Kalau mengingat kembali, sudah hampir 5 tahun berlalu sejak kami bertemu untuk pertama kalinya.
"Entah kau tahu itu atau tidak, yang pasti saat itu aku sangat gugup," ucapku pada gadis manis yang sedang terbaring di pangkuanku saat ini.
Dia hanya tersenyum mendengarkan diriku yang sedang bercerita.
"Aku bahkan bingung saat ingin mengajakmu berbicara," lanjutku membuatnya semakin tersenyum lebar.
"Tapi, kau memberanikan diri dan mendekatiku. Berpura-pura meminjam buku khotbah, padahal kau hanya mencari alasan supaya bisa berinteraksi denganku kan?" ucap gadis itu girang.
Aku tidak bisa menahan senyum dan tawaku. Aku mulai mencubit hidung juga pipinya.
"Ternyata kau tahu ya!" jawabku padanya.
"Tidak juga. Saat itu aku malah berpikir aku yang terlalu percaya diri," ucap gadis itu lagi dan mulai bangun dari posisinya untuk menatap wajahku, "lagipula, kau hanya melakukan hal itu. Dan setelahnya kau tidak menunjukkan sama sekali sikap kalau kau menyukaiku." Gadis itu kemudian memajukan bibirnya, membuatku semakin gemas.
"Iya... Aku kan butuh waktu untuk mengenal dan mengamatimu dari jauh."
Gadis itu lalu mencubit pipiku, "Memang apa saja yang kau amati dariku?"
"Kau gadis yang memiliki kecantikan batin. Bukan hanya cantik secara fisik, tapi batiniahmu sangat cantik. Kau baik, penyayang, memiliki empati yang besar dan bersikap sopan pada semua orang. Itu yang membuatku jatuh cinta padamu, Kim Jiyeon-ku."
Gadis itu tersenyum lebar mendengarkan penuturanku lalu menghambur untuk memelukku.
"Oppa membuatku malu," ucapnya.
"Itu kenyataan. Dan aku yakin kau memang cinta sejatiku. Karena setelah kita mengenal selama 2 tahun dan berpacaran selama 3 tahun, aku melihat banyak kesamaan diantara kita. Meskipun terkadang kita memiliki pemikiran yang berbeda, tapi aku bersyukur karena selalu bisa mengatasi hal itu. Kuharap itu akan selalu kita lakukan saat kita sudah bersama nanti."
Gadis itu mengangguk, "Itu semua karena kita diajar untuk memiliki sifat rendah hati. Itu sebabnya kita berdua selalu bisa saling mengalah," ucapnya kembali membuatku tersenyum.
"Dan sifat-sifat baikmu membuatku semakin mencintaimu juga, Nam Woohyun-ssi."
Aku yang sudah terlanjur gemas segera menariknya ke pelukanku, memeluknya dengan sangat erat. Aku tidak ingin melepaskan gadis berharga ini dari hidupku. Aku sungguh sangat mencintainya.
"Berjanjilah untuk menjadi milikku selamanya," ucapku setelah melepas pelukan kami.
Dia tersenyum manis, "Aku berjanji meskipun ikrar kita baru akan diucapkan 2 hari lagi." Setelah itu dia terkekeh manis dan mengecup pipiku.
"Saranghae, Woohyun-ah!"
"Can I kiss you now?" tanyaku padanya.
Dia menggeleng sambil memberikan jari telunjuknya, melarangku.
"Tidak di bibir. Di sini saja," ucapnya menunjuk pipi tembamnya.
Aku pun segera menarik kepalanya dan menciumi kedua pipinya dengan gemas.
💑
Tidak terasa, 2 hari berlalu begitu cepat. Hari ini kami akan segera resmi menjadi sepasang suami istri. Aku tidak sabar melihat gadis cantikku di atas altar nanti. Dia pasti sangat cantik dengan gaun putihnya. Hah, dia selalu cantik saat mengenakan pakaian putih. Aku jadi benar-benar tidak sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful In White [✔]
Fanfic[COMPLETED] {Oneshot} Kau terlihat cantik saat mengenakan segala pakaian berwarna putih. Dan kau terlihat sangat cantik, khususnya malam ini. ❤ Nam Woohyun ❤ Kim Jiyeon (Kei) ❤ Note : Inspirasi cerita ini berasal dari lirik dan lagu milik Shane Fil...