LDR

78 16 0
                                    

6.45 pm, Austria

Ia tiba dengan selamat di negara yang pernah menjadi pelarian pacarnya itu, baru beberapa jam ia meninggalkan Aurin namun rasa rindu akan keberadaannya telah muncul.

Aurina salzabila

Udah sampe

Udah rindu

Tapi gue nggak :p

Yaudah gue gak mau balik

Ga usah, ada Adam kok

Gue serius-_-

Becanda doang kali

Gue lebih kangen

Zidan menekan tombol video call di ponselnya dan tidak lama setelah itu ia pun dapat melihat wajah Aurin dan teman-temannya itu, dan gadis itupun memang menjaga perasaan Zidan karena di hanya duduk bersama Lauren dan Lena sedangkan Khaesa dengan Adam

"Lo mau bakso?" Tanya Aurin lalu mengarahkan bakso ke depan layar ponselnya

"Aaaa" kata Zidan di seberang sana membuka mulutnya namun sebuah roti pun masuk ke dalam mulutnya lalu ia berbalik dan mendapati adiknya Lia

Aurin dan teman-temannya yang melihat itupun sontak tertawa melihat ekspresi Zidan

"Rasain tuh" kata Adam

"Awas lo yah, tunggu gue balik!" Kata Zidan

"Baru aja lo nyampe udah mikirin balik" kata Khaesa

"Ah lo berdua sama aja" kata Zidan mengerucutkan bibirnya

"Awas tuh bibir mau terjun" kata Lauren

"Andai gue tadi adek lo, gue sumpel aja tuh mulut pake bantal" kata Lena

" Gue mau bicara sama Aurin, bukan lo pada" kata Zidan

"Songong amat nih anak" kata Lauren lalu mengakhiri panggilan dari Zidan

Aurin hanya tertawa melihat pacarnya di perlakukan seperti itu, ia merasa sepi karena tidak ada Zidan yang selalu membutnya kesal dan berdebar pada saat bersamaan

☆☆☆

Saat ini ia dan Fatyah sedang berada di taman dekat rumahnya menemani Aurin yang sedang duduk berdiam diri, Fatyah mendengus kesal karena sedari adiknya hanya diam

Namun suara dering ponsel membuat keheningan ini pecah dan ternyata yang berbunyi adalah ponsel Fatyah

"Halo Pa?"

"........"

"Kok mendadak?"

"........"

"Iya Pa"

Tut.. tut.. tut...

"Kenapa?" Tanya Aurin setelah Fatyah memutuskan sambungan teleponnya

AURINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang