Satu

1.1K 150 38
                                    

Yerim mencengkram perutnya dan mengatur nafasnya perlahan. 

Tahan, Kim Yerim, tahan.

Ia bisa merasakan getaran di perutnya dan menggigit bibirnya kesal.

Tolong, wahai perut, tolong jangan berbunyi sekarang saat kelas sedang sangat sunyi dan senyap –

Kriuuuuk.

Semua mata di dalam ruang kelas XII-4 menoleh ke arah Yerim, dan si gadis hanya bisa menunduk kepalanya malu, merutuki perut rakusnya dalam hati.

Aish.

Tidak hanya itu, Yerim kemudian merasakan pukulan ringan sebuah buku di atas kepalanya. Gadis itu meringis dan mendongak ke atas, manik cokelatnya mendapati wajah tampan guru kimianya itu yang kini sedang mengangkat salah satu alisnya.

"Kim Yerim...bawa dirimu dan perut black-hole mu itu ke laboratorium di lantai tiga setelah kelas selesai," ucap Jeon Jungkook dengan nada datar.

Seluruh kelas tertawa usai mendengar perkataan Jungkook, dan Yerim hanya bisa mengangguk pasrah.

Ia mencibir dalam hati.

Hey, perutnya bukan benar sebuah black-hole, oke?

Ia hanya menyantap sebuah roti isi kacang merah dan sekotak susu pisang pagi itu. Padahal biasanya ia mampir ke minimarket dekat sekolah untuk membeli kimbap atau onigiri agar membantu mengganjal perutnya yang memang...well, terlalu energetik. Katakanlah Yerim memiliki metabolisme yang tinggi. 

"Ah, Jung Jaehyun, kau juga ikut datang bersama Yerim nanti."

Mendengar hal itu, Yerim mengernyitkan alisnya.

Hm, Jaehyun juga?

Ada apa ini?

Lamunan Yerim buyar saat bel istirahat berbunyi tepat pukul sebelas pagi, dan saat itu juga, Jung Jaehyun – ketua kelas mereka – berdiri dari kursinya dan memberi aba-aba pada seluruh kelas untuk mengucapkan salam kepada sang guru.

Mata cokelat Yerim mengikuti sosok Jungkook yang berjalan ke arah pintu, dan jantungnya berhenti sejenak ketika pandangannya bertemu dengan tatapan intens guru kimianya itu. Ia menggigit bibir bawahnya dan bernafas lega ketika pria itu akhirnya keluar dari kelas mereka. Meletakkan kepalanya di atas meja, Yerim meregangkan tubuhnya dan bergeliat malas.

"Oi, Nona Kim Yerim si perut karet! Kau tidak pergi menemui Jungkook-ssaem?"

Yerim merasakan sebuah beban di punggungnya dan mendengus.

"Ugh, ya, Kim Saeron, kau sungguh berat. Bisakah kau pindah dan bertengger di tempat lain?"

"Tidak mau!" Ucap gadis sebayanya itu nakal.

"Tsk, Nayeon-ieeeee!" Rengek Yerim manja, menatap temannya yang satu lagi dengan melas. "Tolong bantu singkirkan koala ini dariku."

Im Naeyeon tertawa kecil saat melihat kedua sahabatnya yang lagi-lagi sedang bertengkar layaknya Tom and Jerry. "Kalian ini ya, benar-benar. Sudahlah, lagi pula Yerim, kau harusnya sekarang ikut dengan Jaehyun untuk menemui Jungkook-ssaem di lab kan?"

Yerim diam membisu di tempatnya dan hal ini tidak terlintaskan dari kedua temannya itu.

"Hei, ada apa? Kau harusnya senang loh bisa dipanggil oleh Jungkook-ssaem. Dia kan – ya, sangat tampan!"

Yerim mengerucutkan bibirnya. "Kim Saeron, sekarang aku lebih peduli pada perut malangku dari pada memikirkan betapa tampannya guru kimia kita itu."

Lost on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang