"Ingat ya, nadz, elu tuh harus bersyukur karena elu bakal nikah sama seorang pengusaha yang ganteng kaya paulo" gadis yang sedang duduk bersama nadine ini benar-benar membuat nadine BT karena perkataan nya.
"Apa lu bilang, bersyukur, yassi, yassi, asal lu tau ya, gue itu sama sekali ga bersyukur, dengerin tuh baik baik" ujar nadine dengan muka jutek nya.
Gadis yang bersama nadine ini adalah yassi presman, yassi adalah sahabat terbaik nadine, mereka sangat dekat, bahkan kedekatan nya sudah seperti saudara kandung.
"Terserah elu deh nadz, gue sebagai sahabat cuma bisa kasih saran. Selamat ya 1 minggu lagi elu bakal nikah" ucap yassi lalu memeluk nadine dan nadine juga membalas pelukannya.
' makasih yas, elu adalah sahabat terbaik gue satu satunya, maaf karena ini adalah pertemuan terakhir kita yas ' ujar nadine dalam hatinya dengan masih memeluk yassi, dan mulai berkaca kaca.
Mereka saling melepaskan pelukannya, dan saat yassi menatap nadine dia melihat mata coklat nadine yang berkaca kaca.
"Nadz, elu nangis?" tanya yassi heran.
Pertanyaan itu malah membuat nadine benar-benar menjatuhkan air matanya.
"Nadine elu kenapa, di tanya ko malah nangis?" tanya yassi lagi dengan lembut sambil mengusap bahu nadine.
"Engga gue gpp" nadine menjawab lalu menyeka air matanya.
"Beneran gpp?" tanya yassi lagi karena heran dengan sikap nadine.
"Iya gpp" jawab nadine meyakinkan sambil tersenyum tipis.
"Ya udah deh, nadz udah siang nih, gue pulang dulu ya" pamit yassi.
"Iya hati-hati ya" ujar nadine.
"Oke, bye" ujar yassi lalu berlalu dari nadine.
Setelah yassi pergi nadine masuk kedalam rumahnya.
"Sayang makan dulu yu" seorang wanita paruh baya yang tengah duduk di sofa itu menyuruh nadine dengan sangat lembut.
"Maaf mah, nadine udah kenyang" ucap nadine lalu berlalu dan masuk ke kamarnya tanpa menoleh ke mamahnya.
Wanita paruh baya itu adalah mamah nadine, dia bernama Myraquel Paguia Lustre. Myraquel merasa sangat sedih karena sifat anaknya yang cuek dan jutek itu. Dia merasa semua ini bertambah karena perjodohan nadine dan paulo.
***
Di dalam kamar nadine tengah merapikan baju bajunya entah apa yang ingin dia lakukan. Bahkan dia pun menulis surat.
Maaf karena aku udah mengecewakan kalian, tapi aku benar-benar ga bisa nikah sama paulo karena aku ga Cinta sama dia, aku akan pergi jauh dari negara ini, mamah sama papah ga usah khawatir, karena aku akan baik-baik aja disana.
Kurang lebih ini adalah isi surat nadine. Selesai menulis surat dia langsung pergi lewat jendela, ya bisa dibilang juga kabur.
Tok Tok Tok
"Nadine buka pintunya sayang mamah mau ngomong" ujar muraquel di depan pintu.
Mendengar tidak ada jawaban dari nadine, dan pintu yang terkunci myraquel pun berubah menjadi panik.
"Papah, pah... " teriak myraquel
"Ada apa mah" tanya Ulysses penasaran.
"Pah buka pintu nya, nadine ngunci pintunya, dan mamah panggil panggil dia juga ga ngejawab" myraquel menjelaskan dengan panjang lebar.
Ulysses langsung mendobrak pintu kamar nadine dan masuk kedalamnya, betapa terkejutnya saat mamah dan papah nadine menemukan surat yang tergeletak di kasur berwarna biru milik Putri kesayangan nya.
"San fransisco i'm coming" ujar nadine didalam pesawat.
Guys love in san fransisco up nih
Abis baca vote and comment ya.If you like this story, follow me
Add to your reading list
Thanks for read
See you next part, bye :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In San Fransisco
FanfictionCinta sejati tidak akan pernah terpisahkan. Seperti Cinta james dan nadine. Mereka saling mencintai walau pada awalnya dia saling bertengkar, tetapi lama kelamaan benih benih Cinta tumbuh dan membuat mereka tidak terpisahkan. Tapi takdir berkata la...