Chapter 007

28 4 0
                                    

Eps 007

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eps 007

.

"Terus kenapa?" si Ari nanya.

"Lu pada masih kagak ngerti?"

"Kagak."

"Mereka bertiga zombie woy, gue mesti bilang berapa kali sih biar kalian pada paham sama omongan gue?"

"Coba seratus kali, mungkin nanti kita bisa paham."

"Nah, pada ketiga kalinya kalian bakalan jadi kayak mereka."

"Terus kita harus ngapain?"

"Lawan tuh zombie kayak di film-film gitu."

"Kalo gitu, oke, kita bakal ngelawan mereka."

Mereka bertiga lalu berdiri dan ngambil garpu sama sendok di mangkuk bekas mie ayam mereka. Pada serius ni ketiga Jones kayaknya, mereka siap-siap sama garpu di tangan kanan, dan sendok di tangan kiri.

"Sekarang apa?"

"Teriak, dan lari..." gue langsung teriak minta tolong, terus gue pergi ninggalin mereka bertiga.

Gak lama kemudian, mereka ikut teriak dan lari dari kantin. Mereka kalo lari kayak lagi balap lari, saling tikung-menikung satu sama lain. Mereka cepet-cepetan ngambil motor mereka di parkiran, dan mereka langsung ngebut pergi dari parkiran.

Tapi sayang banget, pas mereka sampe di gerbang, gerbangnya ketutup, dan di sekitar gerbang ada satu, dua, tiga, kayaknya sepuluh Zombie. Zombie-zombie itu ngelihat mereka bertiga, dan zombie-zombie itu jalan pelan-pelan ke arah mereka bertiga.

"Mampus lu pada, sekarang lu kagak bisa keluar."

"Tenang, kita harus tenang, santai cuy....." Ian mencoba mendinginkan suasana.

"Oke, gue punya rencana, pertama kita turun dari motor." Rey ternyata punya rencana nih, jadi kepo gue sama rencana Rey.

"Terus?" Ian nanya.

"Hadap kiri grak..." Rey ngasih aba-aba buat hadap kiri. Dan mereka ngikutin aba-aba Rey.

"Pada hitungan ketiga, kita harus....."

"Paan?"

"Kita harus.... Kita harusss..... Laaaariiiiii...."

Tiba-tiba Rey lari terbirit-birit seakan dikejar-kejar bencong terminal. Sumpah, rencana Rey sungguh tidak terduga, gue kira rencana Rey mau gebukin tuh zombie, eh ternyata eh ternyata, dia malah kabur.

"Dia tadi bilang pada hitungan ketiga, kok dia malah lari duluan." Ian bingung ngelihat Rey lari.

"Yaudah, kita hitung bareng-bareng. Satu..."

"Dua...."

"Lariiiiii...." Ari langsung lari terbirit-birit nyusul Rey yang udah jauh.

"Woy, tiganya belom." Ian manggil Ari yang tiba-tiba lari.

"Ian, mending lu buruan lari nyusul mereka. Liat di belakang lu."

Ian noleh kebelakang, dan tiba-tiba satu zombie megang pundak Ian. Ekspresi wajah Ian seketika berubah, wajahnya memelas dan terlihat ketakutan, Ian lalu menyingkirkan tangan zombie yang megang pundaknya, eh tuh zombie malah balik megang pundak Ian.

"Lepasin aaahh, lu homo pegang-pegang gue. Awas lu yah, gue bilangin ke emak gue."

Tiba-tiba tuh zombie mau ngegigit leher si Ian, secara reflek Ian teriak dan nonjok muka tuh Zombie. Zombie itu langsung jatuh, dan Ian tiba-tiba menghilang dari tempatnya berdiri. Apakah mungkin Ian terbang? Apa mungkin melakukan teleportasi? Tapi ternyata Ian juga lari nyusul Ari sama Rey yang lagi nyoba manjat pagar tembok.

Sesampainya di sana, Ian ngos-ngosan, Ian kayak orang habis lari maraton di padang pasir. Ari sama Rey udan naik ke tembok dan duduk di atas tembok itu, mereka berdua lalu membantu Ian naik dengan cara narik Ian ke atas, dan akhirnya mereka bertiga sudah berada di atas tembok seperti burung yang sedang bertengger.

"Akhirnya kita selamat...." Ian sama Rey merasa lega.

"Kayaknya sama aja, coba kalian noleh ke bawah." Ari ngelihatin sisi lain tembok, dan ternyata bukan hanya ada dalam kawasan pabrik, zombie-zombie juga ada di luar kawasan pabrik.

"Oke, kita harus tenang, tarik nafas dalam-dalam. Keluarkan...." Rey nyoba untuk tenang dengan cara yang sesasional.

"Kalo kita tenang, kita bisa mati di sini. Emak, tolong anakmu emak." si Ian memelas.

"Kalo kayak gini, kita mesti gimana?" si Ari nanya.

"Gue punya saran, kalian diem aja dulu di situ, bersantai kayak di pantai. Palingan nanti tuh zombie-zombie capek nunggu kalian turun. Kan mengharap sesuatu yang gak pasti itu melelahkan."

"Ada saran lain kagak?" Rey yang nanya sekarang.

"Ada, kalian tunggu aja sampe malem, sapa tau Zombie nanti malem tidur."

"Sama aja kalo gitu."

Dan apa boleh buat, mereka akhirnya menunggu sampe malem di atas tembok. Rasa lapar, ngantuk, dingin, kebelet pipis jadi satu, mereka bertiga mulai tertidur, tapi tiba-tiba mereka denger suara mobil ngebut yang menuju ke arah mereka.

.

Next to Eps 008

.

#A.J.

J.R.T Jones Response TeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang