Dua

39 3 10
                                    

Meskipun hatiku sudah hancur tapi aku masih mampu mencintaimu dengan kepingan hatiku yang sudah kau hancurkan.

•••

"Lepasin dia!"

Semua mata tertuju pada seorang laki-laki yang suka membuat kekacauan, namun untuk sekarang bisa di katakan dia sudah tobat.

Neska terpaku melihat seorang laki-laki, dia tidak menyangka bisa satu sekolah lagi dengan mantannya, memang dulu Neska pernah berhubungan dengan Affi namun hubungan mereka usai karena Neska mengetahui bahwa Affi menduakannya dengan Cindy teman baik nya sendiri, memang soal fisik Cindy lebih perfect dari pada Neska, karena penampilan Neska yang seperti preman sedangkan Cindy sangat peminim.

Bagi Neska ini sangat tidak dapat di percaya dia di pertemukan kembali dengan orang yang dulu pernah memberikan kebahagiaan meskipun hanya sesaat dan dan pergi meninggalkan luka yang mengganjal di hatinya affi berhasil menghancurkan hati Neska waktu itu, hati nya begitu sakit melihat kehadiran Affi membela diri nya.

Rezfan pun melepaskan tarikan tangannya, Rezfan langsung menatap Affi, Rezfan sangat mengenal Affi karena kebetulan Rezfan satu eskul dengan Affi mereka berdua sama-sama eskul basket.

"Udah lah fan, itu cuman gelang biarin aja," ucap arvin.

"Sorry, gue udah kasar sama lo, abisnya gue greget sama gelang yang lo pake," ucap Rezfan sambil menatap wajah Neska.

Neska tidak menghiraukan permintaan maaf dari Rezfan

"Ka affi makasih," ucap Neska sambil menarik tangan Divvy.

Sepanjang jalan Neska masih memikirkan hal yang terjadi tadi, Neska dan Divvy pun memasuki kelasnya.

"Tangan nya merah bener abis berantem mba?" ucap ana dengan kedua tangan di pinggang.

"Sorry gue lagi ga mau cari ribut!" balas Neska sambil berjalan ke tempat duduk nya di ikuti Divvy.

"Ah perihh, sampe lecet gini tangan gue," desis Neska.

Qila dan Sella langsung memutarkan badannya karena mereka duduk di depan Neska dan Divvy.

"Kenapa tangan lo bisa kek begitu Nes?" tanya Qila

"Gak apa apa Qil,"

"Nes kok lu kenal sama Ka Affi?" tanya Divvy.

"Ka Affi yang ganteng itu? Ucap Sella.

"Gila lo kenal Nes? Baru aja masuk lo," Ucap Qila.

"Sebenarnya dulu gue itu ma--"

"Selamat siang anak-anak!" teriak pak Reza dengan kemeja berwarna putih dan dasi berwarna abu, dengan rambut yang klimis.

Qila dan Sella langsung membenarkan posisi duduk nya kembali seperti semula menghadap kedepan, Neska hanya menatap pak Reza dengan datar.

"Oke buka buku pake kalian halaman 32," pinta pak Reza.

Kegiatan belajar mengajar pun di mulai, semua siswa mengikuti pembelajaran dengan baik, tapi itu adalah hal yang sangat tidak di sukai oleh Neska.

                        - - - - - -

Bel pulang sekolah pun berbunyi semua murid bergegas meninggalkan kelas nya, Neska masih merasakan perih nya luka kecil di tangannya, petugas piket sudah mulai menyapu lantai namun Neska masih menulis di dalam kelas, karena pada saat mata pelajaran terakhir dia tertidur pulas, Neska dimarahi oleh pak Wisnu selaku guru Biologi yang paling kiler dari guru lainnya pak Wisnu pun menghukum Neska dan hukumannya dia harus merangkum buku paket dari hal 23-40 dan di kumpul kan hari ini juga, kalau tidak mengumpulkan dia tidak bisa mengikuti mata pelajaran pak Wisnu di pertemuan nanti, hanya tinggal petugas piket hari ini, Qila, Sella, dan Divvy sudah pulang duluan dari 15 menit yang lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

phoebusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang