Setelah acara pentas seni itu, tepatnya Aurin mendapat senyuman yang sampai saat ini sulit ia artikan, ia dengan Zidan menjadi lebih dekat begitupun Adam dengan Lena karena sahabatnya itu sudah tidak membohongi perasaannya. Jangan tanyakan Khaesa dan Lauren karena keduanya itu sudah jarang masuk ke dalam cerita karena keduanya sudah resmi jadian saat pentas seni, Khaesa si cowok dingin itu sudah tidak ingin membuang waktu untuk menyadari perasaannya yang sudah jelas menginginkan Lauren
Namun ada yang berbeda akan sikap mereka semua, mereka selalu membiarkan dirinya dan Zidan menghabiskan waktu bersama. Seperti saat ini ia hanya berdua dengan Zidan di taman belakang sekolah, menikmati ixe cream yang baru saja dibelikan oleh cowok di sampingnya itu
"Tumben mau traktirin nih" kata Aurin sambil terus memakan ice creamnya
"Yaudah sini. Di kasih gratis gak syukurin" kata Zidan lalu merebut es itu dari Aurin
"Tuh kan pelit banget. Yaudah sini dulu es nya baru gue syukuran tuh di rumah" kata Aurin tetap berusaha mengambil ice creamnya
"Gak" kata Zidan sambil menggoda Aurin dengan kedua es di tangannya
"Ih! Gue laporan lo sama bunda gue!!" Ancam Aurin
"Laporin aja, sana hush hush!" kata Zidan mencoba mengusir Aurin
Namun karena tidak tahan ia langsung memperbaiki duduknya lalu menjulurkan satu tangan meminta ice cream dari Zidan
"Gini dong. Daritadi kek" kata Zidan
"Lo percaya sama tuhan gak?" Tanya cowok itu setelah beberapa saar berdiam diri
"Iya. Emang kenapa?" Jawab Aurin
"Lo tau kalau lo udah berjuang lama pasti lo akan nerima hasil yang baik kan?" Kata Zidab. Entah mengapa cowok itu tiba-tiba seperti ini
"Gak tau sih" cengir Aurin
"Minggu depan gue mau ke Austria"
"Kok tiba-tiba?"
"Yang lain sih udah tau"
"Ohiya gue kan gak penting" kata Aurin baru saja ia ingin berdiri namun tertahan tangan Zidan
"Gue gak tau nanti balik lagi ke indonesia atau tidak" katanya membuat hati Aurin sakit
"Lo yang tau itu" lanjutnya membuat hati Aurin semakin teriris
"Makasih buat perjuangan lo untuk gue, sekarang giliran gue ngakuin perasaan buat lo. Maaf ini mungkin memang sangat terlambat tapi selama ini pintu hati gue yang tertutup rapat-rapat sudah di butakan sampai tidak melihat bahwa lo berjuang buat gue tulus dan juga sekarang gue sadar kalau gue juga sayang sama lo, gak bisa jauh dari lo" jelas Zidan membuat gadis di hadapannya menjatuhkan air matanya
"Lo mau LDR-an sama gue?" Tanya Zidan
"Lo bilang itu semua ke gue saat lo sendiri udah mau pergi? Lo hebat banget yah nyakitin gue, lo gak tau gimana perasaan gue karena lo dengan seenaknya tarik ulur perasaan gue" kesal Aurin terus meneteskan air matanya
"Jujur gue bahagia karena lo juga punya perasaan yang sama buat gue, tapi lo mau pergi dan gak tau kapan kembali menurut lo gampang buat gue? Percuma gue mau marah pun gak bisa!" Lanjutnya, gadis itu benar-benar kacau
"Gue minta maaf Rin, karena gue terlalu lama sadar akan itu semua" kata Zidan
Gadis itu menangis menatap wajah di hadapannya, kenapa dia harus marah kalau memang takdirnya sudah seperti itu? Dia terlalu terbawa akan keadaan
"Maaf, gue kasar sama lo" kata Aurin menundukkan kepalanya
"Gak. Gue emang pantas di gituin" katanya lalu menarik Aurin duduk lebih dekat dengannya lalu merangkul pundak gadis itu
"Lo masih ingat lagu yang lo nyanyiin di acara pensi?"Tanya Zidan
"Iya. Kenapa?" Tanya Aurin
"Lo berhasil buat gue jatuh cinta seperti lagu yang lo nyayiin"
"Emang itu buat lo?"
Jleb. Sungguh kejam perkataan Aurin namun maksudnya hanya sekedar bercanda namun membuat Zidan tidak bisa berkata apa-apa
"Mana nih pajak jadiannya?" Tanya seorang gadis di belakang mereka
"Tuh kan jadian juga" seru Lena
"Cie jadi sekarang bukan lagi nih kumpulan jomblo kan udah jadian semua" kata Adam
"WHAT?!!"
"Ups!" Kata Adam menutup mulutnya lalu tidak lama kemudian ia mendapat jeweran dari Lena
"Lo berdua kapan jadian?" Tanya Aurin pada Lena
"Hehehe" cengir keduanya
KAMU SEDANG MEMBACA
AURINA
Teen FictionJatuh cinta adalah sesuatu yang misterius. Tentang kapan, dimana, dan dengan siapa kita akan jatuh cinta adalah rahasia semesta.