Di dunia ini ada beberapa macam wanita menilai seorang pria. Tipe pertama adalah sosok pria tampan, jika kau tampan maka percayalah seluruh dunia akan takhluk di genggamanmu. Tipe kedua adalah pria kaya, setidaknya jika kau buruk rupa kujamin dunia akan menyembahmu. Dan tipe terakhir adalah tipe pria tampan sekaligus kaya raya, tidak perlu dijelaskan bagaimana sikap wanita kepadamu. Sekali lirik mereka tewas ditempat.
Manusia tidak ada yang sempurna memang benar adanya, tapi tidak berlaku bagi kehidupan Kim Mingyu. Seorang Don Juan di kehidupan nyata, setidaknya selama para wanita menyerahkan diri lima wanita menghampirinya karena telah mengandung anaknya. Apa ini salahnya jika para wanita itu yang meminta bermain tanpa kondom?
Rupanya hal itu terdengar sampai ke telinga murid teladan Jeon Wonwoo. Seorang kutu buku yang menjunjung tinggi hak asasi. Semua organisasi di kampusnya berada di bawah kendali pria itu. Jika diibaratkan Ia adalah pemegang kendali kedua setelah pemilik kampus.
"Wonwoo hyeong tadi kau ke mana? Rowoon hyeong mencarimu." Nama yang dipanggil menutup buku tebalnya dan menoleh ke asal suara. Sosok pemuda chabi dengan tingkah yang pecicilan menghampiri Wonwoo di kelas. Wonwoo mengurut dahinya pusing, setelah Ia berhadapan dengan Don Juan sekarang Ia harus berurusan dengan adik kelas bermulut besar itu.
"Tidak bisakah kau diam sebentar Boo? Cukup pria tidak tahu malu itu yang merepotkan." Boo Seungkwan mengerutkan dahinya, siapa pria tidak tahu malu?
"Siapa pria tidak tahu malu?"
"Siapa lagi kalau bukan Kim Mingyu berengsek itu. Mentang-mentang wajahnya tampan Ia semena-mena bercinta di penjuru kampus, kau tahu itu menjijikkan." Seungkwan tertawa terbahak sampai keluar air mata. Wonwoo lebih senior dibandingkan dirinya tapi kenapa kuno sekali, hell? Sekarang adalah zaman kebebasan. Hak individu di atas segalanya, lagipula ini bukan Korea Utara.
"Hyeong kau lucu, Itulah daya tarik dari seorang Kim Mingyu. Aku membayangkan jika tubuhku berada di bawah kuasanya." Wonwoo mengerutkan dahinya muak. Jadi teman-temannya telah tertular virus maniak sex Kim Mingyu? Pria berwajah datar itu bangkit keluar kelas, tidak mempedulikan Seungkwan yang berteriak histeris. Hari ini kelasnya telah selesai, mungkin saja Rowoon telah menunggunya.
Di sepanjang koridor para mahasiswa menyingkir memberi jalan untuk Wonwoo, sapaan dan teguran hanya angin lalu baginya. Inilah daya tarik seorang Jeon Wonwoo, pria manis berwajah datar yang angkuh.
Pria itu menapakkan kakinya di tempat parkir kampus, di sana Kim Rowoon telah menunggu. Asal tahu saja satu-satunya pria yang berhasil meruntuhkan hatinya hanyalah Kim Rowoon, pria tampan dengan tinggi berlebih.
Jika Wonwoo dingin di kampus maka sikapnya seratus delapan puluh derajat berubah jika bersama kekasihnya. Lihat saja Ia memeluk pria menjulang itu dengan manja, bibirnya mengerucut saat Rowoon mencuri ciumannya.
"Ada apa Wonnie? Kau tampak kesal?"
Wonwoo melepaskan pelukannya, ini yang Ia suka dari kekasihnya, dia pasti tahu jika Wonwoo ada masalah.
"Aku sudah muak dengan Kim Mingyu. Mengapa wanita bodoh itu mengejar-ngejarnya, dan kau tahu tadi dia bercinta di UKS. Menjijikkan sekali." Rowoon menghela napas, memang berat tugas Wonwoo.
Dia tahu jika Wonwoo butuh dirinya, Rowoon memeluk pinggang ramping itu dan kembali memagut bibir kekasihnya. Mungkin hanya ini yang Ia bisa lakukan. Beberapa menit mereka berciuman, Wonwoo teringat akan sesuatu. Tugas yang akan dikumpulkannya tertinggal di UKS.
"Rowoon-ah kau tunggu sebentar aku ingin mengambil tugasku yang tertinggal."
"Butuh bantuan?" Rowoon khawatir dengan kondisi Wonwoo. Dan yang lebih parah jika kekasihnya bertemu dengan Kim Mingyu.
"Tidak usah aku bisa sendiri." Wonwoo mengecup bibir tipis itu sekilas sebelum Ia berlari menuju tempat yang diinginkannya.
Berselang beberapa menit Wonwoo telah sampai ke tempat tujuan. Beruntungnya saat itu UKS sedang sepi, jadi dia tak perlu menjadi pusat perhatian di sana. Di saat Ia mencari-cari file tugasnya, suara rendah terdengar dari balik tirai pembatas.
"Kau mencari ini kitten?" Wonwoo membuka tirai di sampingnya. Sosok pria yang dihindarinya tengah tersenyum miring dengan tugas yang berada di genggamannya.
"Balikkan tugasku Mingyu-ssi. Sudah kubilang kau jangan datang ke sini lagi." Mingyu turun dari ranjang yang didudukinya, menghampiri pria manis yang tengah was-was itu. Wonwoo tidak bodoh jika kini nyawanya tengah terancam. Memang benar jika aura dominasi Mingyu sangat dominan. Wonwoo tetaplah Wonwoo, Ia memilih menjaga ekspresinya daripada ketahuan jika Ia takut.
"Kau mau tugasmu kitten? Bagaimana jika kita sedikit bermain, tadi kau menggangguku dan sekarang aku akan balik mengganggumu." Bulu roma Wonwoo meremang mendengar suara rendah itu. Persetan dengan tugas lebih baik aku pergi dari sini.
Wonwoo hendak mengabaikan si Don Juan dan segera pergi dari sini. Namun sesuai prinsip Dewa Zeus, Ia akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Jika menolak kau akan tahu akibatnya.
Sebelum Wonwoo melangkah lebih jauh, Mingyu dengan cepat merengkuh tubuh itu. Memeluk tubuh yang lebih kecil dari belakang, teriakan dan rontaan keluar dari mulutnya.
"Diamlah kitten sebelum aku melakukan hal kasar kepadamu." Sebelum Wonwoo kembali berontak Don Juan membawa tubuh itu merapat ke dinding. Permukaan tembok yang dingin menyapu pipi tirus pria manis itu. Dapat Wonwoo rasakan bagian selatan tubuh Mingyu menggesek bagian belakang tubuhnya.
"Bagaimana rasanya jika adik kecil ini memasuki sarang hangatmu?"
"L-lepaskan aku berengsek, bagaimana jika penggemarmu tahu kalau kau seorang gay?" Mingyu tertawa meremehkan. Leher jenjang di depannya lebih menggugah hasrat daripada omon kosong Wonwoo. Ia mengendus leher itu, merasakan aroma parfum dan wangi alami dari sana. Aroma yang memabukkan.
Rowoon tolong aku.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Sex? [Hiatus]
Fanfiction[WARN] 18+ pilihlah bacaan dengan bijak. Mungkin Mingyu adalah Aphrodite di dunia nyata dengan bentuk pria. Perlambangan cinta, napsu, dan kecantikan terwujud di dalam sosoknya. Tidak berlebihan jika orang-orang menyebutnya keturunan langsung Dewi A...