Semuanya tampak nyata walaupun ku tahu itu adalah imajinasiku, tapi bagaimana aku bisa lupa penyebab aku sering berimajinasi hal yang tak seharusnya ada di fikiranku
Entah apa yang terjadi tapi aku tak pernah bisa mengingat apa yang terjadi di masa laluku
Aku tak tau Orang tuaku , jangankan orang tuaku diriku sendiri aja aku tak mengenalnya, aku merasa asing dengan diriku. Aku tinggal dengan nenekku di suatu tempat yang di sebut dengan flower Maudi, ya rumahku adalah toko bunga yang berada di sisi jalan yang ramai di kunjungi orang, di sana ada dua kamar yaitu kamar nenekku dan kamarku, ada ruang tamu, dapur yang menyatu dengan ruang makan, di depan ada ruangan yang tak cukup luas yang di jadikan toko bunga dan ada taman di samping rumahku, di sana ada berbagai jenis bunga tapi dari sekian banyaknya jenis bunga ada satu bunga yang paling aku suka tulip, dari bebagai jenis warna tulip yang aku suka adalah merah muda yang berarti harapan, aku selalu berharap jika aku akan mengingat semua yang terjadi di masa lalu.
Jika kalian berfikir aku adalah anak dari orang terkaya ataupun orang yang memiliki pengaruh aku akan menjawab aku tak tahu, aku tak pernah berfikir aku anak dari orang kaya ataupun orang yang berpengaruh karna yang aku tau orang tuaku meninggal sejak aku kecil,karna kecelakaan dan kecelakaan itulah yang membuatku tak mengingat apapun, aku yang baru menginjak 3 sd harus pindah ke singapura hanya untuk menjalani pengobatan entah di sana aku berapa lama tapi yang pasti saat aku terbangun aku sudah berada di sana, aku tak tau biaya yang di keluarkan nenekku untuk pengobatanku dan akupun tak tau dari mana nenekku mendapatkan uang untuk membiayai ku,banyak hal yang aku tak tahu, aku ingin mengetahui semuanya tapi bagaimana? Aku tak tahu tak ada orang yang bisa ku tanyai selain nenekku, setiapku bertanya nenekku selalu mengalihlan pembicaraan.Di umurku yang ke 16 ini aku tak tau harus melakukan apa, nenekku selalu memintaku untuk belajar belajar belajar, aku selalu mengikuti apa yang nenekku katakan karna siapa lagi yang harus aku hormati?? Aku tak punya siapapun.
Mengenai pendidikanku aku sekolah di sekolah yang sederhana, bukan sekolahan favorit tapi entah karna apa mungkin karna perjuangan belajarku aku mendapatkan beasiswa di salah satu sekolah favorit waktu aku tau aku bingung, saat aku menceritakan pada nenekku, nenekku begitu bahagia dan menyuruhku untuk menerima beasiswa itu, tanpa fikir panjang akupun menerima beasiswa itu.
Dan sekarang di sinilah aku berdiri di depan cermin di kamarku yang tak cukup luas tapi begitu nyaman"Di cepat makan, nanti kamu telat"
Teriak nenekku dari dapur, yang pasti sedang menyiapkan makanan"Iya nek bentar"
Jawabku sambil menyambar tas yang ada di atas kasurkuAku berjalan keluar dari kamarku menuju dapur untuk sarapan, nenekku selalu mengingatkanku untuk tidak melewatkan sarapan pagi.
"Pagi nek"
Sapaku pada nenek dengan senyuman yang tak lepas dari bibirku"Pagi juga, cucu nenek udah cantik udah siap brangkat sekolah, inget di sana jangan nakal jangan bergaul dengan anak-anak yang gak baik, jangan buat nenek kecewa, itu kesempatan kamu untuk meraih cita-cita, jika sikap kamu baik nilai kamu bagus setelah lulus nanti kamu bisa ngelanjutin sekolah dengan mudah di"
Sambil makan aku mendapatkan siraman rohani dari nenekku, salain sarapan makanan setiap pagi aku pun akan sarapan nasihat-nasihat yang di berikan nenekku, entahlah kenapa aku sangat menyukai nenekku saat bawel seperti ini"Iya nenek maudi ngerti, maudi gak bakalan ngecewain nenek"
Ucap maudi lalu menyuapkan makanan terakhir yang ada di piringnyaSetelah selesai sarapan maudi membantu neneknya untuk membereskan bekas makannya, tapi neneknya melarang karna takut maudi terlambat
"Sudah biar nenek saja, kamu berangkat nanti kamu telat "
Ujar neneknya sambil menumpukan piring-piring bekas makan"Ya udah nek maudi berangkat dulu "
Maudi salim pada nenek dan mencium pipi neneknya, lalu keluar untuk memakai sepatu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear
Teen FictionSemuanya begitu indah sampai aku tak rela semua itu hilang, walaupun faktanya semua telah hilang dan aku tak pernh terima itu