24 Desember.
Akabane Karma menghembuskan nafasnya berat saat matanya menangkap tanggal itu di kalendernya. Rasanya ia ingin menghapus tanggal itu jika ia bisa. Tanggal yang dibulati dengan lingkaran merah dan bertuliskan 'Hari tersial' diatasnya.
Ia ingat, sehari yang lalu Yuma Isogai datang ke rumahnya, memberi informasi sekaligus mengundang Karma untuk menghadiri acara reuni alumni kelas 3-E. Awalnya ia hendak menolak, namun ia berubah pikiran setelah Isogai dengan senang hati membisikkan sesuatu ke telinganya.
Menutup mata sesaat, pemuda bersurai merah itu kemudian mengambil jaket hitam miliknya dari lemari dan melangkah pergi meninggalkan rumah.
"Kudengar ia akan datang."
-•••-
Kedua kaki Karma melangkah pelan, menyusuri jalan bersalju untuk mencapai kelas 3-E Kunugiagoka Junior Highschool. Matanya menyipit, berusaha melihat bangunan itu dari kejauhan, dan ia sadar jika tidak ada sedikitpun perubahan dari bangunan yang merupakan kelasnya sepuluh tahun yang lalu.
"Oi! Akabane!"
Karma menghentikan langkahnya saat mendengar panggilan seseorang. Ia menoleh ke belakang hanya untuk menemukan Isogai yang melambai ke arahnya.
"Yo," Karma berucap pelan sambil mengangkat sebelah tangan, tidak peduli jika Isogai mendengarnya maupun tidak.
Isogai tersenyum lebar sebelum berlari menghampiri Karma yang mulai berjalan lagi. Pemuda berambut hitam itu berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Karma, dan merangkul mantan teman sekelasnya itu.
"Jadi," Isogai menoleh ke arah Karma, "kau datang?"
"Tentu, kau tidak akan melihatku disini jika aku tidak datang," jawaban yang tepat bagi pertanyaan konyol Isogai.
"Ah, selera humormu tidak berubah, tetap buruk," Isogai melepaskan tangannya dari bahu Karma.
Karma mengangguk pelan, "tentu, bagaimana mungkin waktu sepuluh tahun bisa mengubahku?"
Isogai mengerutkan alisnya, bersikap seakan ia tidak setuju dengan perkataan Karma, "ya, bagiku itu cukup."
Karma berdecak pelan, ia sama sekali tidak berminat untuk mengobrol dengan Isogai saat ini. Tanpa sadar kini mereka sudah memasuki area bangunan 3-E, nampaknya Karma tidak sadar karena Isogai yang tidak berhenti berbicara. Sungguh, itu membuatnya bosan. Langkah kedua pemuda itu terhenti tepat di depan pintu kelas 3-E, Karma tahu teman-temannya telah ada di dalam dari suara yang ia dengar.
Karma masih diam di posisi ia berdiri saat Isogai membuka pintu. Dengan wajah sumringah, pemuda yang merupakan ketua kelas 3-E itu berjalan memasuki ruangan dan mulai menyapa semua yang ada disana.
Hampir semua orang hadir di ruangan ini, mulai dari Kaede Kayano hingga Ritsu —Karma tidak yakin bagaimana caranya gadis kecerdasan buatan itu bisa datang. Ini semua sama sekali tidak membuat Karma merasa tersentuh karena kekompakkan teman-temannya atau apapun itu, ia malah merasa canggung dan menyesal menerima ajakkan Isogai. Rasanya ia ingin berbalik dan pergi saja.
"Dia ada disana," Karma tersentak saat tiba-tiba saja Isogai muncul dibelakangnya, seketika ia ingin belajar bagaimana cara pemuda itu bergerak dengan cepat. Sebelah tangan Isogai terangkat, menunjuk ke arah dua orang yang tengah berbicara di tengah kelas, tertawa seakan tidak ada orang lain di sekitar mereka.
Karma menghela nafasnya, matanya terarah pada sosok dengan rambut yang diikat kuncir kuda. Yukiko Kanzaki, si nona kelas. Ia masih cantik, sama seperti terakhir kali mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
RomanceAkabane Karma merasa menyesal hadir pada acara reuni kelas 3-E. Berkumpul bersama teman-teman lamanya bukanlah suatu hal yang ia harapkan dan tak pernah sekalipun terbesit dipikirannya. Ia sadar jika acara ini hanya akan membuatnya merasa canggung d...