Hujan turun semakin deras, seorang perempuan duduk dekat jendela sambil melihat hujan sesekali ia menghela nafas. Wajahnya tampak sangat sedih, ia tak menyangka keputusannya untuk pulang kampung setelah 2 tahun merantau ke Balikpapan tidak disambut bahagia oleh orang yang dicintainya. Ana dan Ario sudah berjanji untuk menikah tahun ini tapi siapa sangka Ario memutuskannya sepihak dengan alasan sudah mencintai perempuan lain, hati kecilnya sangat menyesal karna pulang kampung. Dia sudah bertekad ia hanya akan di kampung nya selama 2 minggu setelah itu dia akan pergi,entah akan pergi kemana tapi yang pasti dia ingin merantau. Dia akan meninggalkan Yogyakarta, tempat dimana dia dilahirkan, menghabiskan masa-masa kecilnya, meninggalkan semua kenangan buruknya dan bertekat menjadi manusia baru. Manusia yang tangguh tidak lemah karna laki-laki, manusia yang tidak mudah menangis karna kerasnya kehidupan. "makan dulu Na" perintah seorang perempuan dari dapur. "iya mak" sahut Ana.
Ana langsung menuju dapur dengan cepat dia mengambil piring dan sendok. Tak butuh waktu lama piring itu sudah penuh dengan nasi, lauknya ayam goreng plus sambal. Dia sangat kangen dengan masakan mamaknya, selama 2 tahun merantau dia lebih sering makan mie instan karna dianggap lebih praktis dan murah. Terkadang dia hanya makan dengan nasi dan kecap bila mulai 'eman' mengeluarkan uangnya. Selama merantau dia berusaha hidup hemat, setiap pengeluarannya dia hitung dengan detail. Dengan cepat dia menghabiskan makananya lalu mengambil kembali buku yg berjudul "Cara cepat belajar bahasa inggris" dia ingin pandai bahasa inggris atau setidaknya dia bisa bahasa inggris meskipun pasif. Baru 10 menit membaca, Hp nya berbunyi ada sms masuk. Wajahnya tersenyum bahagia, sms itu dari Bude nya. Seminggu yang lalu Ana meminta bantuan budenya untuk mencarikan lowongan pekerjaan, bude nya berjanji bila ada lowongan akan mengabari Ana .
"Na.. Disini ada lowongan kerja menjadi staff administrasi di dealer motor, bude udah masukin lamaran kamu, mau berangkat ke bali kapan ?"
Cukup lama Ana berfikir baru setengah jam kemudia dia membalas sms dari bude nya itu. "Besok saya akan mencari tiket bis ke Bali dan sabtu saya berangkat"
5 menit kemudian hp ny berbunyi lagi ada sms masuk, sms balasan dari bude nya
"iya Na.. semoga saja kamu diterima kerja.. gajinya lumayan diatas UMR Bali "
Ana tersenyum membaca sms itu, dia membayangkan akan pergi ke Bali. Dia bisa berjalan-jalan di pantai, melihat bule-bule yang konon katanya ganteng-ganteng apalagi jika dia diterima bekerja gajinya diatas UMR. Dan yang paling penting ia ingin melupakan Ario.
Ana langsung mendatangi orang tuanya yang sedang menonton tv, ia menjelaskan jika ia akan merantau ke Bali. Orang tuanya tidak mempermasalahkan dia merantau kemanapun asalkan tidak ke luar negeri, Mereka tidak mau Ana hidup di negeri orang yang katanya kejam. Orang tuanya tidak mau Ana mengalami penyiksaan seperti yang terjadi pada TKW bahkan ada TKW yang pulang ke kampung sudah jadi mayat. Orang tua nya tidak khawatir Ana ke Bali karna Ana akan dijaga oleh pakde dan budenya selama di Bali. Sekitar pukul 9 pagi Ana memanaskan mesin motornya, dia sangat menyayangi motornya itu. Rasanya sedih dia akan meninggalkan mio merahnya itu lagi untuk merantau, sejak sma sampai kuliah motor itu yang selalu setia menemani Ana kemanapun dia pergi. Hari ini dia berencana untuk membeli tiket bis setelah itu dia akan ke supermaket membeli beberapa baju dan jilbab. Dia berniat untuk mengenakan jilbab, dia selalu ingin berjilbab namun dulu hatinya belum yakin. Dia tak mau jika dia paksakan berjilbab nantinya hanya akan mengotori kesucian jilbabnya. Namun sekarang ia sadar bahwa memakai jilbab adalah kewajiban seorang wanita muslim meskipun sikap dan perbuatannya belum baik. Tapi Ana berjanji Jika dia berjilbab maka sifat,sikap dan perbuatannya harus menjadi lebih baik lagi. Baginya sangat tidak pantas ketika dia berjilbab tapi pakaiannya tidak menutup auratnya dan tidak mencerminkan seorang pemakai jilbab. Ana ingin berhijrah pelan tapi pasti.
Setelah berpamitan dengan mamak dan bapaknya, Ana pergi ke biro perjalanan. Disana dia mendapatkan 2 pilihan naik pesawat atau naik bis, jika dia naik pesawat maka 1 jam saja sudah sampai di Bali tapi jika dia naik bis kurang lebih baru 19 jam sampai di Bali. Cukup lama Ana berfikir, uangnya memang cukup untuk membeli tiket pesawat namun tiket pesawat jauh lebih mahal daripada tiket bis. Ana harus berhemat karna dia harus membeli baju dan jilbab, dia putuskan untuk membeli tiket bis yang harganya cuma separuh dari harga tiket pesawat. Tujuan selanjutnya dia akan ke supermaket membeli beberapa baju dan jilbab, dia membayangkan betapa bahagianya saat bisa memakai jilbab, betapa bangganya saat dia benar-benar mampu menutup auratnya. Meskipun saat belum memakai jilbab Ana sudah mampu menutupi auratnya tapi dia merasa akan lebih sempurna saat memakai jilbab.
*Sabtu Pagi
Semua barang-barangnya sudah dimasukkan dalam koper tadi malam, orang tuanya yang mengantar dia ke terminal. Ia senang keinginannya terkabul untuk merantau lagi. Sebelum masuk ke dalam bis ia mencium tangan kedua orang tuanya, ia ingin meneteskan air mata tapi ia tahan. Ana berjanji akan menjadi Ana yang baru, Ana yang mandiri,tangguh dan pantang menyerah. Ana duduk di kursi no 5 di sebelahnya ada seorang perempuan setengah baya, ia beruntung karna mendapatkan teman duduk seorang perempuan. Ana tak bisa membayangkan bila teman duduknya adalah seorang cowok, apalagi jika cowok itu bukan cowok yang baik, ia pasti sangat tidak nyaman.
Ana sampai di terminal mengwi pukul 5 pagi, di Bali waktu lebih cepat satu jam dibandingkan di jawa, jadi sekarang di bali pukul 6 pagi. Dia lalu mengambil hp nya dan sms budhe nya
"bude saya sudah sampai di terminal mengwi, tolong dijemput"
5 menit kemudian hp nya berbunyi ada sebuah pesan masuk dari budenya
"iya nduk, tunggu sebentar biar pakde mu yang jemput y
"Setengah jam kemudian seorang laki-laki berumur 40 tahunan menghampiri Ana yang sedang berdiri di depan pintu terminal. Ana langsung mengenalinya itu adalah pakdenya, dia langsung mencium tangan pakde nya itu.
"Lama nunggunya Na.. udah gede sekarang tambah ayu apalagi jilbab mu itu buat pakde pangling." Kata pakdhe sambil tersenyum.
"pakde bisa saja" sahut Ana sambil membalas senyum pakdenya
"sini tak bawain kopermu, budemu masak opor ayam khusus buat kamu" Kata pakde lalu mengangkat koper yang dibawa Ana.
Pakdenya mengangkat koper sambil menuju ke parkiran sepeda motor sedangkan Ana mengikuti dibelakangnya. Vario hitam milik pakdenya meluncur menyusuri jalanan kota denpasar, Ana melihat di sekitarnya, inikah Bali tak henti-hentinya ia kagum pada pemandangan di sekitarnya. Apalagi saat masuk wilayah bali tadi ia sempat melewati pantai. Vario pakde berhenti setelah sampai di depan sebuah rumah lantai 2, didepan rumah sudah ada budenya sedang menyapu halaman.
"Assalamu'alaikum, bude" Sapa Ana lalu turun dari sepeda motor.
Bude tersenyum, dia langsung menghampiri dan memeluk Ana. "Walaikumsalam nduk, udah gede sekarang, ayu lagi"
Meskipun orang islam namun pakde dan budenya memiliki rumah dengan bangunan khas bali karna dulu rumah itu milik warga asli Bali yang dijual ke Pakde. Sudah seminggu ini Ana tinggal di Bali, ia paling suka pergi ke pantai kuta saat sore hari melihat matahari terbenam, jarak rumah budenya tidak terlalu jauh dari pantai kuta. Berjalan setengah jam dia sudah sampai pantai kuta, matanya tak henti-hentinya memandang bule yang berkeliaran di kuta. Ana kagum pada mereka,kulit mereka putih apalagi turis jepang. Dia duduk di hamparan pasir sambil menunggu matahari terbenam, besok Ana akan wawancara pekerjaan, dia sangat gugup. Dia berharap bisa bekerja di bali karna dia sudah jatuh cinta pada Bali terutama matahari terbenam di pantai kuta. Tiba-tiba dari belakang ada yang menabraknya, seorang bule berambut pirang. Umurnya sekitar 25-30 tahun, kulitnya putih dan tampan. Sepersekian detik Ana dan bule itu bertatapan, bule itu pergi begitu saja tanpa meminta maaf pada Ana. Ana agak kesal dengan sikap bule itu, meskipun belum lama di bali yang ia tau bule-bule yang ada di Bali cukup sopan lain dengan bule yang menabraknya tadi.
#pakde : Akronim dari bapak gede, sapaan kepada kakak laki-laki ibu atau ayah
#bude : Akronim dari ibu gede, sapaan kepada kakak perempuan ibu atau ayah
#nduk : Akronim dari genduk, sapaan kepada anak perempuan di jawa, namun sekarang sebutan nduk itu mengalami perluasan makna
#pangling : Tidak mengenal lagi karna sudah banyak berubah
YOU ARE READING
Matahari Terbenam Di Pantai KUTA
Short StoryAkankah Ana mampu mengobati semua lukanya..