Lizzie's P.O.V
Aku selalu di bis sendirian sepenuh hari ini. Aku tidak pernah keluar semenjak ibu menelponku. Aku hanya pergi untuk ke konser tapi langsung kembali ketika sudah selesai. Aku menghubunguki Eric karena aku belum menelponnya sejak ibu menelkpon.
"Elizabeth! Kau baik-baik saja?" katanya
"Aku baik-baik saja" kataku
"Apa yang terjadi pada ibu? Aku mencoba untuk menghubunginya tapi tidak pernah di jawab" katanya
Aku menutup mataku mencoba untuk tidak menangis.
"Ketika aku sedang berbicara dengannya di telepon.. Ayah.. Menembaknya" kataku
Aku tidak bisa menahan lagi, aku mulai menangis.
"Aku tahu pasti ini akan terjadi. Ia akan mencarimu setelah ini. Para polisi mencoba untuk mencari ayah, tapi ia bergerak terlalu cepat" katanya
"Apa yang harus kulakukan? Dia akan mudah mencariku. Aku terkenal sekarang. Apa yang bisa kulakukan?" kataku
"Kau hanya perlu bersembunyi sebisa-mu. Okey? Tetap tenang dan hati-hati. Aku mencintaimu. Jangan menyerah Liz" katanya
"Aku mencintaimu juga" kataku
Aku menutup telepon-ku dan kemudian The Boys datang.
"Helloooooo" kata Harry
"Hey" jawabku
"Kenapa kalian sangat lama?" kataku
"Kami pergi berbelanja" ucap Zayn
"Kami merasa tidak enak membiarkanmu disini" Lanjut Louis
"Jadi kita memberikan-mu sesuatu" kata Liam
"Kalian tidak perlu memberikanku apa-apa" kataku
"Tapi kami mau memberikannya. Jadi?" kata Niall
Mereka memberikanku sebuah kotak kecil. Aku membukanya dan terdapat kalung yang sangat indah. Dan terdapat liontin. Aku membuka liontin itu dan di bagian kiri dan kanan, tertulis 'We Will Always Love You". Air mata mulai mengalir dimataku, aku tak bisa menahan haru ini. Aku menatap ke mereka.
"Ini sangat indah. Terimakasih. Aku mencintai kalian semua" kataku
Kami semua berpelukan.
"We love you too" balas mereka.
Kami melepas pelukan kami.
"Kau harus selalu ingat" mulai Liam
"Kami akan selalu melindungimu" lanjut Louis
"Selalu ada untukmu" ucap Zayn
"Peduli padamu" lanjut Harry
"Dan mencintaimu" di akhiri Niall.
Air mata mengalir lebih banyak dari mataku.
"Aku hanya.. Aku tidak percaya aku bisa memiliki teman. Kalian semua benar-benar peduli padaku.. melindungiku.. selalu ada untukku.. dan mencintaiku. Akhirnya setelah bertahun-tahun.. Aku menemukan teman sejati"kataku
Aku rasa mereka mulai menangis.
"Kami akan selalu mencintaimu. Jangan pernah lupakan itu" kata Niall.
Kami berpelukan lagi. Dan beberapa saat kami melepas pelukan kami dan Niall membawaku ke ruangan tidur.
"Lizzie. Aku punya sesuatu untukmu" katanya dan memberikanku sebuah kotak kecil.
Aku membukanya dan terdapat dua gelang didalamnya. Gelang itu terlihat mirip. Yang satu tertulis 'Forever' dan yang satu lagi tertulis '& Always'. Aku menatap ke arah Niall. Aku menangis terharu. Mengapa aku selalu menangis. Oke, ini bukan menangis, hanya saja mataku berkeringat.
"Aku menyukainya" bisikku
Ia memakaikan gelang itu di pergelanganku dan aku memakaikan gelang yang satu kepadanya. Ia juga memakaikan kalung yang diberikan The Lads kepadaku.
Kami duduk di lantai disamping bunks. Ia merangkulku dan aku menyandarkan kepalaku di pundaknya.
"Liz. Jika ayahmu menangkapmu.. Berjanjilah padaku.. untuk tidak pernah menyerah.. lawanlah.. kau harus melawannya.. lawan sampai kau bebas.. kau adalah segalanya untukku. Kau begitu menyenangkan, baik, peduli, dan sangat mencintai. Aku mennyukai saat kita bisa mengobrol tentang apapun. Aku menyukai senyumanmu.. tawamu.. suaramu.. Aku suka saat kau tidak peduli dengan apa yang orang pikirkan tentang mu atau caramu berpakaian. Kau berarti segalanya buatku. Aku mencintaimu" katanya
Aku menatap ke arah Niall dan ia menangis
"Aku juga mencintaimu, Niall" kataku
Ia memegang pipiku dan mencium birbiku.
Kami melepas ciuman kami dan aku kembali meletakkan kepalaku pada pundaknya. Ia mengambil tanganku dan menggenggamnya dalam kuncian jari. Ia mengangkat tangan yang satu lagi dan membuat janji kelingku kepadaku.
"Forever" bisiknya
"And Always" bisikku kembali.
WebRep
Overall rating
KAMU SEDANG MEMBACA
Niall Horan Is My Guitar Teacher (Bahasa Indonesia)
FanfictionSemua yang aku inginkan hanyalah belajar untuk bermain gitar. Aku tidak pernah meminta untuk guru yang merupakan seorang dari boy band paling terkenal di dunia. Tapi aku tidak mengkomplain.