18 Desember 2018,
kemarin hari senin usai pulang kerja sore hari sekitar pukul setengah empat aku rebahan melepas penat sambil mengecek beberapa pesan yang masuk ke whatsapp. Satu pesan yang membuatku langsung terduduk "Jonghyun meninggal". Saat itu juga ku balas pesan dia, "hey, kalau mau bercanda jangan tentang nyawa dong!". Setelah itu dia mengirimkan link berita kematian Jonghyun. Tanganku gemetar, mataku berkaca hingga setetes jatuh... Perlahan-lahan ku telusuri media sosial, instagram, twitter, semua di penuhi dengan berita tersebut. Bulir demi bulir air mata menggenang menjadi anak sungai di pelupuk mata.
Sejak tahun 2010 aku menyukai musik kpop atau Korean Pop, mereka menamai orang-orang sepertiku sebagai kpopers. Mungkin beberapa orang menganggap kami berlebihan karena menyukai sesuatu yang kadang terkesan fanatik. Dan selama aku menjadi kpopers ini aku memang sedikit fanatik, beberapa kali aku berkaca-kaca melihat kekompakan sebuah fandom (kelompok fans dari suatu grup tertentu) dalam sebuah konser idolanya, begitu pula saat aku menonton music video yang terlalu sedih. Namun sepanjang perjalanan ku menjadi kpopers ini ada dua hal yang membuat aku sedih mendalam, yaitu saat salah satu idola favorit ku memutuskan untuk keluar dari grup yang sangat aku sukai. Ku kira itu adalah hal yang paling menyedihkan dalam kehidupan kpopers-ku, namun seiring berjalan waktu aku bisa menerima kenyataan dan aku tetap fokus pada grup tersebut dan merelakan keputusan sang idola yang ingin meniti karir di jalan lain.
Hingga hari kemarin sore, aku bukan Shinee World (sebutan bagi penggemar Boyband Shinee) tapi aku mengenal lagu mereka, menikmati banyak lagu yang mereka bawakan, merasa terhibur dengan acara-acara yang di isi oleh mereka, walau aku tidak menobatkan diri sebagai Shinee World tapi aku merasa mengenal mereka cukup baik. Hingga berita kepergian salah satu member Shinee itu memberikan pukulan besar di ulu hati. Rasanya sesak, air mata ingin membuncah. Dia pergi bukan untuk bersolo karir, dia pergi bukan karena akan menikah, dia pergi bukan karena ingin menjalani hidup sebagai non idol, tapi... dia pergi untuk selamanya. Dia pergi dari bumi tempat kita tinggal, dia pergi untuk selamanya. Tak bisa lagi jika ingin mengetahui kabarnya, tak ada portal berita yang akan memberitahukan kondisi terkini nya, tidak akan ada lagi sosial media yang menghubungkan kami dengannya. Dia pergi untuk selamanya dari sisi kami....
Semua tercengang, semua kalut... Jonghyun di mata kami adalah seorang pria dengan virus yang sangat menyenangkan, dia tidak pernah terlihat murung, prestasi dia sangat bagus. Jika beberapa idol lain melebarkan sayap ke dunia akting tidak dengan Jonghyun, dia memiliki bakat musik yang luar biasa. Agensi memberikan izin baginya untuk berkarya dan hasilnya puluhan lagu dia ciptakan, puluhan musik dia buat. Lagu 'Playboy' yang di nyanyikan Grup populer Exo di tahun 2015 lewat album EXODUS adalah ciptaannya, lagu 'Breath' yang di nyanyikan oleh soloist agensi YG Entertaiment Lee Hi adalah ciptaanya, dan banyak lagi lagu yang telah dia buat bahkan dalam album solo dia pun berisi lagu-lagu yang dia ciptakan.
Seminggu yang lalu Jonghyun menyelesaikan konser solonya, dia berdiri seorang diri di atas panggung besar itu dengan dikelilingi ribuan fans. Betapa keren seorang Jonghyun di mata kami. Dan kami yang menyebut diri sebagai fans tidak pernah tahu apa yang dia rasakan, apakah dia bahagia sebagaimana kami saat mendengarkan lagunya? Apakah dia merasa terkena energi semangat sebagaimana kami saat membaca lirik lagunya? Kami tidak pernah tahu.
Di mata kami Jonghyun sangat sempurna...
Namun tidak dengan dirinya sendiri. Itulah mengapa manusia tidak boleh menganggap remeh masalah orang lain. Seberapa kecil atau besar masalah seseorang tidak akan pernah bisa kau ukur. Kamu tidak akan pernah paham dan mengerti masalah seseorang sampai kau ada di titik yang dia rasakan, seberapa teguh kau ingin berkata "aku memahamimu" tidak akan pernah hatimu benar-benar merasakannya. Karena kehidupan yang berbeda. Begitupula dengan Jonghyun. Entah seberapa berat ia menahan seluruh penderitaan itu seorang diri, seberapa lama ia menanggung semua rasa sakit itu dalam sepi, tidak ada yang tahu. Hingga akhirnya ia memilih akhir yang menurutnya terbaik, bahkan ini juga pasti bukan pilihan dia, tapi pilihan kehidupan.
Jonghyun telah pergi..
Berapa kali dalam satu malam dan pagi ini aku meyakinkan diriku bahwa ia sudah tidak hidup satu bumi lagi denganku, namun masih terasa sulit. Layar laptopku masih memutar video dia bernyanyi penuh penghayatan, menari penuh energi, layar handphoneku masih memutar suara dia yang merdu menyanyikan lagu-lagunya yang ternyata berisi curahan hatinya dan bahkan kami tak pernah tahu hingga dia pergi.
Aku yang bukan keluarga, teman atau seseorang yang pernah bertemu dengannya saja merasakan kehilangan yang sangat luar biasa. Bagaimana dengan mereka? Orangtua, Kakak, member Shinee lainnya, teman-teman terdekatnya? Jonghyun.. sosok ramah itu menyimpan banyak duka, luka yang tak pernah ingin dia bagi dengan yang lain.
Akhirnya aku harus mengatakan ini walau aku tidak pernah mau mengatakannya,
Selamat jalan Jonghyun!
Kau telah membuat dunia banyak orang berwarna, kau telah memberikan bayak hal untuk kehidupan orang lain, aku benar-benar berharap kau pergi dengan senyuman.
terima kasih untuk karya-karya terindah mu.
Dari seorang penggemarmu yang menulis ini dengan tangis.
"I can't cry all I want or even laugh all I want
At the end of a tiring day but still, if I'm next to you
Like a child, I can whine and then laugh till I run out of breath
I'm not used to seeing myself like thisYou did a good job today, you worked so hard
You are my prize"Jonghyun _end of a day_
KAMU SEDANG MEMBACA
Jonghyun Tlah Pergi
Non-Fiction18 Desember 2018, Hari penuh duka bagi belantara musik kpop.