Chapter 17 - Friends

165 13 3
                                    

Hi! I'm back. Buat yang bingung kenapa ada beberapa chapter yang diupdate, itu cuman benerin typo kok. Gada yang berubah hehee. Happy reading! - vi

Chapter 17 - Know You Better


Hari ini, Luke Reihn datang terlalu cepat ke kampus. Harry, Arthur, Jacob, maupun Mike belum pada sampai ke kampus. Luke menaruh tasnya dan bengong berpikir sebentar sambil berdiri dengan tangan yang masih memegang tasnya di meja. Hanya dia yang baru datang ke kelas, tak ada siapapun.

Setelah berdebat batin antara main hape di kelas atau keluar mencari angin, Luke memilih opsi kedua. Dia pun keluar kelas dan entah mengapa dia jadi berjalan menuju kantin karena memang tak punya arah.

Kantin juga masih sepi, tidak ada wajah yang dia kenal. Saat sedang menimbang-nimbang antara mau ke perpustakaan atau sarapan berhubung dia belum makan, dia melihat Violetta Anderson baru masuk ke kantin dari arah yang berlawanan. Violetta sedang tidak bersama dengan Georgia, nampaknya mau membeli makan.

Tanpa pikir panjang, Luke menghampiri Violetta yang berhenti di stand nasi goreng.

"Sarapan?" tanya Luke, membuat Violetta yang sedang menunggu kembalian menoleh padanya.

"Iya," jawab Vio, lalu mengambil kembaliannya.

"Makan di sini? Sendirian?"

Vio mengangguk.

"Pesen nasi goreng spesial satu porsi, Mang. Telornya didadar ya," ujar Luke pada penjual nasi goreng, dia mengambil dompet dari sakunya dan memberikan uang 20 ribuan.

"Siap, Den," balas sang penjual yang kemudian mengambil uang dari Luke, lalu memberi kembalian. "Neng sama Den duduk dulu aja, nanti saya anter mumpung masih sepi pagi-pagi," ujarnya lagi.

Luke dan Vio saling tatap. Luke menunjuk ke arah meja yang kosong di depannya, Vio paham dan mereka beranjak duduk di sana.

"Dateng kepagian? Kok gue enggak liat lo di kelas?" tanya Luke memulai percakapan.

"Gue dateng pas lo keluar, tadi gue sempet liat lo," jawab Vio. "Tumben lo lagi sendirian," ujarnya lagi.

"Gue kira hari ini bakalan macet, jadi dateng cepetan. Eh, ternyata jalanan lancar jaya, jadinya nyampe kecepetan," balas Luke. "Kalau yang lain sih, emang datengnya pada mepet."

Vio mengangguk-angguk. Memang benar, sih. Arthur dan Jacob yang sekelas dengannya tidak pernah sampai ke kampus lebih dari setengah jam sebelumnya. 

"Lo sendiri kenapa?"

"Adam kelasnya mulai lebih awal."

Percakapan mereka terinterupsi saat nasi goreng mereka sampai. 

"Makan, Vio," ujar Luke.

"Iya, makan, Luke."

Luke selesai makan dalam waktu kurang dari lima menit, sedangkan Vio bahkan belum habis seperempatnya. Melihat itu, tanpa sadar Luke terkekeh, membuat Vio menatapnya.

"Kenapa?" tanyanya.

"Enggak apa-apa," jawab Luke. "Lucu aja, jadi inget dulu kalau makan sama Vero dia selalu abis lebih cepet daripada gue."

Vio tersenyum. Dia sedikit senang Luke tidak segan membicarakan tentang Vero padanya. Vio kira, Luke tidak suka menceritakannya. 

"Dia makannya emang cepet," balas Vio mengingat kecepatan makan Vero.

"Ah, gue ada foto dia di cloud. Mau liat-liat?" tawar Luke yang mengeluarkan handphone dari sakunya. Vio mengangguk mantap.

Setelah mengotak-ngatik handphone-nya sebentar untuk mencari album, Luke memberikan handphone-nya ke Vio. Vio menghentikan makannya untuk melihat foto-foto adiknya. Ada banyak, mulai dari foto Vero di SMA-nya Luke dimana dia melanjutkan belajar, sampai fotonya saat di rumah sakit. Violetta mengamati satu persatu foto di albumnya dengan seksama. Tanpa Vio sadari, Luke sudah berpindah duduk di sebelahnya.

AndersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang