Chapter 05

7.6K 524 14
                                    

.

.

.

Naruto berjalan gontai menuju kamarnya dengan bersusah payah yang berada di lantai 2, dan kembali merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Ia pandang langit malam diluar, ia teringat dengan kejadian 2 tahun yang lalu. Ingin ia ulang kembali, namun hari demi hari membuat tubuhnya semakin lemah dan lemah.

Menma membenci sang kakak, karna lama kelamaan ia merasa jengah dengan cemoohan temannya yang mengatakan bahwa Naruto itu penyakitan. Ia sayang, sangat sayang kepada kakaknya yang baik pada dirinya dan mau membantunya mempelajari semua ilmu yang ada di Akademy. Ia pun tidak mengerti kenapa sang kakak menguasai semuanya tanpa ia praktekin.

Namun karna psikologis Menma yang masih anak-anak dan mudah terhasut itu, ia menjadi gampang tersinggung dan melupakan segala hal yang diberikan Naruto.

Alasan Naruto pergi pun karna pada saat itu Menma mengatakan bahwa ia malu mempunyai kakak seperti Naruto dan berharap sang kakak tidak lahir atau menghilang dari hadapannya karna Naruto membuat dirinya terlihat buruk dan juga memalukan nama keluarga Namikaze.

Naruko yang merupakan adik Naruto yang sayangnya melebihi Menma pun merasakan hal demikian juga. Namun alasan yang ia berikan berbeda. Yang tak lain adalah kasihan kepada Ayah dan Ibunya.

Terutama sang Ibu yang setiap saat dibuat repot olehnya. Jika sang kakak tidak ada, ia, Menma, dan orang tuanya akan merasakan kebahagian tanpa rasa sakit dan penyesalan.

Perlahan-lahan rasa sayang Menma dan Naruko menghilang dan mereka berubah menjadi benci.

Itachi menyadari sesuatu sejak kedua adik Naruto lahir, senyum Naruto berkurang dan dari tahun ke tahun senyum Naruto selalu terasa aneh. Terkesan terpaksa. Apalagi senyum yang ia berikan pada keluarganya. Pernah ia tidak sengaja melihat Naruto melamun dengan tatapan kosong, seperti mayat hidup.

Sesaat sebelum Naruto pergi, ia berbicara kepada ke tiga Anbu yang menjaganya di kamarnya yang tidak lain adalah Anko, Kakashi, dan Itachi.

Ia berterima kasih kepada ketiga orang yang tengah berdiri di hadapannya karna telah menjaganya selama ini. Mereka bertiga merasa heran, namun akhirnya mereka tersenyum maklum.

Setelah itu Naruto mengucapkan kalimat yang mengatakan bahwa apapun yang terjadi tetaplah percaya pada diri mereka sendiri, jangan pernah mengambil keputusan sepihak, berpikirlah sebelum bertindak dan lindungi orang-orang yang berharga bagi mereka.

Kalian itu cukup membuat ketiga Anbu yang didepan Naruto tersentak. Namun Naruto tersenyum dan meminta mereka pergi meninggalkannya sendirian dikamar.

Anko bingung dengan tingkah Naruto yang menurutnya tidak biasanya, begitu pula yang dirasakan Kakashi dan Itachi. Mereka tau Naruto terkadang bersikap aneh dan banyak diam, namun saat ini sikapnya benar-benar berbeda.

Mereka merasakan, bahwa Naruto seperti akan pergi untuk selamanya. Rasa itu mereka tepis sebisa mereka, pikiran negatif jika dipikirkan terus akan benar-benar terjadi. Maka dengan itu mereka mencoba untuk melupakannya dan kembali berpikir positif.

Tak lama setelah itu, Itachi dipanggil Naruto lalu ia berkata ia sangat senang bisa bertemu dengan Itachi dan menjadi sahabatnya. Itachi adalah sahabat terbaiknya, sampai kapan pun. Itachi membalasnya dengan senyuman, dan ia membalas bahwa ia pun merasakan apa yang Naruto rasakan. Akhirnya Itachi pergi karena harus segera pulang ke rumahnya.

.

.

.

T

B

C

Gimana minna ceritanya?...

Naruto sudah mau pergi dan mengucapkan kata perpisahan dengan Anbu yang menjaganya selama ini.

Apa kalian ingin Author update cepat?

Kalau ia Author pasti akan cepat-cepat update... itupun jika kalian mau...

Soalnya itu tergantung kalian, karena kalian suka maka Author senang...

Yoosshhh jangan lupa tinggalkan jejak... dan minna sampai bertemu diChapter berikutnya...!!!

by : Tsukiakari Zero-Five












The Power of Golden DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang