Chapter 7

1.9K 126 13
                                    

Yang baca ceritanya terkesan pendek ya? Coba ke halaman 2 terus balik ke halaman 1, ceritranya terpotong gitu atau gimana ya--"

Clara

Reido benar-benar mengesalkan! Gue ingin mencincangnya ketika marah, enaknya saja dia menganggap dirinya seorang kaka, padahal gue duluan yang lahir! Dan entah kenapa harus pulang sama dia!

Flashback

Gue keluar dari kelas dengan berjalan gontai karena diketawain sama Mona, gara-gara gue kelahi sama Reido. Salah siapa coba? Dia kan?! Masa dia ngaku dia seorang kakak, padahal gue duluan yang lahir.

Tiba di dekat tempat duduk untuk menunggu, Reido datang bersama temannya yang sama sekali gak gue kenal,"Clara, pulang sama aku"

"Nggak! Aku nunggu papa!" tolak gue.

"CLARA! JANGAN BERULAH!" teriak Reido.

"Udah deh, selesain aja masalahnya di rumah nanti," ujar temannya.

"Bilang aku kakak dulu," ujar gue.

"Kakak," sahu Reido dengan tatapan,'bilang-aja-deh-nanti-ni-anak-ngambek-lagi', benar-benar menyakitkan.

"Gak ikhlas, buruan aku mau tidur!" ujar gue berdiri.

Flasback Off

Dan saat ini gue berada di jok belakang, kawan Reido duduk disebelahnya, seharusnya kawan Reido itu duduk dibelakang! Kan gue spesial daripada cowok tersebut!

"Kamu langsung pulang?" tanya Reido.

Gue dan Reido adalah sepupu yang paling dekat, soalnya dari kecil sampai sekarang masih berkomunikasi, yah ada satu lagi.  Tapi sekarang lumayan sombong. Jadi kami memakai 'aku dan kamu', kecuali sedang marah. Eits, sebenarnya gue pernah suka loh sama dia, waktu TK. Eh kata emak gue : Kalau pacaran sama sepupuan itu gak boleh. Akhirnya gue gak suka lagi, soalnya kadang ilfeel liat Reido yang di suappin sama mamanya, terus gak bisa tidur tanpa selimut baunya.

"Gak tau, emang kamu mau kemana?" tanya gue penasaran.

"Gak ada sih, mau ngantar dia doang," ujar Reido.

Ooh cowok yang disampingnya,"Dia gak punya kendaraan? Kok nebeng?"

"Hey, hey, anak kecil. Gue punya motor, cuman mogok!" ujar cowok tersebut.

Mau punya kek, mau gak kek. Tetep aja ni cowok kere, susah amat bawa motor ke bengkel.

"TUKANG NEBENG! TUKANG NEBENG!"

"REIDO! SURUH ADIK LO DIEM!"

"GUE BUKAN ADIKNYA WEEEK!"

"KALIAN BERDUA DIAM! ATAU TURUN DI SINI!" bentak Reido.

Gue memilih diam, Reido benar-benar marah. Dan sebenarnya gue mau aja turun, asalkan tempat makanan gitu, nah saat ini kami melewati kuburan, siapa yang mau turun disitu?! Reido memang cerdas, dia sudah mengatur cara agar gue gak ribut.

Dan cowok itu juga ikut-ikuttan diam, dasar cemen.

"Mau kemana sih?" tanya gue sama Reido.

"Lapar kan? Aku yang traktir," sahutnya.

"SIPP!!!" sahut gue semangat.

Hey,hey siapa yang tidak mau di tawarin gratisan. Makanan yang enak itu, makanan yang dibeliin orang.

"Antar kawan mu dulu kan?" tanya gue yang ingin menendang cowok itu dari mobil ini.

"Dia ikut," sahut Reido.

Single? WolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang