Satu keluarga berbahagia dengan diterimanya Umji. Termasuk mama dan papanya yang langsung memberi Umji sebuah ucapan selamat. Suho juga ikut berbahagia dan langsung memasak sesuatu untuk Umji.
Mereka berbahagia hari ini.
Saat bulan sudah bersinar dengan terangnya, ponsel Umji berbunyi nyaring. Ia mencari gawainya yang lupa di mana ia menyimpannya. Hingga akhirnya ketemu. Tanpa melihat siapa yang membuat gawainya bergetar, ia langsung mengangkat panggilannya.
***
"Halo??" Umji mengangkat panggilan sambil menutup matanya.
"Ji."
"..."
"Selamat ya."
"Kak Suga!" Mata yang tadinya terpejam kini terbuka dengan lebar. "Makasih. Hehe."
"Gak sia-sia gua nganterin lu."
"Iya. Makasih ya kak."
"Gimana tadi? Susah?"
"Ya gitu."
"Gitu gimana?"
"Susah. Terus aku panik kak. Panikkk banget."
"Udah dibilang jangan panik."
"Tapi aku tenang lagi."
"Bisa?"
"Bisa tenang lagi.."
"Caranya?"
"Mikirin..."
"Gua?"
"Engga ih! Mikirin mama, papa, sama kak Suho nungguin di rumah."
"Oh haha. Bagus deh jadi anak berbakti ya."
"Iya. Tapi," Umji menggantungkan ucapannya.
"Tapi?"
"Ada kak Suga juga keselip dikit."
"..."
Suga terdiam berusaha menenangkan dirinya saat ini."..."
"Ada guanya juga?"
"Iya." Umji bersuara kecil. Menutup wajahnya dengan bantal.
Dari sebrang sana terdengar kekehan Suga. Membuat Umji semakin malu. Mungkin beberapa detik lagi, dia akan meledak.
"Ji mau tau gak?"
"Apa kak??"
"Gak baik mikirin gua."
"Kenapa memangnya?"
"Nanti lunya sayang."
"Oh.. gak boleh ya? Ya udah deh aku gak mikirin kakak lagi. Takut sayang." Umji makin menundukkan dirinya. Merasa patah hati saat ini. Padahal dari dialognya terdengar jelas bahwa dia sudah menyayangi Suga.
"Iya gak boleh."
"Maaf. Aku gak akan mikirin kak Suga lagi.."
Mendengar suara Umji yang sepertinya sangat kecewa, Suga tersenyum lebar. Dia tak bisa menahan kekehannya.
"Kenapa kak?"
"Tau gak. Kenapa gak boleh sayang?"
"Karena kakak takut aku baper?"
"Iya. —"
"Hmm." Umji menghela napasnya kasar.
"Tapi bukan itu doang Ji. Alasannya karena gua gak mau lu yang ngejar gua dan lu yang sakit hati. Biar gua yang ngejar lu, Ji. Biar gua yang capek. Biar gua yang sayangin lu lebih dulu. Baru lu boleh sayangin gua."
***
Mendengar jawaban itu, Umji tersenyum lebar. Lalu menendang-nendang angin yang tidak bersalah. Karena tidak kuat dengan jawaban Suga, ia mematikan panggilannya. Saat ini ia sedang berteriak bahagia di redaman bantal.
Tapi karena teriakan itu sangat kencang, suaranya terdengar sampai kamar Suho. Suho yang mendengar adiknya seperti itu mendatangi kamarnya. Ia membuka pintunya lalu menatap adiknya sedang menutup wajahnya dengan bantal.
"Kenapa dek?" Tanya Suho.
Mendengar ada suara kakaknya, ia mengangkat kepalanya dan matanya bertemu dengan kakaknya. Ia tersenyum lebar dengan wajah seperti kepiting rebus. Dengan polosnya dia menjawab, "Kak Suga nyebelin." Lalu tersenyum sampai memamerkan giginya.
"Suga?"
"Iya kak Suga. Udah ah kak! Aku mau tidur."
"Ck. Dasar." Suho kembali ke kamarnya.
Umji membuka ponselnya kembali, lalu mengirim pesan kepada Suga.
***
Umji• Maaf aku matiin kak..
gpp •
• Maaf banget kak:(
• Ada yang gak beres sama aku..jantung lu ji? •
• Hmmm
• Iyaa............😂 •
• Aku mau tidur kak..
• Udah ngantukk..yudh tdur sana •
• Iya ini mau kan...
• Bye kak:) 😊
• Goodnighttoo •
。『Blind』 。
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind『Min Yoongi』
Fanfiction"Cinta itu buta. Bukan kata orang lagi, tapi gua udah ngerasain." -Min Yoongi.