Review Novel

1.6K 31 1
                                    

Judul Buku : Ayahku (Bukan) Pembohong
Pengarang : Tere Liye
Terbit : April 2012 (cetakan keenam)
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 304 Halaman
No. ISBN : 978 - 979 - 22 - 6905 - 5

Tere Liye adalah salah satu penulis terkenal yang ada di Indonesia. Sudah banyak karya-karyanya yang menjadi best seller. Ayahku (Bukan) Pembohong ini merupakan salah satu karyanya yang best seller. Novel ini mengisahkan tentang seorang ayah yang menjujung tinggi kesederhanaan. Seorang ayah yang membesarkan anaknya dengan cerita-cerita yang mengandung nilai-nilai luhur akan kesederhanaan hidup. Namun, cerita-cerita itulah yang membuat sang ayah dibenci oleh anaknya karena menganggap semua cerita-cerita itu adalah kebohongan.

Cerita dibuka dengan seorang kakek yang menceritakan kisah-kisah hebat di masa muda kepada cucu-cucunya. Kisah-kisah itu ternyata sudah pernah diceritakan kepada anaknya, Dam. Dan Dam tidak suka ayahnya menceritakan kisah-kisah tersebut kepada anak-anaknya.

Cerita kemudian beralih ke masa lalu dimana Dam masih anak-anak. Sejak kecil, Dam selalu diceritakan tentang dongeng-dongeng oleh ayahnya. Dongeng-dongeng tersebut merupakan kisah-kisah hebat yang sudah dilalui ayahnya pada masa muda. Tentang El Capitano yang merupakan pemain bola idola Dam, suku penguasa angin, legenda apel emas, dan segala cerita lainnya.

Walaupun cerita-cerita itu seperti tidak masuk akal, Dam percaya bahwa cerita-cerita itu benar adanya. Dam sangat menyukai cerita-cerita ayahnya. Itu seperti hiburan yang diberikan sang ayah kepadanya.

Ayahnya adalah orang yang terkenal tidak pernah berbohong. Bagi Dam, ayahnya adalah sosok paling tauladan yang ia punya. Sang ayah adalah idola nomor satunya. Berkat cerita-cerita dari sang ayah yang penuh pelajaran menjadikan Dam tumbuh menjadi sosok yang berbeda dengan teman-temannya.
Dan Dam akhirnya tumbuh menjadi sosok yang rendah hati, sama seperti ayahnya.

Lalu Dam melanjutkan sekolahnya di sebuah asrama bernama Akademi Gajah. Di sana, banyak hal baru yang Dam pelajari. Dam menemukan banyak kesenangan di sana. Hingga akhirnya ia mengalami kejadian yang membuatnya mempertanyakan kebenaran dari semua cerita ayahnya. Saat ibunya sakit dan akhirnya meninggal, ayahnya tetap mempercayai petuah dari Raja Tidur yang pernah diceritakannya bagi Dam. Ayahnya percaya bahwa segala pengobatan tidak akan menyembuhkan sakit yang diderita ibunya. Yang membuat ibunya bertahan adalah kebahagian. Namun, Dam tak pernah melihat ibunya merasa bahagia. Sejak saat itu, Dam berhenti untuk mempercayai ayahnya dan menganggap ayahnya adalah seorang pembohong. Dan hal itu yang justru membuat ayahnya kecewa dan marah. Hubungan Dam dan sang ayah pun memburuk sejak saat itu.
Selanjutnya adalah Dam mulai tumbuh dewasa. Dam akhirnya berkeluarga dan memiliki dua anak. Satu-satunya hal yang terus ia tekankan pada anak-anaknya adalah untuk tidak mempercayai segala cerita yang diceritakan oleh Ayah Dam yang saat itu tinggal bersama Dam atas permintaan istri Dam. Layaknya Dam kecil, anak-anaknya pun sudah terlanjur menyukai kakek mereka. Dam pun tetap bersikukuh dengan kepercayaan bahwa ayahnya adalah seorang pembohong.

Namun, suatu kejadian yang tak terduga membuat Dam sangat menyesal. Sang ayah akhirnya tutup usia. Dan Dam harus menyaksikan sebuah kejadian yang tak pernah terlintas di pikirannya sama sekali. Pemakaman sang ayah dipenuhi banyak orang, termasuk sosok-sosok yang selalu ayahnya ceritakan padanya. Dia didatangi oleh idola masa kecilnya, Sang Kapten beserta si Nomor Sepuluh. Sejak saat itu, Dam tahu bahwa ayahnya bukan pembohong.

Bagi saya pribadi, novel ini adalah novel karya terbaik dari Tere Liye. Dan ini adalah novel favorit saya. Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari membaca kisah fiksi ini. Pelajaran hidup tentang kesederhanaan, tentang kepercayaan, tentang hubungan kekeluargaan, tentang pendidikan, dan yang paling mengesankan adalah tentang kebahagiaan sejati dalam hidup.

Saya sangat mengagumi tokoh Ayah. Banyak orang tua yang mendidik anaknya melalu berbagai cerita dan dongeng yang penuh makna, atau menasihati anaknya dengan berbagai nasihat bijak. Namun,  banyak juga orang tua yang tidak melakukan apa yang ia katakan sendiri kepada anaknya. Namun, sosok Ayah di cerita ini berbeda. Perkataannya dan perbuatannya begitu serasi. Ayah selalu berbuat baik, ramah terhadap siapapun, membantu orang lain, dan bahkan seluruh kota pun mengenal Ayah sebagai orang yang paling jujur. Tidak heran jika semua orang di kota menghormatinya. Bahkan ayahnya Jarjit yang notabene orang kaya dan tersohor di kota, menaruh hormat pada Ayah Dam. Dia berkata bahwa ayah Dam yang hanya seorang pegawai negeri biasa lebih terhormat dari kolega bisnisnya yang paling kaya.

Saya juga suka dengan sosok Dam. Dia sama baiknya dengan ayahnya. Dia mewarisi sifat-sifat ayahnya melalui cerita-cerita ayahnya. Namun, saya tidak suka saat Dam mulai tidak percaya lagi dengan cerita-cerita ayahnya. Lalu, rasa tidak suka itu berubah menjadi kebencian. Dan kebencian itulah yang pada akhirnya membuat Dam menyesali perbuatannya.

Novel ini memiliki banyak kelebihan. Ceritanya sangat menarik, penuh makna dan amanat tentang pelajaran hidup, penuh kejutan, serta tidak mudah ditebak. Tokoh-tokohnya juga sangat bagus dalam memberikan pemahaman moral dan perilaku yang baik. Cover buku pun baik sehingga membuat pembaca tertarik untuk membacanya.

Namun, setiap buku pasti memiliki kekurangan. Menurut saya, kekurangan di novel ini adalah jalan ceritanya yang berbelit-belit. Hal itu dikarenakan adanya alur maju dan alur mundur yang membuat pembaca cukup kesulitan dalam memahami jalan ceritanya. Walaupun begitu, novel ini tetap layak untuk dibaca semua kalangan. Dan bagi kalian yang senang dengan cerita bertema keluarga, novel ini sangat direkomendasikan untuk dibaca.

Nama : Muhammad Selamet Rifa'i
NIM : 2101417064
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Rombel : 2

Review Novel Ayahku (Bukan) PembohongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang