Mulmed; Kaleyna Benzeles
---
Kringg... kringg...
Bel berbunyi menandakan telah waktunya untuk pulang. Seletika kelas menjadi sangat ramai. Berbeda dengan murid perempuan yang duduk di jajaran belakang. Mereka lebih memilih menunggu suasana sepi, baru mereka akan pergi.
"Jess, lo bakal latihan padus, kan?" Tanya Caca berharap Jess akan menjawab 'iya' atau hanya sekedar mengangguk. "Lombanya nanti lusa, loh."
"Enggak, Ca. Gue kan udah bilang sama lo, gue bakal ke rumah sakit hari ini." Tolak Jess.
"Lo bukan ke rumah sakit hari ini doang, Jess. Lo ke rumah sakit tiap hari." Ujar Syifa.
"Tapi lo bakal ikut lomba padus kan?" Tanya Caca lagi.
"Latihan aja kagak, gimana lomba?" Jawab Syifa mewakili Jess.
"Right." Timpal Jess membenarkan.
"Jess, anggota padus bener-bener butuh suara lo!" Rengek Caca menggoyang pelan tangan Jess.
"Ish, apaan sih." Jess menepis pelan tangan Caca. "Gak usah lebay deh."
"Inget terakhir kali lomba padus? Lo gak ikut, dan akhirnya jadi kalah, kan?"
"Ca," Jess tersenyum tipis. "Bukan gue yang jadi faktor penyebab menang atau enggaknya. Itu cuma kebetulan aja."
"Hei," sapa Kaleyna menghampiri Jess. "Gimana, jadi gak?"
"Oh, jadi kok." Jawab Jess langsung bangkit dari kursinya.
Caca mengernyit bingung. "Apaan?"
"Ngejenguk Gilang." Jawab Jess.
"Ini siapa?" Tanya Syifa.
"Temen gue."
"Dia kenal Gilang juga?"
"Kenal." Jawab Jess agak bingung dengan pertanyaan Syifa. "Kenapa emang?"
"Oh, gak pa-pa." Gumam Syifa. "Ya udah, ati-ati ya!"
"Iya." Jess berjalan pelan menuju arah pintu kelas.
"Kok gue baru liat ya?" Gumam Syifa menatap punggung Jess yang semakin menjauh. "Murid baru kali ya?"
Caca hanya mengedikkan bahu.
"Lo bawa kendaraan?" Tanya Jess membuka pembicaraan.
"Enggak, tadi gue berangkat dianterin nyokap." Jawab Kaleyna.
"Oh," Jess mengangguk pelan. "Kalo gitu naik mobil gue aja."
"Lo bawa mobil?"
Jess mengangguk. Tiba di parkiran, Jess membuka risleting tasnya dan mencari kunci mobilnya. Ia langsung membuka mobilnya saat kunci telah ada di tangannya dan menaiki mobilnya.
Kaleyna ikut memasuki mobil Jess, duduk di kursi samping kemudi. "Kita mampir ke toko kue dulu bentar, gak pa-pa ya?"
Jess menyalakan mesin mobilnya dan menjalankannya perlahan. "Ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love
Fiksi Remaja❲ ✓ ❳ Cinta itu palsu. Ekspektasi akan selalu ada, tapi realitanya tidaklah sama. Karena akhir cerita yang bahagia tidak terjadi di dunia kita. Jess kira, Ben adalah manusia terjahat yang pernah Ia temui. Namun siapa sangka, ternyata seseorang yang...