Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Kuroko Tetsuya
Kise RyoutaHari berlalu begitu cepat. Masih terngiang ingatan tentang pertandingan tempo hari melawan tim jalanan asal Amerika, Jabberwock. Senyum puas senantiasa menghias wajah tampan sang model bermahkota kuning ini. Tentu saja. Akhirnya ia dan tim Vorpal Sword berhasil membalas tim yang sudah menginjak harga diri senpai nya juga pebasket di seluruh Jepang.
Senja menggantung di sore hari. Sosok rambut biru yang baru saja keluar dari Majiba mencuri atensinya.
"Ku-.." Satu tangannya terangkat ke atas. Bibirnya baru saja hendak menyerukan nama orang tersebut. Namun, melihat ekspresi murung pemuda tersebut, Ia mengurungkan niatnya.
Ia terdiam cukup lama. Baru disadarinya Kuroko Tetsuya, sosok berambut biru itu memang lebih sering terlihat murung akhir-akhir ini. Penyebabnya? Mungkin saja kepergian Kagami. Kise tahu, kehilangan seorang partner yang berharga itu memang tidaklah mudah.
"Kuroko-cchi!!" Pada akhirnya ia tetap memanggil namanya. Melambaikan tangan dengan senyum cerah di sudut bibirnya.
Masih membekas di ingatan Kuroko bagaimana perpisahaannya dengan Kagami di bandara Narita tempo hari. Kuroko tidak terlalu mengerti kenapa setelah kepergian Kagami ke Amerika membuat sesuatu di dalam hidupnya mulai berbeda. Ia merasa kehilangan cahaya dalam hidup. Apa berarti Kuroko tidak merelakan kepergian Kagami?
Sepanjang perjalan, Kuroko hanya melamun. Wajahnya porselennya tampak pucat.
"Kuroko-cchi!!"
"Aku sudah di sini, Kise-kun" ujar Kuroko yang berdiri di belakang Kise.
"HWAA!!" Kise memekik dengan cukup keras, hingga mungkin cukup untuk membuat gendang telinga siapa saja yang mendengarnya mengalami gangguan.
Meski sudah cukup lama ia mengenal si manusia bayangan satu ini dan juga seharusnya ia pun tahu kebiasaannya yang suka menghilang dan muncul tiba-tiba, tetap saja Kise kaget bukan main saat tiba-tiba Kuroko sudah berada di belakangnya. Sejak kapan? Kise sendiri pun tak tau.
Kise membalikkan badan setelah menenangkan jantungnya yang sempat berkontraksi hebat selama beberapa saat.
"Kuroko-cchi!!!" Lagi. Lagi-lagi ia berseru dengan hebohnya. Menarik tubuh yang lebih mungil itu ke dalam pelukan eratnya. "Kuroko-cchi, aku merindukanmu-ssu!" Rengeknya didramatisir. Seolah seperti bertahun-tahun tidak bertemu, padahal nyatanya baru beberapa hari yang lalu juga mereka bertemu.
Suara nyaring Kise tentunya membuat telinga Kuroko berdengung.
"... sak.. se—sak.. Ki—se-kun" Kuroko bergumam, wajah pemuda biru itu sediki memerah. Eratnya pelukan Kise membuat tubuhnya terasa akan hancur saat ini juga. Namun, Kuroko juga tidak menolak pelukan teman pirangnya ini. Hanya saja menjadi pusat perhatian oleh orang-orang membuat Kuroko tidak nyaman.
Keluhan yang keluar dari bibir sosok dalam pelukannya itu membuat Kise tersadar. Pada akhirnya ia melepas pelukannya dan menunjukkan cengiran polos tanpa dosa.
"Vanilla milkshake?" Iris madunya melirik sekilas cup yang ada di tangan Kuroko. Tawa renyah dikeluarkannya. Ternyata mantan partnernya di Teiko ini masih belum sepenuhnya berubah. Ada sedikit perasaan lega. Setidaknya kekhawatirannya agak berkurang sekarang.