Aku

11 4 0
                                    

"Shannon"
"Shannon?"
"Shanon apa dia hadir?"
Mata murid kelas 10 IA 2 tertuju pada Shannon yang sedang tidur.
"Shannon hadir Pak, tapi tidur" kata ketua kelas menjelaskan.

Mata Pak Yusuf selaku guru yang mengajar langsung mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan siswa yang tak kunjung menjawab panggilannya itu. Tibalah matanya pada anak perempuan kebule bule an yang sedang pulas tertidur dengan lipatan tangan sebagai bantal.
Air muka Pak Yusuf langsung berubah menyeramkan seketika.

"SHANNON!!!"

Seperti tersambar petir gadis itu terlonjak kaget. Nafasnya tersegal segal seperti habis bermimpi buruk. Setelah dirasa normal detak jantungnya, dipandang bingung sekeliling karena berpuluh pasang mata tertuju kearahnya. Disela kebingungannya, panca indra pengelihatannya menangkap sesosok monster, bukan sesosok laki laki dengan wajah merah padam, menahan marahnya.  Shannon lantas menggaruk bagian belakang telinganya yang merupakan kebiasaannya ketika malu. Meruntuki kebodohannya. Bisa bisanya tertidur dikelas saat pelajaran berlangsung. Bukan hal aneh sebenarnya tertidur ketika papan tulis berisi rumus rumus tidak jelas mengenai matematika. Bukankah banyak mereka yang tertidur karena menganggap itu sebagai obat tidur?. Hah tapi seharusnya jika gurunya semenyeramkan ini jangan pernah tidur. Berbahaya. Tapi kan...

"BERSIHKAN LAPANGAN INDOR SEKARANG!" teriakan itu memecahkan pikiran Shannon yang mencari pembenaran atas tidur disaat pelajaran MTK adalah suatu tindakan yang benar.

Tanpa babibu, Shannon langsung pamit untuk melaksanakan hukumannya. Dalam perjalanan menuju lapangan, Shannon memukul kepalanya berkali kali, meruntuki kebodohannya. "malu malu malu haaa" .

***

Shannon memasuki lapangan indoor dengan menenteng ember dengan berisi air dan pel. Runtukan tak pernah berhenti terucap dari bibirnya. Langkahnya mantap menuju lapangan. Tapi, langkah itu tiba-tiba terhenti ketika melihat segerombolan siswa laki laki sedang bermain basket di bagian kiri lapangan ini. Pandangannya terkunci oleh pesona laki laki berpostur paling tinggi dengan wajah yang tampan. Mulutnya terbuka perlahan mengungkapkan rasa kagumnya atas ciptaan tersebut, sampai ketika sebuah bola menghantam kepalanya. Yang ketika itu wajah tampan yang dilihatnya kini menjadi gelap.

Shannon pingsan. Gadis itu tak sadarkan diri karena hantaman itu, seketika suasana menjadi hening. Segerombolan siswa laki laki langsung menghampiri Shannon. Dan seorang lelaki tampan dengan cepat menggendong gadis itu agar tidak terkena air pelan yang tumpah. Lalu membawanya ke Uks.

***

Shannon membuka kelopak matanya perlahan, rasa sakit pada dahinya tak bisa terelakkan. Gadis itu membawa tangannya untuk menyentuh dahinya yang terasa sakit.

"Tadi dahi kamu kena bola basket yang saya lempar" terdengar suara berat dari sisi kiri Shannon.

"hmm?" tanya Shannon bingung entah pada siapa. Matanya mengedar untuk melihat sosok yang baru saja berbicara.

Mata yang masih sipit karena belum sepenuhnya di buka Shannon seketika membulat serasa mau keluar.

Dia,,,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHANNONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang