"Tanpa disadari oleh siapapun, mencuri pandang denganmu menjadi kebiasaanku.
Kadang saat bertatapan dengan matamu.
Aku menjadi aktris yang berakting tak perduli."09.00
"De, temenin gue yhaa??!" ucap naelya sembari merapikan berbagai buku yang berserakan di atas mejanya setelah mendengar bunyi bel yang menandakan waktu istirahat."Kemana?!" Balas Dea tanpa menoleh ke Naelya.
"Ke Perpustakaan sebentar, Mau yha?! Yakali lo tega biarin temen lo ini sendirian ke sana." Bujuk Naelya tak lupa menampilkan puppy eyes miliknya.
"Lo aneh banget sih nae hari ini. Yang pertama dan utama, lo tadi berangkat sekolah pagi banget. Biasanya aja masih molor, kebiasaan telat. Kedua, tadi sebelum bel masuk lo senyum senyum sendiri. Yang ketiga, di jam istirahat yang amat sangat berharga ini lo ngajakin gue ke perpustakaan??! Halah, biasanya disuruh kesana buat pinjem buku paket aja lo ogah ogah an. Aneh tau, lo nggak lagi kesambet kan??" Ucap Dea panjang lebar sambil menempelkan punggung tangannya ke kening Naelya, takut takut kalau Naelya bisa saja sakit. Iya, sakit jiwa.
"Ya allah Dea, gue minta temenin ke perpust aja lo heboh banget. Gimana nanti kalau gue pacaran sama Do kyungsoo, mungkin lo udah pingsan kali yha?" Balas Naelya kesal sambil menepis tangan Dea yang masih menempel di keningnya.
"Ya abisnya, aneh aja gitu." Ucap Dea sambil membenarkan ikatan tali sepatunya yang agak terlepas.
"Aneh aneh pala lu! yaudah ayo temenin. Tapi, lewat depan Lab. Multimedia aja yhaa. Jangan lewat depan TU."
"Kenapa gitu?"
Karena aku malas meladeni sikap keingintahuan Dea, aku langsung saja menarik tangannya untuk segera bergegas keluar kelas. Daripada harus menjawab segala pertanyaannya yang pasti nanti merembet kemana mana.
"Ya allah Nae, pelan pelan bisa dong. Sakit ni!"
"Nae! Kalau jalan tu jangan ngerem mendadak dong! Duh! Dahi gue sakit ni!" Omel Dea yang meringis kesakitan sambil mengusap usap dahinya.
"Ssttt! Diem nggak de, berisik amat sih."
"LAH??! kok jadi gue sih. Gue disini tuh korban yha korban!"
"Iya iya, Udan gih diem."
"Kenapa Sih Nae?!"
"Udah, kali ini aja. Jangan banyak tanya yha temanku yg cantik."
"Iya,iya ih gue diem."Tanpa menghiraukan Dea yang terlihat sudah kesal denganku. Aku melihatnya berjalan ke arah dimana aku dan Dea berada saat ini.
"De, dia kesini." Ucapku sambil meremas remas tangan dea.
"Apa sih, siapa?!"
"Itu dia, dia itu lho de! Tau ah, gue ke perpust mau lewat ruang TU aja"Aku langsung putar balik, berlali sekencang mungkin. Yang terpenting sekarang aku harus menghindar darinya. Masa bodoh dengan tujuan awalku ke perpustakaan. Itu bisa lain waktu.
"Ya allah Naelya! Tadi siapa yg ngajak ke perpust, sekarang gue ditinggal sendirian. Awas aja yhaa, ketangkep gue cincang lo. Tungguin gueee!"
***
Hellow! Gimana? Kayaknya part yg ini sdh lebih agak panjang dari yg sebelumnya. HEHE, 'agak' yhaaa. 😂 mumpung libur, dan lagi ada inspirasi juga yaudah lanjut part yg kemarin hwehe. 😚 Entahlah, mungkin cerita ini akan 'sedikit' berbeda dari gambaran saya sebelumnya. Di part awal awal mungkin masih belum jelas jalan ceritanya. Absurd ye kan. Yaudahlah, biar pada makin interest sama cerita ini. 😅
-hztttiwi, pacarnya kyungsoo-
KAMU SEDANG MEMBACA
Rue : Don't You Trust Me?
Teen FictionTentang penunggu yang keras kepala menunggu hati yang tak juga menyadari, tak tau arah kembali. Selamat membaca! Baru pemula ^^