Untitled, 4

405 66 6
                                    

Senin pagi Youngjae berjalan dengan lancar. Dengan semua barang-barang yang harus dia bawa untuk di asrama, Youngjae berinisiatif untuk membuat sarapan untuk teman-teman nya.

2 kopi di pagi hari untuk kedua kakaknya dan 2 susu segar untuk kedua adiknya.

Indahnya jadi yang ketengah, enak kalo dibagi.

Bambam dan Yugyeom yang pertama keluar dari kamar mereka. Dengan almameter SMA mereka yang khas dengan warna kuning cerah, mereka berdua langsung melahap sarapan yang dibuat oleh Youngjae.

Disela waktu sarapan, Yugyeom bertanya, "Tumben bikin sarapan." Youngjae yang sedang meneguk air putihnya hanya membalas dengan gumaman, "Mau mati, hyung?"

Tiba-tiba sebuah snapback melayang kearah Yugyeom. Bambam hanya tertawa dengan sereal yang masih ada dimulutnya. "Gue mau pindah ke asrama anjir," ujar Youngjae dan dibalas dengan anggukan oleh Yugyeom.

Beberapa menit selanjutnya, Jackson dan Jinyoung sudah datang ke meja makan. Mereka berlima menikmati sarapan dengan cepat dan tidak basa-basi. Youngjae langsung mengeluarkan barang-barang yang akan dia bawa dari kamar ke ruang tamu.

Tidak banyak. Hanya laptop, tas game, dan tas berisi baju-baju. Jinyoung bilang kalau dia kekurangan baju, tinggal ke apartemen aja.

Jinyoung beranjak berdiri saat melihat Youngjae selesai mengeluarkan barang-barang, "Lah, berangkat sekarang?" Tanya nya. Jinyoung mengangguk, "Gue kan shift pagi. Nanti gue telat."

Youngjae mengerutkan dahinya, hendak protes kalau sekarang terlalu pagi untuk pergi ke asrama. "Pergi aja, gue nanti yang kunci apartemen," ujar Jackson. Kedua tangan kakaknya itu terbuka, mengundang Youngjae untuk memeluknya.

Saat Youngjae sudah memeluknya, Jackson berbisik, "Baik-baik ya disana. Semoga dapet cewek."

Youngjae sedikit terciduk, tapi dia berhasil menyembunyikan nya dengan senyuman khasnya. Lalu ia memeluk kedua adiknya juga yang sebentar lagi lulus SMA, karena mereka berdua lebih tinggi dari Youngjae jadi agak susah meluknya.

"Kapan-kapan ngajarin kita lagi," kata Yugyeom dan disetujui oleh Bambam.

"Iya bawel," balas Youngjae.

Letak asrama Youngjae tidak terlalu jauh dari apartemen. Ya, makanya itu Jinyoung nanya kenapa dia harus tinggal di asrama. Tapi, Youngjae tidak ingat kalau asramanya berubah menjadi gedung rumah sakit.

Saat Jinyoung memarkirkan mobilnya, Youngjae baru mengerti. "Mau ke Jaebum hyung?"

Jinyoung mengangguk mantap, "Nah, tuh tau." Mereka berdua langsung berjalan masuk ke dalam rumah sakit, bertemu dengan Jisoo dan Nayeon yang kebetulan memang menunggu mereka di lantai 8.

Youngjae bisa mendengar pertanyaan Jinyoung tentang keadaan Jaebum sekarang dan Jisoo menjawab dengan gelengan kepala.

Ya, ketebak.

"Lo masuk aja. Nanti kalo udah selesai, gue ada disini," suruh Jinyoung dan Youngjae mengangguk. Youngjae pun mendorong pintu kamar bernomor 816 itu dan berjalan masuk kedalam nya.

Jaebum masih tertidur dengan damai. Dengan beberapa bingkai foto yang terpajang disekitar dinding kamarnya dan pedang fencing Jackson yang sengaja ia pajang karena Jackson ingin Jaebum tahu kalau dia memenangkan kompetisi kemarin.

Youngjae duduk di kursi yang terdapat disebelah Jaebum, tangan nya menuju tangan hangat Jaebum dan menggenggamnya. "Hyung, gue bentar lagi masuk kuliah," ucapnya. Jaebum hanya membalas dengan suara detakan jantung.

Ia pun dengan terpaksa harus meremas tangan Jaebum, menahan agar airmatanya tidak jatuh. Tidak, tidak didepan Jaebum.

"Cepet sembuh ya, hyung," ucap Youngjae lagi sebelum menangis di bahu Jaebum.

chronicles. ㅡ cyj✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang