinyoung terhenyak, ia melihat begitu banyak luka lebam di wajah dan tangan orang itu.

"TOLONG, DISINI ADA PENCURI!" teriak orang itu keras.

"YAH Diamlah! AKU BUKAN PENCURI! " bentak Jinyoung.

"Apa yang kau lakukan mengendap-endap, dengan ruangan gelap seperti tadi jika bukan untuk mencuri!"

Daniel dan beberapa pelayan dapur yang mendengar suara teriakan terbangun dan langsung menuju dapur. Begitu juga Sang tuan rumah yang tinggal di dalam rumah itu.

"Ada apa ini?" Jaebum mendekat, bertanya dengan suara dingin.

"Markie? aku mendengarmu berteriak, ada apa?"

Mark melangkah menuju Jackson dan memeluk Jackson. "Aku memergoki dia sedang mencuri!"

"Pencuri?" tanya Yugyeom yang terkaget sadar, padahal tadi ia berjalan keluar dengan setengah sadar.

Love, Trouble (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang