Selamat Jalan, Oppa

1.7K 252 31
                                    

Aku menyusuri waktu untuk menemukan akar rasa sakit. Namun kemudian terdiam, ketika menyadari akar ini adalah pilihan yang harus kuhargai.

Selamat jalan, Oppa.

Aku mencintaimu ....

***



Rasanya menyakitkan. Aku membiarkan air hujan terus mengguyur. Membiarkan angin malam terus menyapa. Hingga membiarkan pekikan langit menemani.

Rasanya benar-benar hancur. Aku tidak tahu apa yang mesti kulakukan jika sudah begini. Aku tak mungkin kembali. Namun, lebih tak mungkin lagi untuk menyerah kemudian menerima. Karena ini saja sudah menyakitkan, bagaimana jika kupilih salah satunya?

Jonghyun meninggalkanku.

Mimpinya meninggalkanku.

Bahkan tubuhnya, juga telah meninggalkanku.

Mengingat tatapannya yang teduh, aku merosot lemah. Seolah-olah dunia telah runtuh. Hingga airmataku berlomba jatuh dengan tangisan langit.

"Sudahlah."

Aku tersentak. Menemukan sepatu hitam berhenti tepat di depanku. Dia Key, menatapku teduh lengkap dengan setelan jas hitam sambil menggenggam sebuah payung hitam yang dia gunakan untuk menutupi tubuh kami.

"Kanna-ya. Seberapapun kau tidak menginginkan hal ini, dia tidak akan kembali."

Aku meremang. Key benar.

"Jonghyun hyung mungkin meninggalkan kita, tapi hatinya tidak meninggalkan kita."

"Wae? Kenapa harus seperti ini?"

Setelah setengah dekade terlewati. Aku tak pernah menyangkal jika Jonghyun selama ini bekerja terlalu keras. Dia selalu menjadi pribadi yang lembut, konyol, dan menyenangkan. Sayangnya, aku tak pernah tahu, topeng di balik senyumnya bermakna lain.



Dia memilih pergi ....

Meninggalkanku dengan balutan luka dan hujan. Jatuh dan terpuruk atas kepergiannya. Dan berusaha menerima walau ini terlampau sulit.

Yang pasti, aku selalu percaya pada keajaiban. Dia akan kembali. Suatu saat nanti di kehidupan selanjutnya. Lalu tugasku, hanyalah bersamanya. Mendukungnya. Dan tak membiarkan hal ini kembali terjadi.

"Jangan terluka."

Jonghyun pernah berkata seperti itu ....

"Aku berdoa agar kamu tak terluka."

Lalu Key mengimbuhi. Segera mendekapku hangat dalam kepastian. Jika pilihan Jonghyun, bukanlah suatu hal yang harus disesali.

Itu pilihannya.

Dia meninggalkan kami, orang-orang yang menyayanginya, bukan karena tak sayang.

Namun, ada detik ketika seseorang merasa ini sudah cukup. Kehidupan yang berat, yang selalu dia pendam sendiri, yang tak pernah berniat dia bagi, itu semata-mata karena dia menyayangi kami.




Jonghyun Oppa ... apa aku harus kembali?

Menjadi diriku yang masih mencintaimu. Dengan segenap luka yang ditorehkan takdir.


Atau ... apa aku harus menyerah dan menerima?

Ketika harapanku bahkan pupus saat aku tidak berhenti berdoa.




"Ini sangat berat hingga saat ini. Relakan aku. Katakan pada semua orang aku menderita. Ini adalah salam terakhirku."

Karena ini kesalahanku. Kesalahan kami. Di mana kami tidak mampu mengetahui semua bebannya. Hanya bisa selalu menuntutnya melakukan yang terbaik. Dan hanya bisa tersenyum saat kenyataannya dia menyimpan banyak luka.

Karena kami terlalu kolot. Tidak mampu menelisik akar bebannya. Dan terus membebaninya dengan berjuta harapan yang dia perjuangkan.









 Dan terus membebaninya dengan berjuta harapan yang dia perjuangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat jalan, Oppa.

Terimakasih telah menjadi bagian dari hidup kami. ❤

Good Bye, Oppa || Jonghyun ShineeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang