19: DEJA VU

1.9K 120 4
                                    

Setiap gerak-gerikmu selalu membuatku tersipu. Bagaimana caraku harus menggenggamu manusia yang hatinya berada di hati orang? Jika ada yang tau pakarnya, tolong beritahu aku. Malam ini aku mau kesana.

-Irama Melody Clasininda-

r e p i t i e n d o

"Apa salah dan dosaku sayang. Cinta suciku kau buang-buang. Lihat jurus yang kan babang berikan. Jarang goyang, jaran goyang." nyanyi Adrian sambil joget-joget. Ia mengikuti Kavin yang tengah memandu senam dari atas sini, dari rooftoop.

Aldi yang melihat itu rasanya ingin mendorong Adrian dari atas rooftoop ini. Dia mematikan pucuk rokoknya lalu membuangnya sembarang. Aldi berdiri lalu berjalan kearah Adrian. Sebenarnya pria itu lagi galau makanya dia terlihat begitu bersemangat semata-mata untuk menghilangkan rasa galaunya.

"Lo senam sambil meratapi nasib ditolak sama Lala ya?" kata Ares sambil menyulut rokoknya tanpa beban, ia tak memikirkan bahwa perkataannya sangat berpengaruh pada kondisi hati Adrian.

Adrian memberhentikan senam nya lalu berjalan mendekati Ares yang sedang tiduran. Ia menghentakkan kakinya hingga pasir di sekitar Ares tidur beralih ke wajahnya. "Shut up your fuck'ng mouth!" tatapan tajam nya sekilas saja lalu ia kembali mengikuti gerakan senam yang dipandu oleh Kavin.

"Gue curiga temen lo mengidap bipolar disorder." bisik Arnold yang diakhiri oleh kekehan kecil oleh Allen dan Ares.

Adrian terus meliuk-liukkan tubuhnya sambil tak henti-henti bernyanyi. Aldi memutar kedua bola matanya malas lalu memicingkan matanya, ia tengah mencari seseorang. Gotcha! Akhirnya pandangannya terkunci di satu titik, dimana seorang wanita tengah terduduk di pinggir lapangan. Tampak dari sini pria itu sedang memerhatikan seseorang yang berada diatas podium. Aldi yang melihat itu hanya bisa tersenyum miring. Ia mengambil ponselnya lalu mengirimkan line untuk Melody.

Aldi: Awas copot tuh mata!

Send,Sent!

Aldi menatap pergerakan Melody mengambil handphone nya dari kantong rok nya. Ia juga sempat melihat ekspresi wajah Melody yang agak kesal. Tak lama dari itu balasan line dari Melody pun memenuhi layar handphone nya

Ody: Apa dah lu!

Ody: Eh lo dmn? Tadi cewe lo nanyain ke gue, ya gue jawab aja gatau eh dianya malah nyolot.

Aldi menaikkan sebelah alisnya. Benarkah yang dikatakan Melody? Lupakan soal Melody sejenak sekarang ia ingin jumpa dengan gadisnya.

"Cabut dulu, mau ke Valerie." setelah mengatakan itu Aldi pun pergi meninggalkan keempat temannya

r e p i t i e n d o

Seperti biasa dimana kaki melangkah disitu mata melihat. Setiap langkah Aldi mengalihkan perhatian para siswi yang tadinya menatap kearah Kavin menjadi kearahnya. Pesona milik pria berkulit putih ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Mata gadis yang tadinya menatap takjub tiba-tiba menatap iri ketika seorang gadis memeluk lengan Aldi dari belakang.

"Kamu kemana aja sih aku cariin?" tanya Valerie sambil memeluk lengan Aldi.

"Jangan meluk-meluk disini sayang. Kita ke kelas aja gimana?" ajak Aldi.

Valerie menggeleng, "Aku ada rapat cheers. Kamu nanti pulang tungguin aku latihan ya. Kamu ga ada latihan basket kan hari ini?"

BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang