"Baiklah, jadi sebenarnya apa isi kargo-kargo ini?"
William melotot pada Ruri sambil menepuk kotak hitam pekat yang tersusun rapi di belakangnya. Pria Kilika itu tampaknya sudah tidak bisa menahan diri lagi, terlebih karena kini pekerjaan misterius yang diterima kapten kapalnya itu sudah membahayakan nyawa semua krunya. Dia butuh kejelasan sekarang juga soal isi kargo-kargo misterius yang dibawa kapal tempatnya bekerja itu.
"Sudah kubilang, aku tidak tahu!" balas Ruri. "Gesth tidak bilang apa-apa, dan catatan kargo-nya juga kosong melompong. Kecuali kotak-kotak itu kita buka, kita tidak akan tahu ada apa di dalamnya!"
"Kalau begitu, buka saja!" Kali ini Ylva yang bicara. Wanita kelahiran asli Rusia di planet Bumi itu berdiri bersandar di dinding ruang kargo sambil bersedekap. Otot-ototnya yang kekar pun tampak menonjol di balik baju ketat yang dia kenakan. "Kapten, ini bukan saatnya jadi orang keras kepala. Ini serius."
"Biasanya aku gak mau sepaham dengan Ylva, tapi kali ini aku setuju," timpal Oricika, yang dengan santainya duduk di atas salah satu kargo misterius yang ada di kapalnya itu. "Kargo-kargo ini harus dibuka!"
"Tapi ... !"
"Kapten, kau tidak usah khawatir soal reputasi kita. Pekerjaan ini dari awal sudah tidak beres dan aku yakin ini tidak bakalan dianggap orang lain sebagai kegagalan kita menjalankan tugas," sambung Jagyahan seolah dia bisa membaca pikiran Ruri. "Dan lagi, setelah ditembaki seperti tadi, rasanya bodoh sekali kalau kita tidak penasaran dan membuka isi kargo misterius kita ini. Biar semuanya jelas dan kita pun jadi lebih mudah menentukan langkah berikutnya."
"Aku setuju dengan ucapan si Unghan barusan. Buka saja biar semuanya jelas!" timpal Ar-gho-Nakh.
Selama beberapa menit, ruangan kargo kapal Little Star yang tadinya ramai itu mendadak sunyi senyap.
"Ar-gho-Nakh?!"
"APA?!"
"Penyusup!"
"Wah, ada jeli hidup."
"Siapa?"
Ruri, William, Ylva, Oricika, dan Jagyahan langsung bicara dan berseru nyaris dalam waktu yang bersamaan. Karena sibuk dengan urusan masing-masing, mereka sama sekali tidak menyadari kalau ada penumpang lain di dalam kapal mereka. Wajar saja, rentetan kejadian barusan terjadi begitu cepat sehingga Ruri, serta awak kapal Little Star lainnya, tidak sempat memeriksa seluruh sudut kapal. Oleh karena itu, Ar-gho-Nakh bisa menyelinap masuk dan bersembunyi tanpa ketahuan siapa pun.
"Ngapain kau di sini?!" Ruri berseru kaget bercampur bingung melihat jeli hidup itu tahu-tahu ada di dalam kapalnya. "Sejak kapan?"
Ar-gho-Nakh mengeluarkan suara decak tidak mengenakkan, yang menandakan kalau dia sedang jengkel.
"Sejak kau mendadak menyuruh anak buahmu untuk mengusir anak buahku dari kapalmu dan buru-buru membayar pesanan yang sudah masuk," sahut jeli hidup itu sambil melayang mendekati Ruri dan menunjuk ke arah gadis Manusia itu dengan capit-capit kecilnya. "Aku tahu ada yang aneh ketika anak buahku bilang kapal Burg-Etza yang lagi parkir mendadak aktif dan Wyrfalua ngamuk-ngamuk di hanggarnya. Soalnya aku juga tahu kau ada masalah dengan alien hijau itu tadi siang. Makanya aku jadi penasaran, lalu sengaja menyusup dan sembunyi di kapal ini. Tapi sialnya, sebelum aku sempat keluar, kalian sudah buru-buru berangkat, jadi aku terjebak di sini!"
Ruri menepuk wajahnya. Dia tidak mengira penjual amunisi itu sudah tahu soal masalah yang dia perbuat di bar dengan Wyrfalua. Lebih parah lagi karena Ar-gho-Nakh sampai nekat menyelinap ke kapalnya dan sepertinya ingin ikut campur dengan masalah yang sudah mulai rumit ini. Meskipun itu membuatnya jadi terjebak bersama kru Little Star lainnya dalam masalah yang dihadapi Ruri dan krunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurir Bintang
Science FictionRuri An-Nisa, kapten kapal kargo Little Star menerima sebuah pekerjaan misterius, dari klien yang juga tidak kalah misterius, untuk mengirimkan beberapa kotak kargo ke Gugus Awan Magellan Besar yang berjarak 600 ribu tahun cahaya dari Bumi. Kondisi...