3

933 36 0
                                    

"Pulang sendiri" ucap Dimas singkat
"Yah masa gitu, duit gue juga udah abis nih buat ongkos" Abel memasang muka memelas
"Derita lo" Dimas membuang muka
"Emang rumah lo dimana sih?" Tanya Abel
"Cluster Lavender" jawab Dimas
"Tuh kann, searah sama rumah gue. Gue di Cluster Edelweis" jelas Abel
Tanpa di duga ternyata letak rumah mereka tidak jauh, hanya berbeda perumahan saja.
"Ga nanya" ucap Dimas dingin
"Gue kan ngasih tau. Boleh yaa? Please" Abel memasang puppy eyes sambil menunggu jawaban dari Dimas
Dimas hanya mendengus
"Hm" jawab Dimas malas
"Yeayy hehe, Dimas baik deh" Ucap Abel senang

Selama di perjalanan tak ada percakapan apapun. Hanya semilir angin yang menemani mereka. Saat memasuki kompleks perumahan Abel, ia menunjukkan yang mana rumahnya pada Dimas
"3 rumah lagi ada rumah warna coklat susu, itu rumah gue" jelas Abel

Sesampainya dirumah abel, ia langsung turun dan mengatakan terima kasih pada Dimas
"Thanks ya dim, mau masuk dulu ga?" Tawar Abel
Dimas menggelengkan kepalanya menolak, "Gue balik" jawab Dimas
"Oke hati-hati Dim" ucap Abel
Dimas hanya menganggukan kepala dan langsung menancap gas pergi meninggalkan Abel.

Saat Abel memasuki rumahnya
"Cie dianterin siapa tuh?" Ledek bang ilham
"Temen aku" jawab Abel
"Temen apa pacar?" Cibir abangnya lagi
"Temen bangg" ucap Abel kesal
"Haha iya iya. Lagian mana ada sih yang mau sama kamu? Anak petakilan kaya gini" ledek bang ilham yang tak ada habisnya
"Ih bang Ilham nyebelinnnn, bundaaa bang Ilhamnya nih" adu Abel pada Bundanya sambil memukul abangnya dengan bantal
"Ilham jangan jahil deh" tegur bundanya yang sedang menyiram tanaman
Abel pun menaiki anak tangga menuju kamarnya, karena jika terus meladeni abangnya yang jahil itu yang ada Abel jadi tambah kesal. Namun, walau begitu Abel tetap menyayanginya.

***

Malam pun tiba. Saat Abel dan keluarganya makan malam, bang ilham masih saja meledek adik satu-satunya itu.
"Bun, masa tadi ada yang dianter sama cowo" ucap bang Ilham sambil melirik Abel
"Ih aku kan udah bilang itu temen aku" Abel cemberut
"Emang dianter siapa sih sayang?" Tanya bundanya lembut
"Dimas bun, temen aku" jawab Abel
"Ko ga diajak masuk dulu?" Tanya bundanya lagi
"Udah aku ajak tapi dia gamau, jadi langsung pulang deh" jelas Abel

Setelah selesai makan, Abel langsung pergi ke kamar untuk mengerjakan tugasnya. Tapi sepertinya handphone nya bergetar berkali-kali, Abel sudah menduga notif tersebut dari siapa. Ya, siapa lagi kalo bukan kedua temannya itu.

Jomblo Fisabilillah

Gita Anindya : woii

Luna Maharani : berisikk

Gita Anindya : gabutt

Luna Maharani : ye dasar jomblo, gaada yg ngajak chattan ya wkwk

Gita Anindya : jomblo ngomong jomblo

Abel Cantika : jomblo ngomong jomblo (2)

Luna Maharani : nanti gue jadian pada ngiri lagi

Gita Anindya : eh si tukang gamon dateng

Luna Maharani : move on bell move on

Abel Cantika : udah move on ko

Gita Anindya : alah kentut bau. Tiap malem aja lo masih suka galauin dia

Abel Cantika : sialan lo kunyuk

Luna Maharani : eh btw tadi lo pulang bareng Dimas?

Abel Cantika : iya tadinya dia gamau cuma gue rayu aja hehe :D, dan ternyata rumah dia searah sama rumah gue

Gita Anindya : kalo gue liat-liat lo cocok juga sama Dimas

Luna Maharani : siapa? Gue?

Gita Anindya : bukan lo dudul

Abel Cantika : cocok darimananya? Sifat dia sm gue aja beda jauh. Gue nya bawel, petakilan sedangkan dia super cuek, dingin

Luna Maharani : kan saling melengkapi bel

Abel tak membalas lagi. Entah mengapa sejak putus dari masa lalunya, Abel susah untuk membuka hati lagi. Mungkin karena luka yang di buat sangat dalam. Bahkan untuk sekarang Abel tidak tahu masih adakah perasaannya pada masa lalunya itu, karena Abel sudah terlanjur sayang jadi meskipun telah disakiti susah untuk membenci masa lalunya itu. Dan Abel adalah tipe orang yang susah untuk melupakan seseorang yang telah membuatnya bahagia walaupun hanya sebentar.

Saat Abel mengerjakan 3 soal, ia sudah merasakan ngantuk. Ia menguap berkali-kali hingga akhirnya tertidur dalam posisi duduk dengan meletakkan kepalanya dimeja dan buku sekolahnya pun masih tergeletak disana.

Keesokan harinya Abel panik disekolah karena tugas yang ia kerjakan semalam belum selesai, sebab ia ketiduran.
"Eh gimana nih tugas gue belum selesai lagi" ucap Abel panik pada Gita dan Luna
"Ya lagian lo sih segala ketiduran" sahut Luna
"Ya namanya orang ngantuk" ucap Abel cemberut
"Ya siap-siap aja lo dapet hukuman dari bu Dian" ucap Gita

Mungkin hari ini adalah hari keberuntungan Abel, sebab bu Dian tidak masuk karena ada keperluan lain. Abel menghela napas lega. Kelas Abel berubah menjadi gaduh. Ada sekelompok orang yang sedang bergosip, main game, dan adapula yang tidur.

"Kali ini lo beruntung bel, selamat dari omelan bu Singa" ucap Gita terkekeh. Ya anak kelas 12 ipa 2 memang menyebut bu Dian adalah bu Singa, sebab jika ia marah seperti singa yang mencari mangsa.
Saat ketiganya sedang sibuk memainkan handphonenya, tiba-tiba Abel mengagetkan
"Hah??" Abel membuat kedua temannya ikut kaget
"Kenapa si bel ngagetin aja" ucap Luna
"Dia ngeline gue" Abel menatap kedua temannya sambil menunjukkan handphonenya
"Jangan dibales bel jangann" cegah Luna
"Iya jangan bel, awas aja kalo sampe lo bales" ancam Gita
"Iyaa deh engga" ucap Abel pasrah
"Gabut banget nih" ucap Luna sambil menopang dagu dengan tangannya
"Main ToD yuk kayanya seru" ucap Abel semangat
"Ayo" sahut Gita

Permainan pun dimulai, Gita memutar pulpennya. Dan pulpen itu mengarah ke dirinya sendiri.
"Senjata makan tuan hahahah" Luna tertawa
"Truth or Dare?" Tanya Abel
"Hm.. Dare deh" jawab Gita
Abel dan Luna memikirkan tantangan apa yang akan di beri pada Gita
"Oh gue tau. Lo telpon mantan lo" Abel menjentikkan jarinya
"Kan dia lagi sekolah" ucap Gita
"Ya coba dulu siapa tau lagi free class" sahut Luna

Akhirnya ia pun mencoba telpon mantannya itu dan ternyata
langsung diangkat. Selama telpon itu berlangsung mereka cuma bertanya basa-basi tentang kabar dan yang lainnya.
"Puas lo berdua" ucap Gita sambil menutup telponnya. Abel dan Luna tertawa
"Puter lagi tuh" ucap Gita
Abel memutar pulpen tersebut dan ternyata mengarah ke Luna
"Truth or Dare" tanya Abel langsung
"Truth" jawab Luna enteng
"Lo masih suka sama Bayu?" Tanya Gita skakmat
Luna diam sejenak memikirkan apa yang harus ia jawab, lalu "iya masih" pipi Luna merah merona
"Kalo Bayu tau seru kali ya" Abel terkekeh
"Eh jangannn lah mau taro dimana muka gue" ucap Luna
"Yaudah lanjut, puter lagi Lun" perintah Gita

Dan pulpen itu mengarah pada Abel.
"Yess akhirnyaa, ini yang ditunggu haha" ucap Gita semangat, sepertinya Gita akan balas dendam pada Abel
"Truth or Dare" tanya Luna
"Dare" jawab Abel
"Hm..gue tantang lo ngajak Dimas jalan" ucap Gita

Ice PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang