Ashley dan Jamie masuk ke dalam rumah dengan tangan yang saling berpegangan dan senyum yang tak lepas dari wajah keduanya. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam, akhirnya mereka sampai di rumah dalam keadaan sudah larut.
"Masuklah." Ucap Jamie pada Ashley setelah sampai di depan pintu kamar wanita itu.
Ashley yang masih merona berusaha melepas tangannya yang berada di genggaman Jamie dengan pelan dan tanpa melihat wajah pria itu. Kemudian ia pun maju meraih daun pintu untuk membukanya.
"Ashley." Panggil Jamie membuat Ashley berbalik kembali menghadapnya.
Jamie maju dua langkah menuju wanita itu dan langsung mendaratkan kecupan hangat di keningnya.
"Ucapan selamat malam. Mulai sekarang kau harus terbiasa menerimanya." Ucap jamie mencuil ujung hidung Ashley membuat wajah wanita itu yang sudah merah menjadi bertambah merah.
Ashley menganggung kemudian kembali berbalik, meraih daun pintu kemudian membukanya. Di lihatnya Pria itu masih berdiri di sana dengan senyum yang sangat menawan terukir di wajah sempurnanya.
"Selamat malam." Ucap Jamie dengan melambaikan tangannya pada Ashley yang akan menutup pintu.
"Selamat malam juga." Balas Ashley dengan jarak pintu yang perlahan-lahan semakin sempit dan akhirnya tertutup.
Setelah pintu tertutup sempurna, Ashley langsung berlari menuju ranjang dan melemparkan tubuhnya di sana. Wanita itu menengadahkan kepala kemudian memandang langit-langit kamarnya yang bercat putih.
Tiba-tiba pikirannya pun melayang pada kejadian di pantai saat Jamie menyatakan perasaannya. Membuat mau tidak mau sudut bibirnya terangkat ke atas.
Wanita itu kemudian memegang dadanya yang berdegub dengan keras? Secepat inikah ia mencintai pria seperti Jamie yang bahkan tidak pernah terbesit sekalipun di benaknya. Mencintai pria yang bahkan sudah berbuat jahat padanya.Entahlah, bukankah cinta datang tanpa kita tau dan minta bukan?
Begitu juga dengannya, dia tidak tau bahwa pria yang ia benci itu akan menjadi pria yang ia sukai, dan ia juga tidak minta bukan untuk di cintai orang seperti Jamie. Tapi hati ini, hati ini tidak bisa berbohong, perasaan yang ia rasakan lebih besar dari apapun sehingga membuatnya berani untuk mengakui bahwa ia juga mencintai pria itu.
Dengan senyum yang tertahan, Ashley meraih bantal yang berada di samping wajahnya kemudian menutupi wajahnya sambil menggeleng keras untuk meredam rasa bahagianya.
***
Setelah melihat pintu kamar Ashley yang tertutup, Jamie pun berbalik dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.
Saat baru dua langkah jamie berjalan, senyum yang tadi menghiasi wajah tampannya pun pudar berganti dengan wajah datar biasanya setelah melihat sosok wanita yang berada beberapa meter di depannya.
"K-kau baru pulang?" Tanya Emily dengan wajah yang sedikit tegang menahan sesuatu.
"Hm." Jawab Jamie bergumam seadanya.
Emily menampilkan senyum khas di wajahnya, senyum cantik dan menawannya.
"Aku sudah memasak untuk makan malam tadi, apa kau mau makan? Aku bisa memanaskannya lagi." Tawar Emily.
"Tidak, aku sudah makan di luar tadi. Kurasa aku akan langsung tidur karena aku sangat lelah." Jawab Jamie melangkah maju dan berhenti tepat di samping wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daring Women
RomanceAshley Olivia Greene wanita duapuluh satu tahun dengan paras cantik dan kepribadian baik, baginya harga diri merupakan suatu harta yang harus kau junjung tinggi. Tapi pemikiran itu semua lenyap saat Ashley bertemu dengan seorang Jamie. Baginya harga...