7th: Realizing

565 247 6
                                    

Dia adalah pribadi berjuta cahaya. Setiap tatap yang dipancar, menarik ke dalam debu-debu kelahiran bintang. Ucapnya bagai angin semangat di musim panas. Geraknya, tak berbatas siapa pun itu. Kini, ia tak menampilkan itu semua. Hatinya tak tertata. Kacau.

"Ayolah, Midorimacchi! Kita main basket di lapangan Sabtu nanti!"

Yang di seberang menaikkan kacamata. "Aku sibuk."

"Dan ada yang ingin kubicarakan."

"Itu hanya akan membuang waktuku. Sebentar lagi ujian semester."

Kise menyeringai kecil. "Yang ingin kubicarakan adalah tentang percintaanku."

"Hah, kau semakin ngawur. Aku tidak pernah ahli dalam bidang itu. Lagipula kau dan pacarmu baik-baik saja bukan?"

"Aku dan Terumi sudah putus. Tapi masalah yang kumaksud bukan itu."

"Aku tetap tidak akan pergi."

"Ayolah, ini tentang [Name]."

Hening sejenak. "Mengapa kau begitu memaksa? Baiklah, aku kasihan padamu."

"BENERAN? Midorimacchi memang yang terbaik—"

"Cepat katakan detailnya."

"O-oke. Streetball kota jam delapan."

Suffering in Happiness — © locked-pearl

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

[Beberapa hari sebelumnya]

"Eeeh? Kalian putus?"

Mereka tersenyum bersama. Aku tak tahu apakah ini kabar buruk atau gembira. Begitu mengetahui alasan Terumi, "Ryouta-kun cukup menyedihkan juga ya."

"Haaahh, kenapa [Name]cchi ikut jahat padaku?"

Aku berpikir, apakah Ryouta-kun terluka atas keputusan Terumi? (Yang pura-pura menerimanya).

"Pokoknya terima kasih, Terumi. Kau telah menyelamatkan image-ku."

Kurasa ... baru saja terjawab.

"Lagipula mengapa kau begitu percaya diri menyatakan di depan khalayak?"

Jawaban Ryouta-kun, seperti biasa, tertawa menyebalkan. Tanpa dosa.

Kami melanjutkan perjalanan ke sekolah. Tapi di tengah jalan, "Eh, maaf. Tas tentengku tertinggal di teras. Kalian duluan saja. Aku akan menyusul."

"Ceroboh! Untung belum terlalu jauh." ujar Ryouta-kun.

Huft, pada akhirnya kita sama. Tertawa menyebalkan tanpa dosa. Daripada dihabiskan berdebat, aku segera berlari ke teras rumah.

😰

Pagi musim gugur yang tenang.

"Huft, Ryouta-kun memang menyebalkan ya." gumam Terumi.

"Aku?"

Diliriknya sahabat bodoh satu ini. "Siapa lagi?"

"Maksudmu tentang [Name]cchi?"

Ditatapnya sinis sahabat bodoh satu ini. "Apa lagi?"

𝐬𝐮𝐟𝐟𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐧 𝐡𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 - kise/reader/midorimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang