[Luka] IV

57 8 0
                                    

Aku masuk kedalam rumahku yang sudah sebulan tak ku tahu bagaimana rupanya.

Disetiap sudut ruangan terdapat kain putih yang menutupi seluruh barang-barang agar tak ada debu yang menempel.

Aku menaruh tas berisikan baju-baju gantiku dan menaruhnya sembarang di ruang tamu. Aku menelisik segala penjuru rumah ini dengan sebuah senyuman yang berujung menahan air mata.

Rumah ini terlalu banyak menyimpan kenanganku bersama Sehun.

Aku mendudukkan tubuhku pada sebuah sofa yang masih tertutupi kain putih, meremas kain itu untuk meluapkan rasa sakitku yang sudah selama ini selalu kutahan sendiri.

Kali ini aku tak bisa membendungnya lagi. Hatiku teramat sakit. Kenyataannya bahwa Sehun telah menyakitiku masih belum bisa ku terima, aku menyayanginya, aku mencintainya...

Tapi...
Kenapa harus ada rasa sakit dari mencintai seseorang?

Apa dosaku dimasalalu sampai aku selalu kehilangan orang-orang yang aku cintai?

Aku menangis hingga terisak.

Aku membaringkan tubuhku di kasur sekarang. Menatap kosong atap plafon kamar. Lalu aku ingat akan sesuatu..

Aku beranjak untuk membuka lemari pakaian, dan disanalah.. terpampang sebuah kemeja putih milik Sehun yang tertinggal.

Aku mengambil kemeja itu, menghirup bau Sehun yang melekat disana.

"Sehun.. aku merindukanmu" aku kembali menangis.

Tangis yang teramat pilu hingga membuatku sakit kepala.

Kenapa sekarang aku tampak menyedihkan?

Jadi seperti ini rasanya dicampakkan?

Rasanya seperti aku sudah tak ada gunanya harus hidup di dunia ini...

Lagi pula tak ada yang benar-benar peduli padaku.

Selama ini oranglain selalu mengumpatiku dengan kalimat kasar jika mereka berada di belakangku. Tapi setelah itu tersenyum manis begitu aku ada di depan mereka.

Adakalanya aku juga rindu kehidupanku yang dulu.

Aku yang bahkan tak dikenal oleh orang manapun.

Kata orang... terkenal membuatmu lupa diri.

Kataku... terkenal itu menyiksa diri.

Kurang tidur.

Kurang makan.

hanya latihan. Latihan. Dan latihan.

Sibuk membuat oranglain bahagia sampai kau lupa akan kebahagiaanmu sendiri.















###











Saat ini aku sedang berbaring di sebuah karpet. Menatap layar ponsel yang menampilkan wajah Sehun serta Chanyeol yang sedang tersenyum bahagia saat berlibur di Eropa tahun lalu.

Aku hanya menatapnya sendu.

Aku rindu melihat senyuman itu.

Apa aku masih bisa melihatmu tersenyum?

Rasanya aku ingin mati dengan semua beban ini.

Entah sudah berapa pil obat penenang yang ku minum hari ini.

Hingga pil-pil itu kini berserakan di lantai.















###











Kata-kata semangat terus keluar dari mulut mereka yang katanya peduli padaku.

Aku lantas mencoba bangkit, menyingkirkan semua kain putih yang menempel pada barang-barang dirumahku. Lalu beranjak ke dapur, aku ingin memasak.

Tapi begitu aku membuka kulkas. Isinya kosong. Jadi kuputuskan pergi kesupermarket untuk membeli beberapa kebutuhan rumah yang kuperlukan.

Saat aku tengah memilih bahan makanan. Aku melihat sesosok pria sedang berjalan beriringan dan tersenyum bahagia dengan seorang gadis.

Aku paham betul. Itu Sehun.

"Jadi... secepat itu kamu melupakan aku?" Aku hanya bisa tersenyum miris dan langsung pergi membayar semua belanjaan yang sudah kubeli.

Sesampai dirumah aku kembali terpuruk, menangis sejadi-jadinya di sudut sofa sambil meringkuk dengan beberapa obat penenang yang baru ku beli.
Ini terasa salah..

Mungkin wanita itu hanya rekan kerja Sehun..yah.. rekan kerja.













Malam ini aku  memasak makan malam. Dengan bahan-bahan yang baru ku beli di supermarket tadi. aku memasak spageti dan segala macamnya.

Tak lama, semua masakanku jadi dan sekarang Sudah kutata rapih dimeja makan yang ada didapurku.

Aku memasak untuk dua orang. Entah untuk siapa satunya, karena dalam keheningan saat memasak yang kupikirkan adalah Sehun.

"Apa kamu gak kangen masakanku?"

"Kamu bilang masakanku yang paling enak, jika dibandingkan koki dirumahmu?"

Aku berbicara sendiri dengan bangku kosong yang berhadapan denganku, sambil menatap nanar sepiring spageti kesukaan Sehun yang baru saja ku masak.















###
















Aku Gila Sehun...

Kau membuatku gila...

Kehilanganmu benar-benar membunuhku...

Dan lagi-lagi.. hanya tangis yang menemani makan malamku.

Mengapa luka semenyakitkan ini?

Adakah secerca kebahagiaan tanpa harus melewati proses luka, melukai dan dilukai?

Hatiku hancur berkeping-keping hingga rasanya tak bersisa.

Karena mencintaimu adalah kebahagian sekaligus luka tersendiri untukku.

Aku...

Riana Willysya...

Yang ter LUKA karenamu.















TBC




*DETIK-DETIK END*

THANKS FOR MY READERS, SO..

JANGAN LUPA UNTUK VOTE CERITAKU.

IN THE RAIN (OSH/PCY) [COMPLATE ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang