8

3K 321 5
                                    

Semenjak kepergian Jihyun, Sehun tidak lagi memainkan perasaan wanita. Sehun justru menjaga perasaan mereka dengan cara berteman sewajarnya saja.

"Hun, lo udah baik-baik aja?"

Sehun menoleh dan tersenyum, "It's okay.."

Kai tersenyum dan menepuk pundak Sehun, "Ya udah. Kalau ada apa-apa, cerita dengan gue. Kita udah kenal dari dulu, ga usah sungkan."

Sehun menganggukan kepalanya.

Drrt drrt drrt

Sehun mengambil ponselnya dan menatap ponselnya cukup lama.

"Dari siapa?"

"Irene."

Kai terdiam.

Sehun mengangkat telepon dari Irene dan Kai pergi entah kemana, karena ia sadar bahwa Sehun lagi ingin bicara dengan Irene.

"Hallo.."

"Hallo, kak.."

"Kenapa, Rene?"

"Are you okay?"

Sehun terdiam.

"You can cry, if you want. But, don't use a mask, if you can't use it anymore."

"Dimana, Rene..?"

"Di belakangmu, kak..."

Sehun membalikan badannya dan terlihatlah Irene sedang tersenyum sangat manis kearahnya.

Sehun membalikan badannya dan terlihatlah Irene sedang tersenyum sangat manis kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak!!"

Sehun tersenyum, "Lho? Kok sudah ada di sini?"

Irene tersenyum lebar, "Jam kosong. Jadi, sekalian aja ke fakultas kakak.."

"Rene, kita itu satu angkatan. Ngapain manggil kakak, sih?" protes Sehun.

Irene terkekeh, "Kakak itu beda dua bulan dariku, jadi wajar aku memanggilmu kakak.."

Sehun berdecak kesal.

"Ya sudah, ga akan aku panggil kakak lagi.."

Sehun tersenyum dan mengelus rambut Irene, "Aku bercanda."

Irene terkekeh, "Ada matkul hari ini?"

"Habis."

"Mau ke makam kak Jihyun?" ajak Irene.

Sehun terdiam.

"Tak apa-apa. Ada aku." kata Irene.

Sehun mengangguk setuju, "Baiklah."

"Don't afraid. I'm beside you."

destiny ❝✔❞ - irene sehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang