"Selamat datang Diana.." kataku oada diriku sendiri.
"Ooo...kamu sudah pulang, ya".
Suara itu..
" Aaaaa...!!!!" teriakku sekencang mungkin.Dicky ada disini. Ya Tuhan..ini pasti cuma halusinasiku saja. Tidak mungkin dia ada disini..ya tidak mungkin..Tenang Diana..tenang..Dicky sudah tidak ada, dan ini cuma bagian dari imajinasimu saja, batinku menenangkan diriku sendiri. Pelan-pelan kubuka mataku yang sedari tadi aku tutup, dan berusaha meyakinkan diriku sendiri kalau semua ini cuma ilusi.
"Kau kenapa??" tanyanya tepat didepan mukaku.
"Huuaaaa....!!!! Ini tidak mungkin..!!! Ini sangat tidak mungkin..!!! Ayo Diana..berpikirlah rasional. Kau hanya berimajinasi saja." kataku pada diriku sendiri.
PLETAK!!!
"Aow..sakit." rintihku kesakitan karena sebuah buku tebal terjun bebas tepat diatas kepalaku.
"Bagaimana??" tanya Dicky seolah meyakinkanku kalau dia itu nyata.
"Ini tidak mungkin...bukankah se-seharusnya kau sudah...ma...ti.." ucapku terbata.
"Aku memang sudah mati." katanya dengan gaya khas nya. Santai dan menyebalkan.
" ja-jadi ka-kamui-ini..."
"Aku adalah hantuuuu....huuuu..." katanya dengan muka seram. Tak ayal membuatku berteriak dan berlari ketakutan.
"Hahahaha....hahahaha...kau lucu sekali...hahaha...ternyata menjadi hantu itu menyenangkan sekali, ya.. Bisa menakut-nakuti orang sesukanya. Hahahaha...."
Cih..hantu macam apa dia itu...nggak hidup nggak mati tetap menyebalkan, batinku. Walaupun begitu aku takut hantu...
"A-apa kau benar-benar jadi hantu???" tanyaku yang masih setia didalam selimut.
"Tentu saja. Coba sini kamu pegang." katanya padaku. Dengan ragu-ragu kubuka selimut,tempat persembunyianku, dan mencoba mendekat sedikit kearahnya. Ku coba memegang tangan Dicky tapi hasilnya hanya kehampaan yang kuraih. Kucoba sekali kagi untuk meyakinkan, tapi hasilnya tetap sama. Hanya ada udara yang kutembus.
"Bagaimana?"
GLEK
"Ka-kau...benar-benar hantu". Jawabku sambil menelan ludah dan pastinya dengan wajah yang pucat pasi.
" Hahaha...aku memang hantu. Hantu Dicky. Hahaha..." tawanya dengan bangga dan kemudian melayang-layang di kamarku dan menembus tembok. Melihat kejadian ini sontak membuat tubuhku lemas. Bagaimana tidak??! Sekarang ada hantu di kamarku. Hantu Dicky. Orang yang selama ini selalu membuatku menangis dan orang yang paling aku benci.
"Kau kenapa??" tanyanya.
"Aku tidak percaya bisa melihat hantu. Dan hantu itu adalah kau !! Kenapa??! Kenapa hatus aku yang bisa melihatmu??? Kenapa??!" protesku.
"Hahaha...bukankah jawabannya gampang?? Bukankah kau sendiri yang bilang kalau kau merindukanku?? Kau masih ingat, kan?? Dan ternyata Tuhan mendengarkan do'amu. So, disinilah aku sekarang, hehehe. Ternyata Tuhan memang baik, ya, biarpun sudah menjadi hantu aku masih bisa mengganggumu. Hahahaha." katanya dan kemudian kembali melayang-layang.
Oh Tuhan....memangnya apa salahku??? Kenapa harus aku yang berurusan dengan hal-hal semacam ini??, batinku.
"Eemm..ternyata kamarmu seperti ini, ya. Tidak ada yang menarik sama sekali." kata Dicky yang entah sejak kapan sudah mengacak-ngacak kamarku.
"Hei, apa yang kamu lakukan??!! Berhenti mengacak-ngacak kamarku!!" teriakku. Tapi dasar Dicky si biang kerok dan si kepala batu, sekeras apapun aku berteriak tidak satu kalimatpun didengar olehnya, malah dia semakin menjadi-jadi. Dan....PLUK, sesuatu terjatuh dilantai. Dan itu. Buku Diariku.
"Eemm..apa ini?? Eemm...Diana's Diary. Uummm..sepertinya menarik." katanya dengan seringaian khas nya.
"Stop, jangan dibuka!!! Kalau kau berani membukanya barang selembar saja, aku..aku akan memukulmu Dicky." ancamku sambil memegang guling yang siap melayang kapanpun juga.
"Coba saja kalau kau bisa, uuweeekk...hahaha". Ejeknya kemudian melayang sambil tertawa keras. Dengn segera akupun mengejarnya yang melayang-layang dan berputar-putar tak tentu arah. Walaupun aku tahu kalau aku tidak bisa mengenainya, tapi paling tidak mengenai buku diari ku dan akhirnya terjatuh dari tangan Dicky. Aku tidak mau sampai orang lain membaca isi buku diariku, apalagi Dicky. Karena di dalam buku diariku itu tersimpan banyak sekali rahasia. Rahasia tentangku.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Pena Hitamku
Teen FictionKumpulan cerita pendek yang sempat mampir dalam benak dan tertuang didalam secarik kertas usang..