19. YOU'RE NOT MY MOM!

1.9K 196 22
                                    

Dua detik lalu speaker yang berada di tiap-tiap ruang sekolah menyerukan bahwa jam istirahat telah dimulai, dan ternyata satu menit setelah itu, Nari mendengar bahwa salah satu guru menginformasikan agar ia segera ke ruang BK. Sejatinya Nari tidak tahu apa yang membuat nya dipanggil, tapi Nari mencoba menenangkan diri agar semua baik-baik saja.

"Aku tidak memiliki masalah apapun, kenapa harus gugup?" Gadis itu menggumam sambil terus berjalan menyusuri koridor agar sampai ke ruang BK.

Sesampainya Nari disana, Nari langsung membuka pintu ruangan dan mengucapkan salam,

"Anyeonghaseo" ujarnya sopan sambil sedikit membungkuk.

Sang guru hanya mengangguk sebagai balasan. Setelah itu Nari diminta untuk duduk disalah satu sofa yang berjejer rapi disana. Bisa Nari lihat bahwa ada tiga guru beserta seorang wanita tua yang bermuka pucat sedang menatap kearahnya, salah satu dari mereka, yakni guru Choi mulai berucap pada Nari,

"Sebelumnya maaf karena mengganggu waktu istirahatmu."

"Tidak apa-apa, Bu" jawab Nari sambil tersenyum.

"Sebenarnya banyak yang ingin kami tanyakan pada mu, Nari" guru Choi berhenti sejenak, lalu melanjutkan,

"Apakah ada seseorang yang memanipulasi identitas mu? Memalsukan namamu misalnya?"

Nari terkejut atas pertanyaan barusan, Nari lahir dengan nama Nari, sebagai Nari, kenapa dipertanyakan?

"Tidak, tidak ada. Saya Nari. Sedari dulu saya Nari."

Kali ini guru Hong yang menyela, "benarkah? Apa benar kau ini tidak punya keluarga?"

Nari terdiam, ia menunduk.

"Nari.." guru Choi mulai mengusap punggung gadis itu, "kau tidak apa-apa kan? Kami ingin tahu untuk klarifikasi" jelasnya.

Nari mendongak, "klarifikasi tentang apa? Aku tidak berbohong atas identitas ku sendiri. Aku memang tidak punya orang tua."

"Kau tau nama orang tua mu?" Guru Choi bertanya halus.

Nari menggeleng, "aku tidak mau tau."

"Nari-ah, kau harus memberitahu kami agar kami bisa klarifikasi."

"Tidak perlu di klarifikasi, saya punya bukti kalau dia adalah anak saya" tiba-tiba wanita tua yang berwajah pucat itu berkata tegas seakan tak terbantah.

Nari membelalakkan matanya, ia tidak kenal dengan wanita ini, lalu kenapa ia mengaku sebagai orang tua Nari?

Selama beberapa saat Nari hanya diam kala wanita pucat itu mengambil ponsel dari dalam tas branded nya dan menunjukkan sebuah foto disana. Nari kembali melotot ketika melihat ia seperti berada didalam foto itu. Tapi Nari cuma bisa diam, ia belum mengerti,

"Bukankah ini Nari saat berumur sembilan tahun? Kami mengambil foto ini di salah satu resort kami di Bali. Nari sangat suka seafood disana." Wanita itu mencoba menjelaskan pada guru Choi dan guru Hong.

Nari menggeleng, "itu bukan aku."

"Tidak, itu kau!" Wanita tua itu benar-benar keras kepala dan suka memaksakan kehendaknya.

Sedangkan itu, guru Hong malah sibuk menenangkan wanita tua itu sambil terus memohon agar wanita itu bisa sedikit bersabar,

"Nyonya Nam, sabarlah sedikit."

'oh, jadi namanya nyonya Nam?' Nari membatin sejenak, lalu kembali berujar,

"Saya benci kedua orang tua saya, tapi bukan berarti saya bodoh, bukan pula berarti saya buta. Bagaimana pun juga saya tahu nama mereka dan bagaimana wajah mereka, dan itu bukan Anda, nyonya Nam" Nari berujar tegas layaknya orang dewasa. Mata gadis itu seakan menusuk nyonya Nam yang seenak jidat mengklaim sesuatu yang bukan hak nya.

Nyonya Nam tersenyum miring, "kau anakku, jelas, buktinya wajahmu sama persis dengan wajah anakku yang berada di foto ini"

"Maaf Nyonya," lagi-lagi Nari menatap tajam wanita dihadapannya, "mungkin dia bukan aku, aku tidak bisa makan seafood, aku alergi seafood. Bagaimana mungkin aku yang alergi seafood malah suka dengan seafood?"

"Dan lagi, aku tidak tahu apa itu Bali. Karena selama aku hidup aku slalu berada di Korea." Lanjutnya.

Kali ini pandangan Nari beralih ke tiga guru dihadapannya, "jika Anda tidak percaya, silakan buka arsip biodata lengkap yang saya tulis awal kelas sepuluh, disana tertera jika saya mengidap alergi seafood. Selain itu, kalian juga bisa mengunjungi panti asuhan saya yang lama, namanya panti asuhan Awan Putih, disana Anda akan mendapatkan informasi lebih mengenai saya." Kali ini Nari menatap ketiga gurunya.

Guru Choi mengangguk, "baiklah. kami akan berkunjung ke panti asuhan mu nanti"

Sejenak Nari terdiam kala ia mengucapkan kata 'panti asuhan' barusan. Dulu ia tinggal disana bersama Nara, dan...

Tunggu!

'apakah mungkin gadis yang ada pada foto itu Nara?' Nari membatin sambil terus berfikir, Nari tidak tahu apakah Nara suka seafood, karena mereka memang jarang makan makanan mahal seperti itu, tapi Nara memang suka sup rumput laut.

'jika dia adalah Nara, berarti nyonya Nam ini adalah.. ibu angkatnya?'

"Nari, kau bisa kembali ke kelas" tiba-tiba kepala sekolah berujar dan langsung membuyarkan pikiran Nari.

Akhirnya Nari tersenyum sambil berdiri dan menunduk hormat, lalu meninggalkan ruang BK dengan banyak tanda tanya di kepalanya,

'jika benar nyonya Nam adalah orang tua angkat Nara, lalu, kenapa dia menuduhku sebagai Nara? Bukankah Nara seharusnya ada disampingnya? Kenapa dia seakan-akan sedang mencari Nara dan salah orang seperti ini?' Nari kembali bicara pada diri sendiri. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika otaknya menemukan suatu kalimat yang menohok hatinya,

'apa Nara hilang?'

Nari menggeleng keras, "tidak, dia pasti baik-baik saja. Mereka keluarga yang kaya, mereka pasti bisa menyembuhkan Nara. Nara baik-baik saja" ia menggunakan kecil walau firasatnya seakan menolak keras. Firasatnya penuh bimbang dan rasa khawatir membuat Nari lagi-lagi harus menghembuskan nafasnya dengan hati-hati,

"Aku tidak keberatan kami terpisah, asal Nara baik-baik saja."








To be continue

Holaaa😍 author lagi ga ada kuota😂 #curhat 😂😂😂 hope U like it.. yuu naikkan peringkat yuu😂

AT WANNA ONE'S DORM | PJH💣 #COMPLETE#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang