Mereka melirik satu sama lain dan akhirnya Arnold angkat bicara.
"Jadi.."
***
"Jadi kami tertarik padamu."
"Hah? Tertarik? Padaku?" Cia heran, apa yang menarik dari dirinya?.
"Ya kau terlihat manis." Ucap seseorang yang duduk disamping Arnold.
"Kau seksi." Ucap yang lain.
"Kau menggemaskan."
'Menggemaskan? Memangnya aku kucing apa!?' Batin Cia merenggut.
"Kau jelek"
Cia yang mendengar itu langsung mengerucutkan bibirnya dan melempar tisu ke arah orang tersebut.
"Aku tidak jelek!! Aku cantik,lucu,manis,menggemaskan seperti kata mereka" Cia memukul meja dan menatap tajam orang itu.
"Kau sangat jel--"
"Sudahlah Chris, jangan membuatnya marah. Walaupun dia terlihat sangat cantik ketika marah" Ucap Mevin diikuti tawa oleh yang lain.
Lelaki yang disebut Chris itu hanya mendengus kesal dan menatap Cia yang sedang menatapnya balik dengan tatapan tajam.
"Oh ayolah! Mengapa kalian membawa gadis manja itu untuk tinggal disini!? Aku tidak suka dengannya!" Sentak Chris.
"Dia tinggal disini adalah keputusanku terserah kau suka atau tidak!" Ucap Arnold.
"Hey hey! Calm bro, sebaiknya kita memperkenalkan diri kepada nona manis ini" Mevin mengedipkan sebelah matanya ke arah Cia yang membuat gadis itu mendengus kesal.
"Aku Mevin, pria yang paling tampan disini dan juga aku anak ketiga" Cengir Mevin yang dibalas kikikan oleh Cia.
"And i'm Arnold, babe. Aku kakak dari mereka semua yang artinya aku tertua disini" Arnold memberikan seringai nya pada Cia dan mengedipkan sebelah matanya.
"Aku Dylan, aku anak kedua. Selamat datang Cia" Dylan tersenyum dan Cia hanya membalas dengan senyum imutnya.
"Aku chris."
"Cia kau sangat cantik. Aku anak kedua dari terakhir namaku Alex. Selamat datang di kediaman kami Cia." Cia tersenyum polos dan melambaikan tangan kepada Alex.
"Dan aku anak bungsu keluarga ini Cia. Namaku Harry, anggap saja rumah sendiri." Senyum Harry sangat manis membuat Cia tertegun melihatnya.
"Air liurmu bisa tumpah jika melihat adikku seperti itu!" Ketus Chris yang disambut tawa oleh saudaranya.
"Um.. aku.. um.. tidak! Aku tidak melihat Harry seolah dia adalah malaikat." Jawab Cia dengan salah tingkah dan rona merah dipipinya.
"Hey Cia, Chris tidak bilang kau melihat Harry seolah dia dewa." Ujar Mevin dan tawa mereka kembali terdengar sedangkan Cia hanya bisa menunduk malu.
"Jangan tertawakan aku lagi.. aku malu." Rengek Cia dengan mata berkaca-kaca.
"Dasar cengeng!" Desis Chris.
"Ups.. maafkan kami, honey. Ayo jangan menangis lagi, lanjutkan saja makanmu." Ucap Arnold dan memeluk Cia yang sudah terisak kecil dengan mukanya yang memerah.
"Wah.. aku suka melihatnya menangis! Oh god, she's so cute." Ucap Alex dan Dylan bersamaan yang membuat Cia merona.
"Um.. Makasih" Lirih Cia dengan menunduk.
Cia mendongak saat mendengar bangku di depannya berdecit.
"Kau harus kembali ke kamarmu, baby" Cia memekik kecil saat merasakan tubuh mungilnya melayang.
"Turunkan aku!!" Pekik Cia.
"Tidak"
"Turunkan"
"Tidak"
"Ih.. turunin!!!" Rengek Cia
"Arnold cukup!" Sentak Mevin kepada Arnold yang kini sedang berdebat dengan Cia.
"Diam!" Ucap Cia dan Arnold bersamaan.
"Om suka sama Cia ya? Deket-deket terus ih!" Cia mengerucutkan bibirnya.
Cup
***
Hey-o
Siang semua vote dan komennya ditunggu ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracia •Slow Update•
FantasiGracia atau Cia, kabur dari rumah karena dia akan dijodohkan dengan anak teman ayahnya. Ia berhasil kabur di malam hari saat keluarganya telah terlelap. Dengan memakai mobil Cia keluar dari rumahnya. Namun, mobilnya tiba-tiba berhenti di tengah jala...