18. WHO?

1.9K 192 6
                                    

"akh"

Rintihan itu lagi-lagi terdengar kala Nari terlalu menekan luka Jihoon disaat gadis itu sedang  fokus mengobati nya.

Nari menatap Jihoon, "sakit?"

Pria itu mengangguk, "eoh!"

"Hei, seharusnya kau tidak mengikuti ku waktu itu. Jangan melindungi ku juga. Lihat! Begini kan jadinya." Omel Nari sambil terus mengoles kan salep tersebut ke tangan Jihoon yang memar.

"Tapi Nari-ya.." Jihoon menggantungkan ucapannya, mulutnya terasa kaku kala ingin berucap.

"Apa?"

Jihoon meneguk ludahnya kasar, "aku malu.." ucapannya begitu lirih, sangking lirihnya sampai Nari menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

Jihoon kembali berujar, "aku malu. Tidak bisakah aku pakai celana dulu?" Jihoon bertutur dengan sangat hati-hati sambil melirik bagian bawah tubuhnya yang hanya terbalut boxer diatas lutut.

Nari menatapnya dengan tatapan datar, "jangan malu. Lagi pula kau tidak telanjang." Ujarnya enteng.

Jihoon kembali meringis, "begitu ya" hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Setelah itu keduanya kembali terdiam, Jihoon diam karena menahan malu sambil berdoa agar tidak ada member yang ke ruangan ini untuk sementara waktu. Bisa mati gaya dia kalau member tahu penampilan nya saat ini. Ugh!

Tapi.. Ya.. sayangnya tanpa Jihoon ketahui, semua member Wanna One sedang mengintip nya saat ini. Mereka berjejer rapi di balik tembok dengan kepala mereka yang sedikit menjumbul sambil melihat Jihoon yang terlihat sangat konyol disana. Semua member tampak diam kecuali Daehwi dan Jinyoung, duo cerewet itu menggosipkan Jihoon sambil terus saja terkikik.

"Astaga, Jihoon Hyung memang tak tau malu!"

"Ckckck"

"Bagaimana kalau kita foto saja?"

"Yayaya! Jinyoung-ah, kau gila?"

"Ah ayolaah.."

"Oke aku setuju."

"Oke oke, satu dua.."

Cekrek!









--


"Hah.." Nari menghela nafasnya pelan sambil kembali membolak-balikan halaman buku yang sebenarnya tidak ia baca.

Entahlah, rasanya seperti ada yang mengganjal, padahal hari ini Nari sudah melakukan hal yang seharusnya ia lakukan, ia juga tidak memiliki masalah dengan para member kecuali Daniel dan Jihoon. Nari slalu meyakinkan diri sendiri bahwa Daniel sedang ngelantur tadi, atau mungkin Daniel mabuk? Entahlah..

Nari juga seharusnya merasa tenang sebab seluruh member puas dengan masakannya tadi pagi, mereka makan lahap sekali sampai nambah-nambah. Lalu apa masalahnya?

Ah iya! Nari baru ingat, ia sempat curiga dengan seseorang tadi. Ya, tadi saat Nari naik bus sampai ke sekolah, ia seperti dituntuti oleh seseorang, sayangnya orang tersebut memakai pakaian yang amat sangat tertutup membuat Nari tidak bisa mengenali identitasnya,

"Kira-kira siapa?" Nari menggunakan pada dirinya sendiri.

Kalau dipikir-pikir, tidak mungkin keluarga nya mencari nya, karena jelas sekali mereka seakan membuang Nari dan tidak ingin berhubungan dengan seorang yatim piatu seperti nya, bahkan disekolah pun ia juga diperlakukan seperti itu.

Nari menarik nafasnya lalu menghembuskan nya dengan amat pelan, ia mencoba menenangkan diri sendiri dan berbicara pada dirinya sendiri,

'tidak Nari-ah, semua akan baik-baik saja'

Gadis itu membatin lalu tersenyum dan mulai menjalani hari nya seperti biasa lagi.

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi, menandakan bahwa semua siswa-siswi harus memasuki kelas untuk mengikuti jam pelajaran selanjutnya.

Samar-samar Nari mendengar derap langkah yang semakin mendekat, disusul dengan gerombolan murid yang mulai memasuki kelas dan duduk di bangkunya masing-masing. Tapi, ada hal aneh yang sedikit mengusik pendengaran Nari kali ini, yakni ketika mereka membicarakan sesuatu yang cukup membuatnya tertarik untuk sekedar menguping sedikit,

"Wanita tua itu, pemilik toko buki terbesar di Korea kan?"

"Hei, dia juga seorang istri dari pemilik YJ group."

"Ahh.. perusahaan besar itu?"

"Iya.."

"Apa dia bangkrut sampai-sampai membuat keributan di Hall tadi?"

"Entahlah, tapi masa iya sih orang sekaya itu bangkrut dalam sesaat?"

"Tadi dia juga berteriak-teriak, ahh wanita itu benar-benar sudah gila."

"Ckckck, paling sebentar lagi akan ada konferensi pers, semoga saja sekolah ini tidak terlibat."

"Begitulah kalau hanya kaya tanpa ada ketenangan hidup, bisa-bisa gila"

"Ah iya kau benar.."


'orang gila? Siapa?'

Sesungguhnya Nari benar-benar ingin bertanya pada mereka tentang apa yang terjadi tapi ia urungkan semua niatannya sebab ia tahu, apa yang akan ia dapatkan jika berbicara dengan mereka. Bukannya mendapat jawaban, Nari malah akan mendapatkan hinaan dan pukulan.

'lebih baik diam Ahn Nari, kelak kau juga akan tahu sendiri' batin Nari sambil terus meredam rasa penasarannya.










To be continue

Makasi yang udah nunggu..😆 thankyu So much..

Hope U like it

AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang