"Baginya tempat ini masih sama seperti apa yang pernah dilihatnya. Dimana Pertemuan dan perpisahan selalu betah untuk bersanding bersamaan. Banyak tersebar tawa diantara ramainya lalu lalang yang ada tapi tak jarang pula ada lebih dari ribuan tetes air mata yang harus jatuh membahasi lantainya. Bandara. Akankah pandangan ku tentang dirimu masih saja akan tetap sama ?
Seperti biasa, banyak sekali orang yang berlalu Lalang didepannya. Ada yang melintas untuk datang ada juga yang lewat untuk pergi. Ada yang begitu bahagia, ada juga yang sedang berduka.
Bandara, Baginya tempat ini masih sama seperti yang selalu dilihatnya. Dimana Pertemuan selalu betah bersanding dengan perpisahan. Bagaimana suara tawa yang begitu bahagia bisa bercampur dengan isakan tangis
Bunyi panggilan untuk penerbangan tujuan Indonesia sudah terdengar. Pria itu bangkit, kemudian bersiap untuk memasuki pesawat. Sebelum ke Jakarta, pria itu memutuskan untuk terlebih dulu menuju ke Kota Jogja. Selain untuk mengurus beberapa urusan bisnis. Ada beberapa hal lain yang ingin dilakukan Pria itu.
"Anyeong Hashimnikka Mr. Zeal" Sapa seorang pramugari pesawat yang terlihat sudah sangan familiar dengan pria itu.
Ia menyerahkan boarding pass dan tanda pengenalnya.
"Terimakasih Tuan Zeal. Selamat Jalan dan selamat menikmati perjalannya.
Zeal Fajar Semesta. Seorang pria berumur 29 yang sangat suka melihat pemandangan jalananan dari ruang kerja di kantornya. Ia adalah seorang CEO dari berbagai perusahaan ternama yang telah mengembangkan sayap, membuka beberapa cabang perusahaan di berbagai Negara Asia. Siapa sangka diusia yang dikatakan masih sangat muda. Zeal sudah bisa mencapai hal-hal yang sangat luar biasa ini.
Zeal sudah duduk di salah satu kursi ekonomi yang berada paling dekat dengan sisi jendela. Dalam perjalanannya Zeal memang lebih sering memilih kursi ekonomi dari pada kelas lainnya. Meskipun bukan hal sulit untuk Zeal mengingat dia juga merupakan salah satu pemegang saham di maskapai penerbangan yang dinaikinya sekarang ini.
Lima menit sebelum takeoff Zeal melihat seorang wanita menuju kerahannya. Wanita itu duduk dibangku sebelahnya yang masih kosong dengan sisa-sisa nafas yang masih terengah-engah. Mereka berdua saling sapa sekenanya. Kemudian masing-masing kembali saling sibuk dengan urusannya lagi.
Pesawat sudah melayang dengan stabil di udara. Zeal mengeluarkan smartphone dan meangaktifkannya kembali dalam mode pesawat.
Sebisa mungkin Zeal selalu memilih kursi yang berada di dekat Jendela dalam perjalanan udaranya. Tidak ada yang menandingin pemandangan lukisan-lukisan awan diatas kanvas seindah dan seluar birunya langit.
Zeal memasang headphonenya dikedua telinga. Ia memutar lagu-lagu yang pernah begitu ramai dinyanyikan orang-orang sewaktu masa remajanya.
Dulu kita masih remaja
Usia anak sma
Di sekolah kita berjumpa
Pulang pasti kita berdua
Dan kini kamu ada di mana
Dan kini rindu, apa kabarmu
Dan ingin lagi, dan ingin lagi
Jumpa(Dulu Kita Masih SMA-Pidi Baiq)
..................
JANGAN LUPA VOTE YA, TERIMAKASIH
Nah apa yang membuat Zeal Fajar Semesta bisa menjadi orang yang sematang ini? Apakah cerita bahagianya? Atau cerita sedihnya? Lagi-lagi kalo kamu penasaran, suka, maupun ada kritik dan saran. Tolong Like, Comment, dan Share ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Jingga
Teen FictionSeorang Enterpreneur muda sedang berada dalam pesawat di perjalanan udara untuk kembali ke negara asalnya. Dipandanginya gambaran awan di sisi luar jendela pesawat yang membawanya pada kenangan-kenangan lalu pada masa remajanya Masih diingatnya set...