• 1 •

10 0 0
                                    

Seoul, Korea selatan.

Perempuan berambut panjang gelombang dibawah dengan warna yang senada dengan baju yang ia pakai hari ini, ia sedang menatap kearah jendela dan melupakan kopi kesukaan nya yang mulai mendingin.

"Ra, lebih baik kau minum kopi mu sambil menatap taman. Kopi mu sudah dingin" ucap lelaki yang duduk disamping Rara kim-perempuan itu.

"Lebih baik kau pulang dan selesaikan masalah mu dengan keluarga mu Ra" ujar lelaki dengan tubuh tinggi yang baru saja memasuki ruangan itu.

"Aku melihat ayah ku sedang bermesraan dengan perempuan lain dan ibuku sedang menangis dikamar, jadi maksud mu aku harus melihat pemandangan yang menjijikan itu hah?!" Emosi Rara menatap lelaki jangkung itu.

Rara Kim terkenal dengan keluarga yang terpandang dan keluarga yang sering disebut harmonis. Padahal tidak sama sekali. Itu hanyalah topeng sang ayah agar harga dirinya tak dipandang buruk oleh rekan nya. Ibunya yang sangat Rara sayangi selalu memarahi Rara, ibunya menyalahkan semua nya dan menganggap semuanya adalah kesalahan Rara. Padahal rara tak salah apa apa. Miris.

Rara sebenarnya ingin sekali pulang dan merasakan kebahagiaan bersama kedua orang tuanya, tetapi yang ia dapat hanya caci maki dari sang ibu. Rara bingung, ayahnya selalu baik dan memperlakukan Rara selayak anak tapi ayahnya memiliki wanita simpanan, dan ibunya yang ia sayangi tapi malah memperlakukan ia selayaknya musuh.

"Apa kakak mu sudah pulang?" Tanya Park Chanyeol-si pria jangkung.

Kakak Rara yang hilang setelah mendengar bahwa ayahnya mempunyai perempuan lain. Sama hal nya dengan Rara,kakaknya pun kecewa. Tetapi Rara tak bisa pergi jauh seperti sang kakak karena ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga keluarga nya.

"Entahlah, kadang aku berpikir ingin seperti dirimu Yeol. Selalu disambut dengan kebahagiaan" senyum paksaan Rara terlihat jelas Dimata para lelaki itu.

"Kau selalu bilang begitu Ra, padahal kau tak tahu bagaimana mereka memperlakukan ku dirumah" ucap Chanyeol mendekati Rara.

"Walaupun mereka mengacuhkan mu tapi keluarga mu tetap keluarga mu! Tak ada orang ketiga seperti keluarga ku! Mereka keluarga yang utuh dan masih melirik dirimu. Tidak dengan ku Yeol. Hiks.hiks" tangis Rara pecah didada milik Chanyeol

Clek.

"Hei hei, ada apa ini?" Datang dua lelaki dengan membawa sesuatu ditangan mereka.

"Rara? Kau menangis lagi?" Lelaki yang kulit nya agak gelap dibandingkan mereka semua berlari pelan menghampiri rara.

"Kai" gumam Rara saat mengetahui siapa lelaki yang mengusap pipinya.

"Sudah sudah, jangan menangis lagi. Mari kita makan" ucap lelaki yang kini sibuk menata makanan. Suho Kim.

"Jangan pikirkan apapun dan makanlah yang banyak" ujar mereka berlima lalu tertawa. Tapi tidak dengan Rara, Rara tidak tertawa.

"Kita selalu mengucap itu sebelum makan. Itu seakan adalah doa sebelum makan, hahahha" tawa sehun menatap makanan didepannya.

"Ra, sudah ya. Lebih baik kita makan" ujar suho tersenyum ke arah Rara.

"Bagaimana besok kita jalan jalan? Aku bosan kita hanya diam disini, paling tidak ke kafe. Aku benar benar bosan".

"Ide yang bagus hun. . Aku menginap disini hari ini" ucap Rara sambil memasukan makanan kedalam mulutnya.

"Aku tidak bisa menemanimu disini Ra, aku harus pergi bertemu teman bisnisku nanti malam" ucap Chanyeol mengusap kepala Rara.

"Tidak apa Yeol, kalian bagaimana?" Tanya Rara menatap mereka bergantian.

"Aku tidak bisa" jawab kai.

"Ra, aku benar benar minta maaf" kali ini sehun menatap Rara dengan raut wajah tak enaknya.

"Malam ini harus menghadiri acara teman adikku" Suho menghembuskan nafas nya sambil memejamkan matanya.

"Baiklah, aku sendiri" Rara tersenyum untuk memastikan dirinya tak apa.

"Lebih baik kau pulang ra, atau kau menginap diantara rumah kami. Kau tau kan kami tak bisa membiarkan mu sendirian dirumah ini?" Ucap sehun khawatir dengan Rara.

"Tidak usah, aku akan disini saja" jawab Rara tertawa pelan.

Rara melihat satu persatu wajah mereka yang khawatir untuk meninggalkan dirinya dirumah yang dibeli mereka.

Mereka khawatir karena pasti para musuh mereka-para lelaki tau bahwa jadwal mereka berempat padat sampai malam ini dan juga pasti musuh mereka tau bahwa Rara sedang dirumah itu sendirian. Rara adalah kelemahan mereka berempat.

"Daripada kalian mengkhawatirkan ku lebih baik salah satu dari kalian mengajakku, hm?" Rara kembali memakan makanan nya yang sedikit lagi habis.

"Ikut aku saja, aku tak ingin sendiri ke acara teman adikku" jawab Suho senang.

"Dasar gila kau suho! Secara tidak sengaja kau membuat nyawa Rara terancam. Musuh mu itu dimana mana ,ho" ujar Chanyeol tidak setuju.

"Kau ikut dengan ku saja, aku hanya bertemu dengan teman teman ayahku dicafe" ucap kai santai.

"Yasudah, aku ikut dengan kai" Rara menatap kai sambil tersenyum lebar.

"Bila ada apa apa langsung telfon kami, kau tau kami tidak akan tenang jika kau berada dilingkungan kami" mereka selalu menyebut pekerjaan mereka dengan kata lingkungan.

"Aku ingin sekali menjadi designer lagi, butik ku sekarang diurus oleh temanku" ucap Rara menatap langit-langit ruangan itu.

"Boleh, tapi kau harus selalu menghubungi kami dan akan ada penjaga an disetiap butikmu nanti" ujar suho serius.

"Biarkan aku bebas" mohon rara pada Suho.

"Tidak akan, silahkan jalankan lagi butikmu, tapi setiap hari bolehkan kami mengecek dirimu disana" ucap sehun.

"Baiklah baiklah. Kai tolong aku agar aku kembali ke butikku".

"Kami yang akan menolongmu, sekarang ayo!" Ujar sehun semangat membantu sahabat perempuan satu satunya ini.

×××

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R for RaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang