PROLOG

379 18 2
                                    

Sebastian Sean berlari menuju ke ruang gawat darurat rumah sakit malam itu. Hujan deras yang diiringi sambaran halilintar menambah ketakutan dalam hatinya. Perawat dan Dokter mempersilahkan dirinya untuk melihat keadaan anak-anak dan menantunya yang baru saja mengalami kecelakaan. Ia menatap dengan pandangan nanar pada mayat anak dan menantunya yang tak bisa lagi diselamatkan.

Satu-satunya yang masih bernafas meskipun kritis adalah anak perempuannya yang ketiga. Sebastian mendekat di sisi ranjang puteri kesayangannya itu. Dellisa membuka matanya dan menatap Ayahnya, wanita itu segera menggenggam tangan Sebastian dengan erat.

"Ayah, sembunyikan anak-anak kami. Jangan biarkan siapapun tahu kalau mereka masih hidup, biar orang lain menganggap mereka telah mati bersama kami. Elsa..., buatlah seakan hanya dia yang selamat, dan buatlah seakan dia mengalami trauma sehingga akhirnya dia tidak normal. Jauhkan dia dari dunia luar, jangan biarkan seorang pun mengingat wajahnya. Suatu saat nanti, mereka yang akan mencari siapa orang yang berusaha membunuh kami dan anak-anak kami. Aku mohon Ayah... ."

Detak jantungnya berhenti tiba-tiba. Dokter segera memberikan pertolongan lagi, namun gagal. Sebastian berusaha menguasai perasaannya. Permintaan terakhir Dellisa akan ia penuhi, karena ia sendiri juga ingin mengetahui siapa dalang dibalik semua kejadian itu.

* * *

Emerald HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang